The Power of Sharing

Jurnalis : Chi Han (He Qi Utara), Fotografer : Relawan He Qi Utara
 
 

fotoPara peserta Pelatihan Teknik Menulis dan Foto mengikuti pelatihan selama 2 hari untuk belajar cara dokumentasi kegiatan Tzu Chi.

Bermula dari keinginan mengobarkan semangat berbagi dalam bentuk foto, tulisan dan video. Beberapa relawan dokumentasi Tzu Chi menyampaikan keinginan untuk mengadakan pelatihan kepada divisi 3 in 1 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Pelatihan ini sedikit berbeda dengan pelatihan-pelatihan sebelumnya, karena kali ini pelatihan dibuka untuk seluruh relawan Tzu Chi dan juga relawan umum yang ingin mempelajari teknik menulis dan fotografi. Setelah melewati persiapan singkat, akhirnya pelatihan ditetapkan pada tanggal 2 dan 3 April 2011, di gedung B Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng.

Pukul 2 siang tanggal 2 April 2011, pelatihan dimulai. Dalam sambutannya, Liu Su Mei Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyampaikan bahwa kegiatan mendokumentasikan dan mencatat sejarah Tzu Chi bukan hanya tugas relawan 3 in 1 (zhen shan mei) tetapi seluruh insan Tzu Chi juga bisa menjalankan fungsi 3 in 1. Di waktu awal Tzu Chi berdiri, Master Cheng Yen sendiri juga menjalankan fungsi 3 in 1. Begitu juga dengan Liu Su Mei pada masa-masa awal Tzu Chi bertunas di Indonesia, yang juga menjalankan fungsi 3 in 1 untuk memberikan laporan ke kantor pusat Tzu Chi di Taiwan. Dalam kesempatan ini Liu Su Mei juga berpesan bahwa dalam meliput kegiatan, relawan harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan diri serta menjunjung prinsip benar, bajik, dan indah.

Manfaat Berbagi
Saya yang pada hari itu mendapat kesempatan membawakan materi “Dasar-dasar Fotografi” juga menyampaikan betapa pentingnya tindakan berbagi kepada semua orang. Saya teringat pengalaman saat beberapa kali pulang ke kampung halaman batin insan Tzu Chi di Hualien, Taiwan, setiap kali kita berkesempatan bertemu dengan Master Cheng Yen, baik di ceramah pagi, di Aula Jing Si saat beliau mengunjungi kita yang sedang training atau dimanapun, Master Cheng Yen selalu menginginkan relawan yang hadir untuk berbagi. Saya seringkali berpikir “Mengapa Master selalu ingin mendengarkan sharing dari relawan?” Perkiraan saya adalah Master ingin melatih insan Tzu Chi untuk selalu belajar memberi, karena dalam Kata Perenungan Master Cheng Yen ada yang berbunyi “Lebih baik memberi dari pada menerima, lebih baik melayani daripada dilayani”.

foto  foto

Keterangan :

  • Teknik dasar fotografi adalah modal bagi relawan untuk menghasilkan foto yang benar, bajik, dan indah. (kiri)
  • Henry Shixiong dibantu oleh Stephen Ang Shixiong menunjukkan fungsi-fungsi yang terdapat pada sebuah kamera. (kanan)

Dalam pembukaan penyampaian materi, saya memberi kutipan dari sebuah artikel di sebuah majalah yang berjudul “Jangan tunggu (lebih lama) untuk memberi”:

Anda pasti pernah merasakan sensasi menyenangkan setelah memberikan sesuatu kepada seseorang. Hasil penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Molecular Psychiatry menjelaskan bahwa aktifitasmemberi ternyata meningkatkan produksi dopamin – neurotransmitter yang berhubungan dengan perasaan bahagia.

Tak hanya itu, sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 2.000 orang di Buck Institute for Age Research di Novato, California, menemukan bahwa mereka yang menjadi sukarelawan di satu-dua organisasi cenderung hidup lebih lama sebanyak 44% dibandingkan dengan mereka yang sama sekali tidak pernah menjadi sukarelawan di organisasi mana pun. Ketika kita menjadi sukarelawan, kita memberikan sesuatu yang kita miliki (waktu, uang, atau tenaga) tanpa mengharapkan balasan sama sekali.

Faktor menjadi sukarelawan ini bahkan mengalahkan faktor-faktor lain selama ini yang dianggap mampu memperpanjang usia, seperti berolahraga empat kali seminggu, serta rutin menghadiri kegiatan keagamaan.

Dalam penelitiannya yang melibatkan 3.000 sukarelawan, Dr. Alan Kutz menemukan bahwa memberi atau menolong orang lain merangsang produksi endorphin, neurotransmiter yang berfungsi menekan rasa sakit serta mengurangi stress. Hormon inilah yang berperan dalam meningkatkan kualitas kesehatan.

Ternyata kebiasaan berbagi itu sangat dashyat kekuatannya. Tapi apakah kita bisa berbagi dengan perasaan tulus tanpa pamrih. Apa saja yang kita bisa bagikan? Sebenarnya kita tidak perlu menunggu punya materi atau kekayaan banyak baru dapat berbagi. Kita bisa berbagi senyuman, perhatian dan juga pengalaman kita.

Pengalaman kita sewaktu melakukan kegiatan di Tzu Chi bisa berupa perasaan kita ataupun pengalaman dari pasien atau siapapun yang kita temui. Itu semua bisa kita bagikan.

foto  foto

Keterangan :

  • Para peserta pelatihan relawan dokumentasi dengan serius langsung mempraktikkan materi yang diajarkan dengan mencoba mengambil gambar dengan kamera mereka. (kiri)
  • Para peserta yang hadir didampingi oleh relawan dokumentasi yang ikut menerangkan tentang dasar pemakaian kamera. (kanan)

Berbagi Lewat Peliputan
Pada pelatihan itu, setelah para peserta mendapat materi dasar fotografi dan menulis artikel, mereka harus mengerjakan tugas peliputan. Para narasumbernya adalah staff di Rumah Sakit Khusus Bedah Cinta Kasih Tzu Chi. Para peserta pelatihan mewawancarai dan menulis artikel sesuai dengan yang diajarkan. Setelah hasil dikumpulkan dan di diskusikan ternyata bisa dibilang rata-rata peserta bisa menulis artikel dengan baik. Mei Hui salah seorang peserta pelatihan menceritakan setelah ia mewawancarai narasumber yang kebetulan seorang kasir, ia terharu mendengar pengalaman kasir itu selama bekerja di RSKB Tzu Chi. Ternyata, kasir yang diwawancarinya terkadang secara sukarela ikut membantu pembayaran biaya pengobatan pasien yang tidak mampu. “Ini yang bikin salut,” ujar Mei Hui. Ia juga mengatakan bahwa berbagi itu positif dan menginspirasi.

Pada sesi sharing banyak peserta yang menceritakan pengalamannya, salah seorangnya adalah dr. Ong Chandra. Dalam sharing itu ia mengatakan setelah mengikuti training ini, ia merasakan betapa bahagianya kalau bisa berbagi. Ia sempat terharu ketika teringat pasien-pasiennya serta cerita di balik setiap pengalaman mereka. Selama ini keharuan itu hanya dirasakannya sendiri, hingga ia berkeinginan membagikan pengalaman selama mengobati pasiennya itu kepada banyak orang. Seorang relawan lain menyatakan ikrar untuk mulai menulis artikel terutama di bidang amal, salah satu misi Tzu Chi yang dilakukannya sudah 5 tahun, “Selama ini banyak cerita yang menginspirasi tapi belum pernah dituliskan,” ujar Liwan.

  
 

Artikel Terkait

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-111 : Harapan Baru Tulang Punggung Keluarga

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-111 : Harapan Baru Tulang Punggung Keluarga

24 Maret 2016
Bunyamin, pedagang basreng (baso goreng) yang lolos screening penyakit Hernia mendapatkan penanganan pada saat Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111, 18-20 Maret 2016 di RSUD Cianjur.
Gempa Nepal: Memberikan Tempat yang Layak Huni untuk Pengungsi

Gempa Nepal: Memberikan Tempat yang Layak Huni untuk Pengungsi

06 Mei 2015
Selain membagikan tenda, relawan juga membuat makanan untuk 1.500 warga (makan malam). Dengan didirikannya Tenda Tzu Chi di Lapangan Maheswori, otomatis tenda-tenda pengungsi pun dihilangkan dan warga masuk ke Tenda Tzu Chi.
Merangkul Generasi Muda untuk Cinta Lingkungan

Merangkul Generasi Muda untuk Cinta Lingkungan

26 Juni 2015

Tangan yang paling indah adalah tangan yang melakukan pelestarian lingkungan, ini adalah salah satu kata perenungan Master Cheng Yen yang menghimbau kita untuk meneruskan tongkat estafet pelestarian lingkungan

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -