Terus Berharap untuk Kemandirian Wisnu
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand YahyaCerebral Palsy Spastik Diplegia merupakan kelainan pada susunan syaraf pusat yang mengakibatkan terjadinya gangguan tumbuh kembang anak. Penyakit Cerebral Palsy Spastik Diplegia menyebabkan seorang anak mengalami keterbatasan dalam aktivitas motoriknya. Penyakit ini dialami oleh Wisnu Syahputra (13), anak tunggal dari keluarga Dede Sulaiman (36) dan Santi (35) yang juga menderita gizi buruk.
Awalnya, Santi mengajukan permohonan bantuan pengadaan pampers dan susu khusus untuk Wisnu pada tahun 2015. Saat itu Wisnu juga sudah berobat jalan. Namun besarnya biaya pengobatan Wisnu juga membawa Santi untuk mengajukan jenis bantuan lainnya ke Kantor Tzu Chi yang ada di ITC Mangga Dua, Jakarta Pusat.

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat melakukan kunjungan kasih ke rumah Wisnu di pemukiman padat penduduk di wilayah Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.
Sebagai seorang ibu, Santi sangat menginginkan pengobatan Wisnu dapat berjalan dengan rutin. Ia sangat mengharapkan dengan pegobatan yang rutin, buah hatinya tersebut dapat mandiri, minimal bisa duduk sendiri dan makan sendiri itu sudah membuat senang. Santi menyadari, kondisi Wisnu saat ini tidak bisa kembali sempurna seperti anak-anak normal pada umumnya. “Sehat saja sudah sangat penting buat saya dan Wisnu karena dia anak tunggal dan saya gak bisa punya anak lagi,” ujar Santi.
Santi mengatakan Wisnu harus tetap manjalani pengobatan di Poli Neorologi dan terapi di RSCM. Semenjak pandemi ini, terapi Wisnu tertunda padahal biasanya ia menjalani terapi seminggu dua kali. Dede Sulaiman, ayah Wisnu juga terkena PHK pada masa pandemi ini. Hal ini menjadi hambatan untuk pengobatan terapi bagi Wisnu karena biaya terapi tidak di tanggung oleh BPJS.

Djalal, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat memberikan bingkisan paket sembako kepada Wisnu dan keluarga.
Selain itu ada beberapa obat yang juga tidak di tanggung oleh BPJS. “Obat itu harganya Rp.10.000 satu tablet. Dan obat ini harus di konsumsi Wisnu sebanyak 60 tablet dalam sebulan,” ungkap Santi. Obat tersebut menurut Santi untuk mengurangi kaku pada anggota tubuh dan Wisnu harusnya rutin mengkonsumsi obat ini. “Saya tidak ada biaya untuk beli obat ini, sudah 3 bulan ini Wisnu tidak mengkonsumsi obat lagi,” tambahnya.
Walaupun mendapat bantuan yang belum maksimal, Santi sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada relawan dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang sudah membantu pampers, susu khusus, dan renovasi rumah sejak tahun 2015. “Alhamdulillah, rejeki anak saya (Wisnu) ada untuk pengobatan Wisnu,”ucap Santi.

Kondisi Wisnu yang hanya terbaring di atas kasur. Ia juga mengalami gizi buruk dengan berat badan 25 Kg.
Bantuan untuk keluarga Wisnu tak lepas dari ketulusan relawan Tzu Chi di komunitas He Qi Pusat. Pada 27 Oktober 2021, relawan juga melakukan kunjungan kasih serta terus memberi perhatian untuk Wisnu serta membawakan bingkisan sembako untuk keluarga Wisnu yang tinggal di wilayah Jembatan Lima, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.
Pada saat Santi mengajukan bantuan, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat langsung merespon pengajuan bantuan tersebut. Djalal yang baru bergabung menjadi relawan Tzu Chi mendapat tanggung jawab untuk mensurvei langsung ke rumah Wisnu bersama relawan relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat lainnya. “Waktu itu saya sedikit kaget karena belum pernah survei, namun saya coba menjalaninya ke rumah Wisnu,” kenang Djalal.
Ketika berkunjung ke rumah Wisnu, Djalal sangat tercengang melihat kondisi rumah Wisnu. Kondisinya lebih rendah dari jalan, atapnya pendek sehingga masuk ke rumah harus membungkuk, selain itu tiang penyanggah rumah di sana sini mulai keropos dan ada yang roboh.
“Ini rumah kok parah banget ya, lalu saya foto-foto dan dikirim ke group WA relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat. Ternyata saat itu Like shijie tanya saya, ‘Ini rumah siapa? Kok begitu yaa (parah sekali)’ ucap Like. Saya bilang ini rumah calon gan en hu kita,” ucap Djalal.

Djalal memegang tangan sambil berharap agar Wisnu tetap sehat dan kedua orang tuanya tetap di beri kesabaran dalam merawat Wisnu.
Ketua Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Pusat, Like shijie saat itu menyampaikan bahwa rumah Wisnu itu sangat tidak layak huni. Melalui meeting relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kemudian diputuskan untuk membantu merenovasi kembali rumah Wisnu. Djalal bersama relawan lainnya diberi tugas kembali untuk menanyakan kelengkapan surat-surat rumah Wisnu.
Djalal sangat terharu apa yang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berikan untuk keluarga Wisnu. Selain membantu pengobatan Wisnu, Tzu Chi juga membantu keluarganya. “Awalnya saya diberi tugas untuk survei kasus hanya untuk bantuan pengobatan. Ternyata selain itu, Tzu Chi juga membantu bedah rumah. Hal ini membuat saya sangat terharu,” ucap Djalal.
Djalal berharap Wisnu tetap mendapat pengobatan yang terbaik. “Sejak masa pandemi ini memang ada kendala. Saya berharap pengobatan yang terbaik untuk Wisnu dan untuk orang tua Wisnu untuk selalu bersabar, jangan pernah menyerah untuk merawat Wisnu,” ungkapnya.
Editor: Arimami Suryo A.
Artikel Terkait

Cinta Kasih untuk Oma dan Opa
15 Oktober 2018Relawan
Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Karitas dan Rumah Pemulihan Permata di Komplek Permata Kota Cimahi. Opa dan oma yang
menghuni Panti Wreda
Karitas dan Rumah Pemulihan Permata sebanyak 51 orang yang terdiri dari 17 opa dan 34 oma.

Asa Baru Untuk Raihan
11 November 2014 Setelah Ibu Duryati (36) dan Marta (56) membawa buah hati mereka ini berobat ke RSCM dan diperiksa secara intensif, Raihan didiagnosa menderita penyakit Atresia Bilier. Atresia Bilier ialah penyakit yang bermula dari penyempitan empedu dan menyebabkan gagal fungsi hati (lever) sehingga saluran empedu tidak berbentuk secara normal.
Alat Bantu Dengar dari Tzu Chi Bikin Ruby Makin Ceria dan Juga Pintar
08 Mei 2024Dibanding dua sesi terapi sebelumnya, hari itu Ruby (5) sangat kooperatif. Ia sudah tak lari-larian, sudah tak merebut mainan lagi. Ia duduk tenang mengikuti instruksi terapisnya, Kak Afifah dengan baik.