Tampilan Baru Sarana Menuntut Ilmu

Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rangga Setiadi, Hendra Gusnadhy, Galvan (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoKeadaan Bangunan sekolah yang hancur terkena gempa.

Hancurnya puing-puing bangunan sekolah sempat menjadi pemandangan yang memilukan bagi para murid beserta guru di SDN 1 dan 3 Pangalengan, Bandung. Bencana alam gempa bumi dengan kekuatan 7,3 skala ritcher yang berpusat di 142 kilometer sebelah barat daya Tasikmalaya pada tanggal 2 September 2009 lalu tersebut, telah meluluhlantakkan seluruh bangunan di sekolah ini.

 

Wilayah Bandung Selatan, khususnya Pangalengan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Bandung merupakan daerah paling parah yang terkena dampak dari gempa bumi. Murid yang seharusnya menuntut ilmu di dalam kelas dengan bimbingan para guru, harus kehilangan kesempatan untuk belajar.

Paska gempa bumi, bangunan sekolah sudah tidak layak pakai. Para murid tidak lagi memiliki sarana untuk menggapai cita-cita mereka. Namun hal itu tidak berlarut lama. Yayasan Buddha Tzu Chi bekerja sama dengan Kodam III/ Siliwangi, menunjukkan kepedulian dengan memberikan bantuan berupa pembangunan kembali sekolah yang hancur terkena gempa, yaitu SDN 1 dan 3 Pangalengan.

Pembangunan Total
Proses pembangunan diawali dengan kegiatan peletakan batu pertama pada tanggal 17 Januari 2010. Selama masa pembangunan, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan namun untuk sementara dialihkan dahulu di sekolah bambu yang jaraknya berseberangan dengan sekolah utama. Ide ini tercetus dari Yayasan Buddha Tzu Chi, yang bertujuan agar kegiatan belajar mengajar di SDN 1 dan 3 Pangalengan tetap berjalan sambil menunggu proses pembangunan.

foto  foto

Ket :   - Meskipun tidak nyaman, namun para siswa mencoba untuk berkosentrasi belajar di sekolah bambu,                hingga proses pembangunan sekolah mereka selesai. (kiri)
           - Tidak hanya memilki bangunan baru Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan juga mempunyai                beragam fasilitas tambahan yang bermanfaat bagi kegiatan belajar mengajar. (kanan)

Perubahan sekolah menuju ke arah yang lebih baik pun dimulai. Sekolah dengan luas tanah 6,927 m2 ini dibangun kembali, dengan melibatkan sekitar 150 seniman bangunan beserta Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pembangunan tidak mengembalikan sekolah ke bentuk semula. Namun, arah pembangunan dikonsep kembali dari segi arsitekturnya, juga ada penambahan beberapa sarana penunjang lainnya. Sebuah gagasan yang kreatif untuk mewujudkan kenyamanan menuntut ilmu bagi para penerus bangsa. Tidak hanya bangunan saja yang mengalami perubahan. Nama sekolah pun ikut berubah nama menjadi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan yang semulanya bernama SDN 1 dan 3 Pangalengan (peleburan sekolah antara SD 1 dan 3).

Perubahan yang terjadi pada sekolah ini terdapat pada penambahan beberapa ruangan yang berfungsi sebagai sarana penunjang, serta menambahkan bangunan sekolah menjadi menjadi 2 lantai. Pada bagian lantai 1 terdapat 24 ruangan yang terdiri dari 21 ruangan kelas, 1 ruang UKS, 1 ruang tata usaha, 1 ruang aula, serta toilet pria dan wanita yang dilengkapi dengan wastafel yang dibagi menjadi 4 unit. Ditambah dengan sarana penunjang lainnya yang terdiri dari lapangan upacara/lapangan basket, masjid, pos jaga, dan kantin. Sedangkan di lantai 2 terdapat ruang perpustakaan, laboratorium komputer yang dilengkapi fasilitas internet, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, dan 2 unit toilet guru yang merupakan fasilitas baru di sekolah ini. Sedangkan ruang guru dan ruang kepala sekolah merupakan fasilitas yang sudah ada di sekolah ini, hanya saja terjadi pemindahan ruangan yang letaknya terdapat di lantai 2.

Tidak hanya pembangunan sekolah saja yang dikerjakan. Penanaman pohon pun turut menjadi bagian dari proyek ini. Penanaman pohon di sekolah ini merupakan perwujudan dari salah satu misi Tzu Chi yaitu misi pelestarian lingkungan. Beberapa jenis tumbuhan ditanam disini. Diantaranya ada sebanyak 20 pohon cemara norfolk yang beralaskan rumput hijau menghiasi sekolah ini. Penanamannya dilakukan di depan kelas dan mengelilingi lapangan basket. Ditambah dengan 2 pohon Pancasila (Taboe Boeya) yang terletak di bagian depan gedung sekolah yang penanamannya dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono.

foto  foto

Ket : - Tidak hanya kokoh, bangunan sekolah ini juga selaras dengan alam. Berbagai tanaman pun ditanam              sebagai salah satu bentuk nyata dari salah satu misi Tzu Chi yaitu pelestarian lingkungan. (kiri)
          - Inilah kondisi ruang kelas mereka sekarang, yang sangat jauh berbeda dengan sekolah sebelumnya.              Kini mereka bisa dengan nyaman belajar dan meraih cita-cita mereka. (kanan)

Berubah 180 derajat
Drastis. Itulah perubahan yang terjadi di Sekolah ini. Pembangunan kembali yang memakan waktu 6 bulan 20 hari tersebut, membuat sekolah ini menjadi sangat berbeda dengan keadaan sebelumnya, baik dari segi bangunan maupun suasana belajarnya. Selain penataan kembali ruangan-ruangan dan penambahan fasilitas, sekolah yang sudah berdiri sejak 1959 ini dibangun dengan desain arsitektur gedung sekolah khas Tzu Chi. Hal itu diungkapkan Herman Widjaja selaku ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung. “Bentuk keseragaman baik di dunia maupun dimana-mana kalo Tzu Chi membangun sekolah bentuknya seperti ini, karena nyaman dan terlihat kokoh. Penuh kekuatan,” ungkap Herman Widjaja, saat meresmikan sekolah.

Perubahan suasana dirasakan oleh Nenden, salah satu guru di Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan. “Baru beberapa hari ini anak-anak senang dan nyaman dibandingkan di sekolah bambu, keliatan mereka,” katanya. Nenden pun berharap akan ada perubahan kualitas yang positif dari para murid yang menuntut ilmu di SD ini. “Mudah-mudahan ada, karena dengan sarana dan prasarana lengkap ini dibandingkan dengan sarana dan prasarana di sekolah bambu, mudah-mudahan disini bisa membangkitkan semangat anak-anak lagi. Mudah-mudahan anak-anak bisa memanfaatkan ini,” ungkapnya.

Kini bangunan sekolah telah diisi kembali oleh aktivitas-aktivitas anak bangsa. Arsitektur sekolah dengan pedoman bangunan khas Tzu Chi yang kokoh, nyaman, dan penuh dengan kekuatan ini, tidak hanya menyajikan tempat belajar yang terlindung dari matahari dan hujan saja. Semoga hadirnya kembali sekolah ini dengan tampilan dan fasilitas yang baru dapat memberikan perubahan yang berarti dalam proses belajar mengajar di sekolah ini. Ditambah dengan lahan yang luas berbalut suasana alam yang sejuk, diharapkan ditempat ini lah para penerus bangsa bisa tampil gemilang demi menggapai cita-citanya.

  
 
 

Artikel Terkait

Malu dan Takut Berbuat Jahat

Malu dan Takut Berbuat Jahat

16 September 2016

Kelas budi pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dibagi menjadi dua kelompok belajar yang terdiri dari kelas usia kecil dan usia besar. Keduanya belajar untuk malu dan takut berbuat jahat. Banyak tekad luhur yang diucapkan usai mengikuti kelas yang dilaksanakan pada tanggal 11 September 2016.

Baksos Kesehatan Tzu Chi Indonesia di Serambi Mekah

Baksos Kesehatan Tzu Chi Indonesia di Serambi Mekah

08 Januari 2025
Yayasan Buddha Tzu Chi, bekerja sama dengan TNI AD Iskandar Muda, menggelar Baksos Kesehatan ke-146 dalam rangka memperingati 20 tahun pascabencana tsunami Aceh. Kegiatan digelar pada tanggal 14-25 Desember 2024.
Kepedulian di Bulan Ramadan

Kepedulian di Bulan Ramadan

28 Juni 2016

Relawan Tzu Chi Batam membagikan 108 paket lebaran kepada warga tidak mampu di sekitar Aula Jing Si Batam sebagai bentuk kepedulian Tzu Chi menjelang lebaran. Tiga hari sebelum pembagian paket dilakukan pembagian kupon.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -