Suara Kasih : Tiga Kebaikan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Bertindak, Berucap, dan Berpikir dengan Baik
 

Menjaga tindakan, ucapan, dan pikiran dengan baik
Mengendalikan nafsu makan dengan bervegetarian
Bervegetarian demi terhindar dari penyakit
Menciptakan berkah melalui tindakan, ucapan, dan pikiran

"Kini saya tak mau lagi membeli produk makanan dari Jepang. Tak mau lagi," kata seorang warga Taiwan. "Untuk sementara waktu ini saya tak mau membeli ikan dari Jepang karena khawatir telah terkontaminasi. Orang-orang gemar mengonsumsi sirip ikan. Kini, hindarilah karena bahan kimia yang terdapat di dalamnya akan melekat di tulang kita," kata seorang warga yang lain.

Lihatlah Jepang. Akibat adanya radiasi nuklir, baik warga Taiwan maupun negara-negara lainnya, tak berani mengonsumsi produk makanan dari Jepang. Di wilayah tempat sirip ikan diolah, empat bencana melanda dalam waktu bersamaan. Inilah buah dari karma buruk kolektif manusia yang tercipta tanpa mereka sadari. Karena itu, dalam keseharian kita harus bermawas diri dan berhati tulus serta menghindari perbuatan, ucapan, dan pikiran yang salah.

Tiga perbuatan salah yang besar adalah membunuh, mencuri, dan tindakan asusila. Inilah perbuatan salah yang mudah kita lakukan, jadi tingkatkanlah kewaspadaan. Kemudian, 4 ucapan salah meliputi berkata kasar, berdusta, menyanjung dengan maksud tak baik, dan menjelekkan orang lain. Dan 3 pikiran salah adalah ketamakan, kemarahan, dan kebodohan. Jadi, ada 10 tindakan salah melalui perbuatan, ucapan, dan pikiran. Kita harus senantiasa waspada akan 10 tindakan salah ini.

Kebiasaan makan juga harus diperhatikan. Demi memuaskan nafsu makan, banyak orang mengonsumsi daging hewan. Demi menikmati daging hewan, mereka melupakan hati nuraninya. Kala menyantap daging hewan, sesungguhnya mereka juga telah menelan habis hati nurani mereka. Mereka melupakan hati nurani demi kenikmatan sesaat. Hal ini sungguh mengkhawatirkan karena akan menciptakan karma buruk dan terus terakumulasi. Orang-orang berpikir bahwa daging hewan dapat membuat tubuh lebih sehat. Kita harus tahu bahwa daging hewan mengandung banyak racun. Lihatlah, orang yang gemar makan daging sapi sering terkena penyakit sapi gila. Sedangkan yang gemar makan daging babi terserang penyakit tangan, kaki, dan mulut. Dan yang gemar makan daging unggas menderita penyakit flu burung. Lagi pula, makanan semua hewan mengandung zat kimia.

Sesungguhnya, hewan juga memiliki perasaan. Jika dikurung dalam ruang yang sempit, ia akan merasa tak nyaman. Dengan lingkungan hidup yang tak alami, tak hanya tubuh mereka yang jatuh sakit, batin mereka juga demikian sehingga dalam tubuh mereka terkandung racun. Mengapa kita harus mengonsumsi daging mereka? Kita hendaknya dapat membangkitkan welas asih dan rasa tak tega mengonsumsi daging hewan. Kita seharusnya demikian.

Kita harus hidup dengan cara yang alami. Dari mana kita dapatkan makanan alami yang bergizi? Yang paling baik adalah hasil lahan. Apakah harus produk yang diimpor? Tidak. Asalkan kita dapat menjaga kualitas air dan tanah, maka apa pun yang kita tanam akan memberikan hasil yang baik, penuh gizi, dan aman untuk dikonsumsi. Lihatlah sebuah sekolah di Kaohsiung. Salah seorang gurunya melihat Tzu Chi menggalang dana bagi Jepang. Guru yang memiliki welas asih ini pun mengimbau para siswanya untuk bervegetarian dan membangkitkan cinta kasih mereka. "Saya sangat tersentuh saat menyaksikan program Da Ai TV yang menggalang dana bagi Jepang. Saya pun berkata kepada para siswa bahwa berapa pun jumlah uang yang mereka donasikan, yang terpenting adalah niatnya," ujar guru tersebut. Tindakan ini membuat sekolah dipenuhi atmosfer cinta kasih. Melihat ini, hati saya dipenuhi kehangatan. Asalkan kita dapat menumbuhkan cinta kasih dan kebajikan dalam hati anak-anak, mereka akan bersumbangsih bagi sesamanya.

Kita juga melihat para anggota Tzu Ching di Kaohsiung dan Taichung. Mereka turun ke jalan untuk mensosialisasikan vegetarian dan mengonsumsi produk makanan dalam negeri. Ini adalah tindakan yang sangat baik. Kita dapat melihat kaum muda yang mengembangkan cinta kasih dan kebijaksanaannya dengan mensosialisasikan vegetarian. Hal ini sangat baik. Ada juga seorang pemilik perusahaan yang mengimbau para karyawannya untuk bervegetarian. Sungguh, kita harus menjaga hati dan pikiran dengan baik. Jika ingin hidup damai, kita harus berhati tulus, bertobat, dan bervegetarian.

Para Bodhisatwa sekalian, kita harus yakin bahwa gema doa kita akan terdengar oleh para Buddha dan makhluk pelindung Dharma. Untuk itu, setiap orang harus berbuat kebajikan. Dengan terciptanya banyak karma baik, maka bencana di dunia akan berkurang. Jika hanya sebagian kecil orang yang berusaha, saya khawatir hal ini tak akan tercapai. Beberapa hari lalu, insan Tzu Chi mengadakan pembagian barang bantuan di Jepang. Cuaca setempat sangat dingin. Kita dapat merasakan penderitaan mereka. Selama beberapa hari kemarin, para relawan telah membagikan bantuan di 10 titik pengungsian. Mereka berangkat dari Taiwan menuju Jepang untuk bersumbangsih di lokasi bencana. Karena adanya radiasi nuklir, banyak orang enggan pergi ke lokasi bencana. Namun, ada satu organisasi dari Taiwan yang berkunjung ke sana dengan penuh hormat dan cinta kasih.

Para korban bencana sungguh merasa tersentuh. Meski proses penyaluran bantuan kali ini sungguh penuh rintangan, para relawan telah melakukannya dengan baik dan kehangatan sangat terasa di sana. Pada malam hari sekitar pukul 8 setelah mereka tiba di penginapan, mereka menelepon saya untuk memberi tahu bahwa mereka dalam keadaan baik. Gempa masih sering terjadi dengan kekuatan di atas 5 SR. Kondisi ini sangat berbahaya dan warga setempat sangat ketakutan.

Dalam keadaan seperti ini, kita harus mengambil hikmahnya. Janganlah kita berpikir bahwa bencana terjadi di tempat yang sangat jauh dari kita. Sama sekali tidak jauh. Kita semua hidup di atas bumi yang sama dan saling berkaitan. Intinya, hendaknya kita semua makin waspada. Karma tercipta dari tindakan, ucapan, dan pikiran kita. Tindakan baik akan menciptakan karma baik dan tindakan jahat akan menciptakan karma buruk. Akhir kata, saya berharap semua orang tahu bahwa di dunia ini tak ada yang dapat kita kendalikan. Yang terpenting adalah kita percaya akan hukum karma. Ini adalah siklus yang alami. Hendaknya semua orang selalu mengingat bahwa semua hal yang terjadi adalah hasil atau akibat dari perbuatan kita sendiri. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Malam Keakraban Imlek 2018 di DAAI TV

Malam Keakraban Imlek 2018 di DAAI TV

22 Januari 2018
Perayaan Imlek identik dengan suasana keluarga yang akrab, saling peduli satu sama lain. Pesan itu pula yang coba DAAI TV tampilkan melalui acara Malam Keakraban Imlek DAAI TV yang digelar pada Sabtu, 20 Januari 2018.
Pelatihan Bagi Para Guru

Pelatihan Bagi Para Guru

15 Juli 2011
Pelajaran budi pekerti memang sungguh diperlukan dalam menanamkan nilai kehidupan terutama budaya humanis agar dapat meningkatkan rasa hormat dan menghargai dalam kehidupan.
Keceriaan Anak Asuh He Qi Pusat di Tepi Pantai Jakarta

Keceriaan Anak Asuh He Qi Pusat di Tepi Pantai Jakarta

30 Juni 2016
Anak-anak asuh He Qi Pusat dan para relawan Tzu Chi menggelar pertemuan bulanan di Pantai Carnaval Ancol Jakarta. Suasana pantai membuat mereka tampak bahagia.
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -