Teladan dan Contoh Bagi Orang Lain

Jurnalis : Suyanti Samad 謝宛萍 (He Qi Pusat), Fotografer : Suyanti Samad 謝宛萍 (He Qi Pusat)

Rasa keingintahuan dan terlibat langsung dalam setiap kegiatan Tzu Chi, serta jalinan jodoh baik adalah faktor pendorong bagi Piter untuk bergabung di Tzu Chi.

Kantor Sekretariat He Qi Pusat, yang terletak di gedung ITC Mangga Dua lantai 6, Jakarta Utara, yang merupakan tempat pelaksanaan kegiatan komunitas He Qi Pusat, kembali menjadi saksi sejarah perjalanan para Bodhisatwa melalui Pelatihan Relawan Abu Putih ke-2 tahun 2016. Pelatihan ini guna memperpanjang barisan relawan Tzu Chi Indonesia dengan tema yang diusung “Menghargai Berkah dan Menciptakan Berkah”.

Pelatihan ini diselenggarakan pada hari Minggu, 20 Maret 2016, dibantu oleh  39 relawan Tzu Chi. Kegiatan ini dimulai dari pukul 08.30 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB serta diikuti oleh 90 relawan abu putih dan relawan kembang. Para calon relawan abu putih terlihat sangat antuasias saat memasuki ruang training dengan semangat dan serius mengikuti setiap materi yang disampaikan oleh pembicara.  Para relawan yang hadir berasal dari Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bogor, Cibinong, Bekasi (Jawa Barat), dan Tangerang (Banten) yang merupakan relawan komunitas dari He Qi Pusat

Like Hermansyah selaku Ketua He Qi Pusat telah menyiapkan 6 materi pelatihan dengan mengundang 4 orang komite senior untuk berbagi pengalaman mereka dalam menjalankan Misi Tzu Chi di komunitas mereka masing-masing. Materi Manajemen Relawan dibawakan oleh Suriadi, Wie Sioeng dengan Misi Amal, Misi Pelestarian Lingkungan oleh Johnny Chang dan Suherman dengan "Pelatihan ke Dalam, Praktik ke Luar". Dua orang pembawa materi lainnya adalah Kisah Master Cheng Yen yang dibawakan oleh Yanny Sukadjaya dan Keindahan Budaya Humanis oleh Ernawaty

Wie Sioeng mengajak relawan untuk melakukan misi amal dengan penuh ketulusan tanpa beban. Relawan juga diharapkan dapat tegar dalam menghadapi suatu masalah, sekaligus memiliki tekad yang kuat dalam melangkah di jalan Tzu Chi.


Tiarlin Apridawati (memegang map merah) tersentuh ketika ikut Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi. Menurutnya, relawan yang menolong, tetapi relawan yang harus mengucapkan terima kasih kepada orang yang dibantu.

Semangat Menjalani Misi Amal Tzu Chi

Langkah pertama Tzu Chi di Indonesia diawali melalui Misi Amal. Misi Amal adalah 10 tahun pertama Tzu Chi, dan merupakan akar dari Tzu Chi. Dalam pelatihan ini, Wie Sioeng (46) menjelaskan misi amal dengan bahasa gambar karena lebih mudah dicerna oleh setiap relawan. “Yang paling penting adalah keteladanan kita bagaimana kita dalam menjalani misi amal, sebagai  contoh bagi mereka. Kita bergerak bekerja Tzu Chi dalam misi amal," jelas relawan dari He Qi Timur ini.

Keinginan Wie Sioeng mengajak relawan dalam melakukan misi amal dengan penuh ketulusan tanpa beban dan tegar dalam menghadapi setiap permasalahan. “Saat relawan terbentur dalam menjalani kegiatan Tzu Chi, ataupun mengalami suatu masalah, relawan bisa menyelesaikan setiap masalah dengan sabar dan tenang. Yang terpenting adalah kita masih bisa bersama-sama menapak di jalan Tzu Chi,” tambahnya. Hal yang sama juga disampaikan oleh Suherman, dalam sharing-nya ‘Pelatihan ke Dalam, Praktek ke Luar’, tujuannya ingin mengajak setiap relawan bisa tumbuh seperti pohon bambu, sehingga saat diterpa oleh angin badai, pohon bambu masih berdiri kokoh dan tegak, tak tergoyahkan oleh angin.

Suherman, dalam sharingnya ‘Pelatihan ke Dalam, Praktek ke Luar’, ingin mengajak setiap relawan bisa tumbuh seperti pohon bambu, karena saat diterpa oleh angin badai, pohon bambu masih berdiri kokoh dan tegak.

Pentingnya Misi Pelestarian Lingkungan

Sekarang ini kondisi alam begitu ekstrim. Daerah yang biasanya panas kadang menjadi daerah turun salju. Master Cheng Yen hampir setiap hari selalu berbicara tentang bencana terus menerus terjadi dimana-mana. Ini harus menjadi bahan pertimbangan kita untuk berpikir ke arah sana bahwa sebenarnya pelestarian lingkungan juga sangat penting. Master Cheng Yen juga pernah mengatakan walaupun manusia hidup sehat, tetapi alam tidak sehat, tentu kita akan menerima dampaknya.

Sementara Johnny Chang (45), seorang relawan dari He Qi Barat menjelaskan apa yang terjadi dari dampak global warming serta manfaat yang diperoleh dari melakukan kegiatan daur ulang. “Dalam melakukan daur ulang itu, bukan hanya kita melindungi bumi, tetapi ada manfaat ke dalam diri sendiri seperti melatih kesabaran, konsentrasi, semangat, melatih membersihkan kekotoran batin, dan hal lain yang bisa diperoleh,” ungkapnya. Ia juga menambahkan tujuan melakukan kegiatan daur ulang adalah bagaimana kita memberikan gambaran kepada masyarakat tentang 5R (rethink: memikirkan kembali, reuse: menggunakan kembali, repair: memperbaiki, recycle: mendaur ulang, reduce: mengurangi).

Kantor Sekretariat He Qi Pusat, yang terletak di gedung ITC Mangga Dua lantai 6, Jakarta Utara, menjadi tempat pelatihan relawan abu putih kedua untuk tahun 2016, yang dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Maret 2016.

Berjodoh dengan Tzu Chi

Seperti yang dirasakan oleh Piter (32), seorang relawan kembang, yang mengenal Tzu Chi dari DAAI TV Indonesia. Rasa ingin tau dan keinginan untuk terlibat langsung dalam kegiatan kemanusiaan adalah faktor pendorongnya untuk bergabung di Tzu Chi. “Hari ini saya mendapat banyak hal baru tentang Tzu Chi. Seperti sosialisasi kepada  orang lain dengan menunjukkan sikap saling menghormati, bertutur kata yang baik, melatih diri untuk mandiri, tata krama dalam berjalan, duduk, makan, serta di Tzu Chi kita belajar bahwa hidup belajar menjadi manusia, untuk menjadi Bodhisatwa," ungkapnya.  

Saat pemutaran lagu Siang Shi Dou (Kerinduan Biji Saga Merah), Johan (50), relawan kembang, menitikkan air mata. Ia menjelaskan selama ini ia menganggap diri orang baik dan banyak melakukan kebajikan. “Ada rasa penyesalan terlambat mengenal Dhamma. Di umur sudah hampir 50 tahun, saya baru mendapat Dharma yang begitu indah. Saya mulai menyadari kebahagiaan yang didapat di Tzu Chi, adalah jalan kebenaran yang akan selalu saya tapaki selangkah demi selangkah dengan langkah pasti,” tutur Johan

Hal yang sama juga dirasakan oleh Tiarlin Apridawati (48) yang sering melihat kegiatan Tzu Chi dari DAAI TV Indonesia. Suatu hari, gerejanya melakukan kunjungan ke Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dalam kunjungan ini, ia memberikan nomor handphone kepada Suriadi agar bisa dihubungi untuk menjadi relawan. “Saya tersentuh ketika ikut bakti sosial pengobatan gigi. Kita yang menolong, kita relawan yang harus mengucapkan terima kasih dengan menunduk badan 90 derajat kepada orang yang dibantu oleh Tzu Chi,” jelas Tiarlin. Setelah bakti sosial pengobatan, ia merenungkan filosofi Tzu Chi dengan sangat mendalam dan  ia bertekad untuk selalu bersikap rendah hati bagi setiap orang.

Dengan melihat setiap kesulitan orang lain, akan menimbulkan rasa syukur yang lebih tinggi, dapat menjadi suatu dorongan untuk melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik. Seperti Master Cheng Yen dalam Visi Tzu Chi, menyucikan hati manusia, masyarakat harmonis dan dunia bebas dari bencana. Semuanya itu harus berasal dari diri kita sendiri, keluarga kecil, dan menyebar ke masyarakat luas. Seperti dalam menjalani hidup dengan tenang, menghadapi dan menyelesaikan suatu permasalahan dengan sabar dan teliti, dan lebih pengertian dalam berinteraksi antar sesama sehingga dapat menjadi teladan dan contoh bagi orang lain.


Artikel Terkait

Teladan dan Contoh Bagi Orang Lain

Teladan dan Contoh Bagi Orang Lain

04 April 2016
Kantor Sekretariat He Qi Pusat, yang terletak di gedung ITC Mangga Dua lantai 6, Jakarta Utara, yang merupakan tempat pelaksanaan kegiatan komunitas He Qi Pusat, kembali menjadi saksi sejarah perjalanan para Bodhisatwa melalui Pelatihan Relawan Abu Putih ke-2 untuk tahun 2016.Training diselenggarakan pada hari Minggu, 20 Maret 2016, dan ikuti oleh 90 relawan abu putih dan relawan kembang (rompi).
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -