Terima Kasih Dokter!

Jurnalis : Chrestella Budyanto (Tzu Chi School) , Fotografer : Chrestella Budyanto (Tzu Chi School)


Karya Cinguinique Erquette yang berterima kasih tidak hanya kepada paramedis, tetapi juga pegawai supermarket dan apotek yang tidak kalah besar jasanya.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, melalui Misi Amal dan Misi Kesehatannya, menunjukkan sumbangsih dalam penanganan Covid-19 dengan membagikan bantuan kesehatan bagi rumah-rumah sakit di kota-kota besar di Indonesia. Bagi para siswa Sekolah Tzu Chi Indonesia, walaupun harus belajar dan diam di dalam rumah sejak 19 Maret lalu, hal ini tidak menyurutkan semangat mereka ketika diberikan kesempatan untuk menyampaikan ucapan syukur mereka kepada para petugas medis yang kini berjuang di garis depan lewat kartu ucapan melalui kelas Budaya Humanis selama bulan Maret hingga 9 April 2020.

Ungkapan Terima Kasih
Cinguinique Erquette, siswi kelas 11 Tzu Chi Secondary School, dalam kartunya tidak hanya memberikan semangat bagi petugas medis seperti dokter maupun perawat, tetapi juga kepada pihak-pihak lain yang sering terlupakan jasanya yakni kepada guru serta petugas obat-obatan dan supermarket.

“Waktu pertama dengar disuruh buat kartu, sebenarnya yang terpikir oleh saya adalah saya mau mengucapkan terima kasih nggak cuma untuk dokter dan perawat, tetapi juga para pekerja yang bekerja di apotek dan supermarket. Tanpa mereka, kita yang di rumah saja nggak akan punya akses untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari,” katanya.

Lewat kartu ucapannya, Cinguinique berharap petugas-petugas non-medis dapat merasakan penghargaan yang memang layak mereka dapatkan. “Petugas non-medis ini juga sama pentingnya, saya ingin menghargai jasa mereka di saat-saat seperti ini,” ujarnya.


Jesslyn yang hobi menggambar, menyalurkan kreativitasnya untuk berterima kasih pada paramedis.

Seorang siswi kelas 11 lainnya, Jesslyn Tessa, merasakan banyak tantangan dalam mengikuti kelas dari rumah. “Ada rasa bosan, dan sulit untuk memotivasi diri karena rumah itu kan comfort zone untuk beristirahat,” tutur Jesslyn.

Tetapi, ada satu kegemaran Jesslyn yang membantunya mengatasi kebosanan yakni hobinya menggambar. Ketika diminta untuk membuat kartu ucapan untuk paramedis, Jesslyn langsung menuangkan kreasinya. Jesslyn mengkhususkan karyanya bagi petugas medis.

“Menurut aku, belum cukup orang yang berterimakasih atas jasa dokter dan perawat padahal mereka inilah yang perjuangannya paling besar,” ungkapnya.

Jesslyn berharap, ketika dokter atau perawat melihat karyanya, mereka dapat menjadi lebih semangat untuk bekerja. “Saya harap ini bisa menghibur mereka walaupun sebentar, untuk meringankan beban di pundak mereka. Saya ingin mereka berhenti sejenak dan mengambil napas dalam-dalam untuk memulihkan diri mereka sendiri, dan untuk mengingatkan mereka agar tetap kuat dalam situasi saat ini.”

Pendidikan Karakter akan Rasa Hormat
Di balik karya para murid, tentu ada jasa para guru seni yang selama ini sudah membimbing dan mengajarkan para siswa untuk terus kreatif. Beberapa guru seni seperti Auriga Prabowo dan Yohanes Tenggara, membuat beberapa poster digital yang ditujukan untuk para dokter dan perawat.

Auriga Prabowo, Kepala Departemen Art di Tzu Chi Secondary School berharap supaya dokter dan para petugas medis tetap semangat. “Jadi ini merupakan bentuk kontribusi kita dalam ruang yang memang kami bisa lakukan.”


Salah satu karya guru Tzu Chi School, Yohanes Tenggara yang diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi para siswa.

Ketika menggambar untuk dijadikan referensi ke anak-anak, Yohanes tergerak hatinya karena ini memang salah satu cara untuk menunjukan empati lewat karyanya. “Semoga paramedis bisa melihat kita yang di rumah pun bisa menunjukkan empati, walaupun hanya berupa karya inilah yang bisa kita berikan,” ungkap Yohanes.

Adapun sebagai siswa, Jesslyn serta kawan-kawannya paham akan pentingnya peranan mereka dalam masyarakat dengan cara mengikuti himbauan pemerintah untuk melakukan social distancing, serta tidak menyebarkan informasi hoax.

“Pemberitaan yang tidak benar membuat orang menjadi cemas berlebihan, sebagai siswa saya dapat membantu dengan memberikan bukti kuat data dari organisasi medis resmi seperti CDC atau WHO,” lanjut Jesslyn.

Direktur Sekolah Tzu Chi Indonesia, Sudino Lim, tak kuasa menahan haru dan rasa bangga ketika melihat hasil karya siswa-siswinya. Kelas budaya humanis yang mengedepankan nilai-nilai kehidupan, menurutnya harus senantiasa diterapkan dalam kehidupan siswa, bukan semata-mata hanya di dalam kelas saja.

“Pelajaran kehidupan budaya humanis seperti hormat kepada orang tua dan berbuat kebajikan bisa dilakukan di mana saja, tidak harus pas di sekolah. Dokter dan suster itu kan orang tua juga ya, harus dihormati. Kartu-kartu ucapan yang mereka buat bisa menjadi bentuk hormat, selain mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih,” tutur Sudino Lim.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Terima Kasih Dokter!

Terima Kasih Dokter!

15 April 2020

Para siswa Sekolah Tzu Chi Indonesia begitu semangat menuangkan ungkapan terima kasih mereka untuk para petugas medis yang kini berjuang di garis depan lewat kartu ucapan.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -