Tak Kenal Maka Tak Sayang

Jurnalis : Mei Susanti (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Mei Li, Wais Al Kharny (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Minggu pagi, 20 Oktober 2019, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Kelas Budi Pekerti. Kali itu ada sebanyak 52 murid kelas budi pekerti, 43 orang relawan, serta 8 tamu undangan yang ikut dalam kelas.

Bila seseorang memiliki hati yang penuh cinta kasih, ia akan menebarkannya kepada semua makhluk yang ada di dunia ini. Orang yang memiliki cinta kasih pasti senantiasa akan merasa bahagia. Seperti yang disampaikan Master Cheng Yen dalam Kata Perenungannya, “Orang yang paling bahagia adalah orang yang memiliki cinta kasih.”

Untuk mengerti lebih dalam akan kata perenungan Master Cheng Yen tersebut, Minggu pagi, 20 Oktober 2019, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Kelas Budi Pekerti. Kali itu ada sebanyak 52 murid kelas budi pekerti, 43 orang relawan, serta 8 tamu undangan yang ikut dalam kelas.

Tema yang di angkat dalam kelas budi pekerti kali itu ialah Menyayangi Sesama Makhluk Adalah Wujud dari Cinta Kasih. Untuk mendukung kegiatan kali ini Tzu Chi mengundang salah satu komunitas pecinta hewan khususnya jenis hewan reptil yang ada di Karimun yakni KOREK (Komunitas Reptil Karimun).

KOREK sudah terbentuk sejak 10 tahun lalu, tepatnya pada 10 Oktober 2009. Komunitas ini mewadahi minat, hobi, dan ketertarikan pada hewan reptil yang tergolong hewan liar dan juga buas. Namun, dari beberapa jenis hewan reptil ini telah mampu dijinakkan dan beradaptasi dengan mereka.


Muhammad Bidin, Humas KOREK memberikan penjelasan tentang tujuan dibentuknya KOREK. Dirinya menjelasan bagaimana melakukan pertolongan pertama apabila digigit ular berbisa.

Komunitas ini tidak hanya menjinakkan hewan jenis reptil saja bahkan mereka juga aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat agar turut serta melestarikan dan menjaga ekosistem, bahkan menjaga kelestarian hewan yang terancam punah terutama hewan yang ada di Pulau Karimun.

“Tujuan kami mendirikan komunitas ini supaya menghilangkan paradikma masyarakat bahwa reptil itu berbahaya. Sebenarnya reptil itu tidak bahaya kalau kita merawatnya dengan benar karena pada dasarnya reptil itu takut dengan manusia. Intinya kami mengedukasi masyarakat, anak-anak dari tingkat paling dasar: Paud, TK, SD, SMP, SMA, sampai ke kulihan juga. Lalu ibu-ibu PKK, juga ibu-ibu rumah tangga khususnya,” jelas Muhammad Bidin, Humas KOREK.

Ada berbagai macam hewan reptil yang dibawa oleh tim KOREK, yakni ular, biawak, iguana, landak, kalajengking, tarantula, bahkan mereka juga membawa jenis hewan musang. Hewan-hewan tersebut sudah tentu saja hewan liar yang sudah dijinakkan dan bahkan telah menjadi teman bagi komunitas ini. Bagi orang umum, hewan yang dibawa tim korek adalah hewan yang buas dan berbahaya, oleh karena itu tim KOREK memberikan penjelasan serta pemahaman agar anak-anak mengetahui cara pemeliharaan dan perawatan hewan-hewan reptil tersebut.


Vinnelson (9) salah satu siswa kelas budi pekerti mengaku mendapatkan banyak ilmu baru dengan hadirnya KOREK di Kelas Budi Pekerti Tzu Chi.

Anak-anak pun sangat antusias dengan kedatangan KOREK. Sebelumnya mereka diperkenalkan terlebih dahulu tentang beberapa macam hewan reptil yang khususnya ada di Pulau Karimun. Mereka juga diperkenalkan langsung dengan hewan reptil, selain itu anak-anak mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara merawat hewan serta pertolongan pertama apabila terkena digigit ular berbisa.

“Yang pertama kita tidak boleh panik karena itu akan membuat racun cepat menyebar, lalu kita harus pakai tali untuk ikat tangan yang terkena gigitan, memberi alkohol, serta kasih air yang mengalir pada bekas gigitan ular, dan pergi ke rumah sakit,” kata Vinnelson, siswa Kelas Budi Pekerti yang mengulang penjelasan tim KOREK.

Tamu yang sedikit berbeda pada Kelas Budi Pekerti ini bertujuan agar anak-anak bisa langsung bersentuhan dengan dunia hewan dan berbagi kasih dengan mereka tanpa kecuali. Tentunya selain untuk lebih menyayangi hewan, mereka juga bisa berlatih kewaspadaan dan kehati-hatian saat berhadapan dengan reptil.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Belajar Merawat Bumi Sejak Dini

Belajar Merawat Bumi Sejak Dini

25 Maret 2015
Untuk menanamkan sikap peduli pada lingkungan, maka harus kita mulai sejak dini. Dari sinilah kita dapat belajar bagaimana cara merawat, menjaganya agar bumi dapat memberikan pengaruh yang baik bagi kehidupan manusia. Untuk menanmkan sikap peduli terhadap lingkungan, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengajak orang untuk menjaga bumi kepada anak-anak Kelas Budi Pekerti yang dilaksankan pada hari Minggu, 15 Maret 2015.
Membentuk Karakter yang Baik Dengan Pendidikan Budi Pekerti

Membentuk Karakter yang Baik Dengan Pendidikan Budi Pekerti

21 November 2019

Di Tahun 2019, Kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban sudah memasuki tahun ke 14, dan Kelas Pendewasaan Tzu Shao Ban memasuki usia ke 11. Tentunya perjalanan panjang khususnya pendidikan Budi Pekerti bagi para murid, banyak memberikan perubahan dalam pembentukan karakter anak yang lebih baik.

Sepuluh Tahun Kelas Budi Pekerti : Ajarang Jing Si yang diterapkan dalam Keseharian

Sepuluh Tahun Kelas Budi Pekerti : Ajarang Jing Si yang diterapkan dalam Keseharian

28 Oktober 2015 Kamp Bimbingan Kelas Budi Pekerti Erdongban selama 2 hari (24-25 Oktober 2015) meninggalkan banyak kesan bagi murid-murid. Tidak hanya kesan, tetapi niat untuk berubah yang dimulai dari diri sendiri pun mulai terbentuk.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -