Training Guru Sekolah Tzu Chi Indonesia

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy
 

fotoYang Yue Feng, Kepala Sekolah Dasar Tzu Chi Taiwan datang bersama beberapa guru untuk memberikan pelatihan bagi guru-guru Sekolah Tzu Chi di Indonesia.

 

Kamis 7 Juli 2011 adalah hari pertama pelatihan bagi guru-guru yang akan mengajar di TK dan SD Sekolah Tzu Chi. Pelatihan ini dihadiri oleh 50 orang guru dan dibawakan oleh Kepala Sekolah SD Tzu Chi Taiwan dan beberapa guru yang juga berasal dari Sekolah Tzu Chi Taiwan.

Sesi pertama pada pelatihan ini yaitu memperkenalkan mengenai bagaimana awal mula berdirinya Sekolah Tzu Chi di Taiwan. Pada bagian ini dijelaskan bahwa pendidikan adalah salah satu misi Tzu Chi. Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi mengatakan bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting, karena harapan orangtua terletak pada anak, harapan anak ada pada pendidikan, harapan negara terletak pada masyarakatnya dan harapan masyarakat ada pada setiap keluarga. Selain itu, agar masyarakat dapat hidup dengan harmonis, maka salah satu caranya yaitu dengan menyucikan hati manusia melalui pendidikan.

"Ideologi pendidikan di Sekolah Tzu Chi adalah mendidik anak agar mampu bersumbangsih tanpa pamrih," jelas Yang Yue Feng. Ia pun menjelaskan mengenai sejarah berdirinya Sekolah Tzu Chi di Taiwan yang bermula dari Sekolah Perawat Tzu Chi, yang juga berhubungan dengan misi kesehatan. "Sebagian masyarakat sakit karena miskin dan sebagian masyarakat lainnya menjadi miskin karena sakit. Itulah mengapa Tzu Chi memulai dari pendidikan kesehatan, tidak hanya mengobati rasa sakit pada tubuh pasien tetapi juga mengobati luka hati para pasien," ucap Yang Yue Feng.

foto  foto

Keterangan :

  • Pelatihan pertama pada hari Kamis, 7 Juli 2011 ini diikuti oleh 50 orang guru yang akan segera mengajar di Sekolah Tzu Chi PIK, Jakarta Utara. (kiri)
  • Pelatihan ini bertujuan memperkenalkan lebih dalam mengenai prinsip pendidikan yang diterapkan di Sekolah Tzu Chi. (kanan)

Ia juga menjelaskan semboyan Sekolah Tzu Chi: kasih sayang, belas kasih, sukacita, dan keiklhasan bersumbangsih. Para guru mengajarkan anak didik agar dapat memiliki sifat tersebut, berbagi kasih dengan tulus terhadap sesama tanpa membedakan suku, agama dan ras. "Mendidik anak murid bukan hanya untuk menambah pengetahuan mereka, tetapi juga membangun karakter setiap individunya dan menambah kebijaksanaan mereka," ucapnya. Setiap guru harus dapat menjadi teladan bagi murid-muridnya, setiap hal yang guru ingin muridnya lakukan, maka harus terlebih dahulu dilakukan oleh guru tersebut. Setiap guru harus dapat membimbing muridnya dengan penuh perhatian dan cinta kasih, mendidik murid-murid tersebut sama seperti mereka mendidik anaknya sendiri dan memperlakukan semua murid-muridnya seperti anak mereka sendiri.

foto  foto

Keterangan :

  • Guru-guru juga diajak untuk memeragakan sebuah lagu isyarat tangan yang berjudul "Engkau Telah Membuka Mataku". (kiri)
  • Su Yue Ju, salah satu guru Sekolah Tzu Chi Taiwan menunjukkan tata cara menyeduh teh yang baik dan benar. Ini merupakan salah satu budaya humanis Tzu Chi. (kanan)

Pendidikan Berbudaya Humanis
Setelah itu guru-guru diperkenalkan dengan salah satu budaya humanis Tzu Chi, yaitu menyeduh teh oleh Su Yue Ju, seorang guru Sekolah Tzu Chi di Taiwan. Menyeduh teh akan menjadi salah satu kegiatan yang diajarkan kepada murid-murid Sekolah Tzu Chi. Sebelum mengajarkan kepada murid-murid, tentu guru tersebut harus terlebih dahulu melakukannya. pada sesi ini dijelaskan mengenai keindahan dari seni membuat, menyajikan dan menikmati minuman teh. Guru-guru pun mempraktikkan tata cara menyajikan teh di setiap meja. Tampak antusiasme mereka untuk melakukan kegiatan ini.

Setelah pengenalan salah satu budaya humanis Tzu Chi, materi dilanjutkan dengan misi pendidikan di Sekolah Tzu Chi, yaitu pembelajaran sehari-hari dan belajar melayani. Yang membedakan pendidikan Tzu Chi dengan pendidikan di sekolah lainnya adalah dari sisi budaya humanis yang menjadi bagian dari pendidikan itu sendiri. Ada beberapa kelas budaya humanis yang diajarkan, yaitu pendidikan untuk kehidupan sehari-hari, pendidikan karakter, belajar melayani sesama, kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen, kelas menyeduh teh, kelas merangkai bunga, dan kaligrafi. “Setiap guru harus bersatu hati dan memiliki tujuan yang sama dalam misi pendidikan ini, bekerja sama seperti satu keluarga untuk mendidik murid-murid menjadi anak yang baik dan berguna,” ucap Yang Yue Feng.

  
 

Artikel Terkait

Kamp yang Membuka Hati

Kamp yang Membuka Hati

19 Agustus 2009 Matahari belum tampak di langit ketika puluhan anak muda berkaus biru muda dan bercelana putih berkumpul di halaman Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng, Jakarta Barat. Sabtu, 15 Agustus 2009 itu adalah hari pertama diselenggarakannya Tzu Ching Camp IV. Acara ini dilangsungkan sejak 15–17 Agustus 2009.
Berbuat baik dan Melatih Diri

Berbuat baik dan Melatih Diri

05 Mei 2014 Acara yang berlangsung selama lebih kurang dua jam tersebut bertujuan untuk memperkenalkan Tzu Chi dan menggalang hati lebih banyak bodhisatwa yang diharapkan nantinya bisa menambah barisan relawan Tzu Chi.
Kamp TIMA 2015: Hingga ke Pelosok Nusantara

Kamp TIMA 2015: Hingga ke Pelosok Nusantara

07 Desember 2015

Pada 5-6 Desember 2015, TIMA Indonesia mengadakan kamp sekaligus perayaan HUT TIMA Indonesia yang ke-13. Kegiatan ini sekaligus menjadi momen pelantikan 42 anggota TIMA baru. 

Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -