Suara Kasih : Teguh pada Tekad

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Berpegang Teguh pada Tekad
 

Kondisi politik yang kacau membuat hidup warga tak tenang
Bersatu hati dan bahu-membahu dalam membantu korban bencana
Menghadapi segala rintangan karena adanya tekad yang teguh
Melangkah dengan mantap dan makin giat bersumbangsih

Lihatlah demonstrasi di Mesir yang telah berlangsung lebih dari 2 minggu. Kondisi setempat semakin kacau. Meski hidup penuh kesulitan, namun bila hati dan pikiran tenang, maka kita akan sanggup menjalaninya. Kekacauan terjadi akibat hati manusia yang tak jernih. Jika pikiran dan tindakan seorang pemimpin negara menyimpang, maka akibatnya akan sangat mengkhawatirkan. Ini akan menciptakan ketidakstabilan politik. Bila negara tak stabil, tentu warganya tak dapat hidup tenang. Jika pemerintah dapat bersikap baik dan tulus, ini merupakan berkah bagi warga negaranya.

Unjuk rasa yang dilakukan warga Tunisia berpengaruh hingga ke Mesir dan Timur Tengah. Di Yordania, ribuan warga pun mulai berunjuk rasa. Namun, karena warga Yordania tak terlalu keras, maka unjuk rasa yang dilakukan pun tak terlalu “keras”. Mereka menggelar 3 demonstrasi yang meminta pemerintah menangani masalah kenaikan harga barang, tingkat pengangguran yang tinggi, serta reformasi politik dan ekonomi. Mereka juga meminta perdana menteri turun dari jabatannya. Unjuk rasa yang dilakukan di beberapa negara ini menuntut hal-hal yang sama.

Berbagai hal yang saya ulas setiap hari membuat perasaan saya sedih dan senang. Ada kalanya kita melihat kisah yang menghangatkan hati sehingga merasa bahwa hidup ini sungguh dipenuhi berkah dan keharmonisan. Di Yordania, ada sepasang kakak beradik yang sering berkunjung ke padang gurun dan komunitas warga yang tinggal di tenda-tenda untuk memberikan bantuan yang mereka butuhkan. Insan Tzu Chi di Yordania sangat sedikit. Hanya ada 9 anggota komite, 6 relawan yang sedang menjalani pelatihan, dan 40 donatur.

Inilah sekelompok kecil insan Tzu Chi yang ada di sana. Meski dengan jumlah orang yang sedikit mereka harus menangani banyak hal, namun mereka bersedia memikul tanggung jawab. Mereka sungguh mempraktikkan ajaran Buddha dan berjalan di Jalan Bodhisatwa.

Saya sungguh berterima kasih kepada relawan Ji Hui dan adiknya. Mereka tak hanya lahir dari orang tua yang sama. Mereka sama-sama memiliki hati Buddha, menjalankan tekad Guru, dan berjalan di Jalan Bodhisatwa. Kesatuan hati mereka menciptakan kekuatan untuk membuat warga setempat hidup tenang. Belakangan ini, kondisi di Timur Tengah sangat tak stabil. Namun, insan Tzu Chi di Yordania tetap melakukan pendistribusian bantuan musim dingin di sana. Mereka menjalankan semua hal yang dilakukan oleh insan Tzu Chi di Taiwan. Mereka juga mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun. Semua anggota komite, relawan, maupun donatur diundang ke acara ini. Dalam situasi genting seperti ini, mereka harus lebih tulus lagi.

Dalam acara tersebut, mereka menayangkan kilas balik kegiatan Tzu Chi 2010. Ketidakmurnian hati manusia, bencana alam, dan bencana akibat ulah manusia disaksikan oleh semua orang yang hadir. Kita berharap mereka dapat mengambil hikmahnya serta berdoa dengan hati yang tulus. Melihat kehidupan warga kurang mampu yang serba sulit, diharapkan semua orang dapat memahami dan merasakan penderitaan mereka. Di Yordania, ada jutaan orang yang hidup dalam kekurangan dan butuh bantuan. Saat harga barang melonjak, kehidupan warga kurang mampu semakin sulit. Jadi, barang bantuan yang dibagikan tahun ini juga bertambah banyak. Karena harga barang naik, maka biaya untuk membeli barang pun membengkak. Relawan setempat yang sangat sedikit harus memerhatikan dan memenuhi kebutuhan begitu banyak orang. Ini sungguh bukan hal yang mudah.

Setelah membeli banyak barang berkualitas baik, mereka menemukan masalah dalam hal pengiriman karena harga bahan bakar juga naik. Perusahaan pengangkutan barang hanya memberikan potongan biaya pengiriman. Mereka tak bersedia mengirimnya dengan gratis. Apa yang harus kita lakukan? Untunglah, ada seorang warga setempat yang bernama Hasam Abumusa bersedia membantu dengan sepenuh hati. Ia juga mengajak beberapa orang lainnya untuk turut membantu. Ia berkata bahwa sesulit apapun, asalkan hal itu benar, lakukanlah saja! Meski aksi protes di Yordania terus berlangsung, insan Tzu Chi setempat tetap bertekad untuk saling mendukung.

Dalam kondisi masyarakat yang tak stabil, mereka harus melangkah maju dengan mantap agar hati para warga dapat menjadi tenang dan kehidupan dapat berlangsung dengan baik. Meski kekuatan yang ada tak besar, namun mereka berusaha sekuat tenaga. Semangat gotong royong seperti yang dimiliki sekelompok semut tak boleh mundur. Saya sungguh tersentuh akan hal ini.

Kita juga melihat hal yang menghangatkan hati. Sepatu yang dipakai oleh anak-anak setempat telah rusak dan berlubang. Insan Tzu Chi pun mengukur telapak kaki mereka dan membeli sepatu baru bagi mereka. Tak hanya sepatu, mereka juga membelikan peralatan tulis dan memberi semangat kepada anak-anak agar giat belajar. Mereka juga mengajarkan sopan santun dan cara bersyukur. Mereka membimbing anak-anak dengan penuh cinta kasih. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Hati Bodhisatwa ada dalam diri mereka. Kita harus memiliki welas asih terhadap semua makhluk dan menghadapi segala rintangan. Karenanya, kita harus punya tekad yang teguh. Inilah yang harus kita lakukan. Semoga semua orang di dunia dapat melihat penderitaan sesamanya dan segera mengulurkan tangan bagi orang-orang yang membutuhkan. Semoga kita semua dapat saling membantu sehingga setiap orang dapat hidup mandiri dan mengembangkan cinta kasihnya. Saya yakin bencana di dunia pasti berkurang. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Bersyukur dan Berbagi di Tahun Baru Imlek

Bersyukur dan Berbagi di Tahun Baru Imlek

19 Februari 2021

Dalam rangka tahun baru Imlek, Tzu Chi Sinar Mas berbagi cinta kasih kepada sesama dengan memberikan bantuan paket sembako kepada warga di Desa Teluknaga, Tangerang pada 13 Februari 2021.

Menanam dan Menerima Berkah

Menanam dan Menerima Berkah

16 September 2015

Sebanyak 90 relawan melakukan kunjungan kasih ke rumah para penerima bantuan Tzu Chi pada tanggal 13 September 2015. Sebelum terjun ke lokasi, relawan diberikan pengarahan tentang apa saja yang boleh dilakukan saat kunjungan kasih maupun yang tidak boleh dilakukan. Usai melakukan kunjungan kasih, relawan pun memberikan sharing pengalaman mereka.

Tanpa Langkah Pertama, Tidak Akan Ada Langkah Selanjutnya

Tanpa Langkah Pertama, Tidak Akan Ada Langkah Selanjutnya

30 April 2019

Training kedua bagi relawan berseragam Abu Putih di komunitas He Qi Barat 2 dilakukan di Tzu Chi Center pada 28 April 2019. Kegiatan ini diikuti oleh 71 relawan.

The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -