Sumbangsih untuk Aula Jing Si

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya, Hadi Pranoto, Henry Tando (He Qi Utara)
 
 

fotoTzu Chi membuka kesempatan kepada para relawan dan anggota masyarakat yang ingin bersumbangsih untuk pembangunan gedung Aula Jing Si. Sumbangsih dari masyarakat ini disimbolkan dengan satu genteng yang berarti satu doa dan harapan untuk Aula Jing Si.

Di salah satu sudut bangunan Aula Jing Si, terdapat tumpukan genteng yang disusun berjejer rapi. Di sampingnya, barisan relawan Tzu Chi duduk rapi dengan meja yang memanjang. Lokasinya yang berada di sisi kiri pintu keluar membuat stan ini cukup mencolok dan menarik perhatian. Apalagi, beberapa relawan Tzu Chi tampak aktif menyapa dan menjelaskan kepada para relawan dan masyarakat tentang apa yang sedang mereka lakukan.

Seperti yang dilakukan oleh Lusi dan Lie Fi Lan, dua orang relawan ini begitu bersemangat menjelaskan dan mengajak relawan serta masyarakat bersumbangsih untuk pembangunan Aula Jing Si. ”Seminggu sebelumnya kita sudah sosialisasikan bahwa bagi yang ingin bersumbangsih untuk pembangunan Aula Jing Si dapat dilakukan hari ini,” kata Lusi ceria. Maklum saja, ia baru saja berhasil mengajak satu keluarga bersumbangsih untuk Aula Jing Si. ”Banyak yang mau berdana, soalnya mereka juga percaya dengan Tzu Chi,” sambung Fi Lan mantap.

Satu Genteng Sama dengan Satu Doa
Perayaan Waisak tahun ini memang berbeda. Selain ada pameran poster Budaya Humanis Tzu Chi, dibuka pula kesempatan bagi para relawan, donatur, dan masyarakat yang ingin berdana bagi pembangunan Aula Jing Si. Karena pada bulan Agustus mendatang rencananya akan ada pemasangan genteng di Aula Jing Si, maka donasi kali ini ditujukan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan menyumbangkan uang sebesar Rp 500.000, nama para donatur akan ditulis dan ditempelkan di genteng yang akan dipasang.

Menurut Lusi, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan penggalangan dana ini, tujuan dari kegiatan ini sebenarnya adalah menggalang hati dan doa semua orang untuk pembangunan Aula Jing Si. ”Tujuan kita mencari dana sebenarnya adalah untuk satu doa mereka, bukan harga dari nilai gentengnya. Arti dari genteng itu sendiri adalah 1 genteng sama dengan satu doa kita untuk seumur hidup,” terang Lusi yang siang itu tampak bersemangat menyapa dan menjelaskan kepada setiap pengunjung untuk turut bersumbangsih bagi Aula Jing Si.

foto  foto

Ket : - Lusi, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator penggalangan dana ini dengan penuh semangat              mengajak setiap orang bersumbangsih dalam pembangunan Aula Jing Si. (kiri)
          - Dengan penuh sukacita, relawan dan masyarakat umum bersumbangsih untuk Aula Jing Si. (kanan)

Salah satu peserta perayaan Waisak yang tergugah untuk bersumbangsih adalah Aida dan suaminya Susanto. Pasangan suami-istri ini mendonasikan 5 buah stiker – yang akan ditempelkan di genteng Aula Jing Si – untuk mereka berdua, anak, dan orangtua. ”Saya rasa pembangunan Aula Jing Si ini sangat baik dan fungsinya itu yang akan lebih baik karena anggota Tzu Chi begitu banyak, sehingga memang membutuhkan bangunan yang lebih besar untuk menampung kegiatan-kegiatan Tzu Chi ini. Saya sebagai masyarakat kecil ingin ikut berpartisipasi dalam pembangunan ini,” kata Aida.

Aida sendiri sudah 5 tahun ini menjadi donatur Tzu Chi. Dan ia yakin betul jika dana yang diberikannya ke Tzu Chi akan dimanfaatkan untuk membantu orang yang membutuhkan dan selalu tepat sasaran. ”Tzu Chi begitu banyak berbakti untuk masyarakat. Kami bisa melihat tindakan-tindakan dan perbuatan mereka yang dilakukan selama ini. Pembuktiannya sudah sangat jelas: memang nyata dan berbakti kepada masyarakat,” ungkap Aida.  ”Kami sangat mengagumi jerih payah orang Tzu Chi. Mereka (Tzu Chi) selalu tampil pertama setiap kali terjadi bencana di dunia. Jadi, meskipun kami belum bisa bergabung sebagai relawan, tapi dalam hati kami sangat kagum dan menghormati,” kata Susanto menambahkan.

Aida dan Susanto juga berharap agar nantinya Aula Jing Si ini bisa lebih mengakomodir semua orang dari berbagai suku, agama, dan ras yang berbeda-beda, ”Ada kegiatan sekolah minggu dan perkumpulan untuk mendidik generasi muda, jadi tidak hanya kegiatan sosial, tapi bisa juga untuk semua kegiatan yang bermanfaat bagi anggota masyarakat.”

Harapan yang sama diungkapkan oleh Chen Yin, relawan Tzu Chi, ”Lebih bagus bila bisa mengajak semua orang berpartisipasi, jadi tidak hanya pada sekelompok agama tertentu saja. Saya sendiri sering mengajak teman-teman dari berbagai agama untuk mengenal dan mengunjungi Tzu Chi.” Chen Yin yang datang bersama suaminya, Albert Saputra, siang itu mendonasikan 10 stiker untuk dipasangkan di genteng Aula Jing Si. ”Tzu Chi dah dikenal dan dipercaya oleh masyarakat, dan terbukti, jadi kita ikut berpartisipasi dalam pembangunan Aula Jing Si ini.”

foto  foto

Ket : - Setiap donatur yang bersumbangsih dapat menuliskan namanya di stiker yang ditempelkan di genteng             yang nantinya dipasang di Aula Jing Si. (kiri).
         - Hingga acara selesai (pukul 14.00 Wib-red), tercatat ada 1.562 buah genteng yang terkumpul. Ini berarti             ada 1.562 nama donatur untuk pembangunan Aula Jing Si. (kanan)

Mengajak Semua Orang di Jalan Tzu Chi
Lusi yang dibantu sekitar 30 relawan tampak kewalahan melayani para pengunjung yang hendak berdana. Hingga acara selesai (pukul 14.00 WIB -red), tercatat ada 1.562 buah genteng yang terkumpul. Ini berarti ada 1.562 orang donatur untuk pembangunan Aula Jing Si dalam perayaan Waisak kali ini. Menurut Lusi, penggalangan ini sengaja dilakukan di hari Waisak, ”Ini karena hari baik, kita sedang adakan perayaan Waisak dan kita juga coba menggalang hati para relawan, donatur dan peserta.”

Ketika ditanyakan kenapa menggunakan media genteng, Lusi menjelaskan, ”Karena sejak membangun Aula Jing Si ini kita sudah mencari donatur untuk semen, pasir dan lainnya. Karena akhir Agustus ini akan ada pemasangan genteng, jadi kita galang untuk pelaksanaan kegiatan ini.” Karena itulah Lusi tidak menargetkan berapa donatur atau genteng yang akan tersalurkan.

”Tujuan kita sebenarnya adalah menyucikan hati manusia dan bisa bergabung dengan Tzu Chi, sehingga nanti jika gedung Aula Jing Si jadi, maka akan semakin banyak relawan yang bergabung dan menebar kasih di Indonesia, sehingga Indonesia bisa terhindar dari bencana dan masyarakatnya sejahtera, aman, dan damai,” terang Lusi.

  
 
 

Artikel Terkait

Penghiburan untuk Pengungsi Gunung Sinabung

Penghiburan untuk Pengungsi Gunung Sinabung

09 September 2016
Relawan Tzu Chi Medan mengunjungi para pengungsi letusan Gunung Sinabung di Posko Jambur Korpri Sadaarih. Dalam kunjungan pada 4 September 2016 tersebut, relawan menghibur para pengungsi yang telah lama merasakan kejenuhan.
 Pelita Yang Menerangi Hati

Pelita Yang Menerangi Hati

22 Juni 2011
Saat dibagikan bacang vegetarian, nenek Chen mulai meneteskan air mata karena perhatian dan cinta kasih yang diterimanya dari insan Tzu Chi sangat menyentuh hatinya.  Untuk menghibur Nenek Chen, kami melakukan Shou Yu (isyarat tangan)  yang berjudul “Satu Keluarga”.
Mendapat Kebahagiaan Sejati di Tzu Chi

Mendapat Kebahagiaan Sejati di Tzu Chi

03 Agustus 2020

Tzu Chi Talks bertopik “My Tzu Chi Life’s Script” dengan narasumber Liliawati Rahardjo, seorang relawan senior Tzu Chi yang juga Managing Director PT. Summarecon Agung Tbk, berlangsung pada Sabtu 1 Agustus 2020, diikuti oleh 455 partisipan LIVE melalui ZOOM, Youtube, Instagram, dan Facebook Tzu Chi Indonesia.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -