Tzu Chi Berbagi Inspirasi untuk Aksi Kemanusiaan di Malaysia

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

Perwakilan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Tzu Chi Hospital bertemu dan berdiskusi langsung dengan lima delegasi dari Waqaf FELDA yang berasal dari Malaysia.

Satu rombongan dari Waqaf FELDA yang berpusat di Malaysia dan diketuai oleh Hisyam bin Ahmad, sebagai Ketua Pegawai Eksekutif Waqaf FELDA berkunjung ke Jakarta untuk berinteraksi serta belajar dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Tzu Chi Hospital, Kamis, 31 Oktober. Rombongan yang terdiri dari lima delegasi Syarikat Waqaf FELDA ini, ingin tahu dan memahami cara Tzu Chi dalam menghimpun cinta kasih, membangun kerelawanan, serta menggalang dana dan memberikan bantuan kepada masyarakat. Kunjungan ini juga menjadi kesempatan bagi Waqaf FELDA untuk mengenal lebih dekat apa yang terjadi di Indonesia, dan bagaimana Tzu Chi beroperasional di sini.

Tzu Chi, sebuah yayasan yang telah terbukti berhasil dalam aksi kemanusiaan selama lebih 30 tahun, menjadi contoh yang penting bagi mereka.

Mewakili Tzu Chi Indonesia, Andhyka Heksa Putra, Partnership Developtment and Social Program Supervisor memberikan penjelasan dalam tur Aula Jing Si kepada Hisyam bin Ahmad, sebagai Ketua Pegawai Eksekutif Waqaf FELDA dan delegasi lainnya.

Hisyam menjelaskan bahwa jarak antara Kuala Lumpur dan Jakarta juga tidak menjadi halangan bagi mereka. Yang lebih penting adalah kesempatan untuk mempelajari contoh baik dalam memberi bantuan kepada masyarakat. Tzu Chi, dengan prestasinya, memberi inspirasi kepada mereka untuk membangun program kemanusiaan di Malaysia.

Waqaf FELDA sendiri merupakan perusahaan pengelola manfaat sumbangan jangka panjang yang berada di bawah Lembaga Kemajuan Tanah Persekutuan Malaysia. Para pengurusnya mengenal Tzu Chi dari Dato Seri Ahmad Shabery Cheek, yang mana merupakan Pengurusi Lembaga Pengarah Waqaf FELDA. Mereka kemudian diarahkan untuk langsung berkenalan dan datang hingga bisa memahami lebih dalam tentang praktik kebajikan Tzu Chi yang harapannya juga bisa mereka terapkan di Malaysia.

Dalam pertemuan selama dua hingga tiga jam, Hisyam merasakan inspirasi yang mendalam dari dedikasi relawan, donatur, hingga karyawan Tzu Chi yang menghabiskan waktu mereka untuk kebajikan. "Kami di Waqaf FELDA memiliki prinsip yang sama. Setiap hari, kami berpikir tentang cara membantu orang lain," ungkapnya.

Melalui Tur Aula Jing Si, para delegasi Waqaf FELDA melihat berbagai visi dan misi Tzu Chi yang telah dilakukan selama 31 tahun yang tertuang di dalam ruangan Exhibition Hall.

Ia menyadari bahwa meskipun membantu orang lain seringkali melelahkan, semangat untuk berbuat baik harus terus ada. Dia pun terkesan dengan prinsip yang dipegang oleh Tzu Chi untuk mengisi 'tabungan kebaikan' dalam diri dengan setiap perbuatan baik yang dilakukan. “Ini sejalan dengan ajaran Islam tentang mengumpulkan pahala,” kata Hisyam.

Mengenai perbedaan agama, Hisyam menegaskan bahwa dalam Islam tidak ada pertentangan dengan agama lain. Sebaliknya, ada ruang untuk belajar dan berkolaborasi dalam kebajikan. "Kami sentiasa dalam proses belajar," katanya.

Secara keseluruhan, kunjungan ini memberi manfaat besar, Hisyam merasa 90% dari pertanyaannya terjawab, dan dia yakin bahwa pengalaman ini akan membantu mereka merancang program yang lebih baik di Malaysia. Ia pun menyimpulkan bahwa, semangat untuk berbuat baik dan membantu sesama manusia adalah nilai yang harus terus diterapkan, tidak peduli apa latar belakang agama atau budayanya.

Kolaborasi Kemanusiaan
Mewakili Tzu Chi Indonesia, Andhyka Heksa Putra, Partnership Developtment and Social Program Supervisor dengan senang hati menerima kedatangan teman-teman dari Waqaf FELDA Malaysia. Kunjungan ini merupakan langkah penting dalam merintis organisasi kemanusiaan untuk saling belajar satu sama lain.

Dalam semangat kolaborasi, Andhyka menuturkan bahwa tidak ada satu pihak yang lebih unggul, melainkan saling melengkapi karena setiap organisasi memiliki pelajaran berharga yang dapat dibagikan. Melalui sharing session ini, ia berharap Waqaf FELDA bisa memperoleh wawasan dan memahami kondisi yang lebih baik tentang praktik kemanusiaan yang mungkin bisa diadopsi di Malaysia.

Ekspresi bahagia para delegasi Waqaf FELDA serta perwakilan Tzu Chi yang siap menjadi agen perubahan guna menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.

“Kami berharap bahwa melalui kolaborasi ini, kita semua dapat melakukan hal-hal baik yang berdampak positif dan menciptakan dunia yang lebih baik,” kata Andhyka.

Kunjungan dari teman-teman Waqaf FELDA ini pun membuatnya bersemangat karena dengan bertemu dan belajar satu sama lain, mereka pun dapat meningkatkan efektivitas program yang dijalankan. “Intinya, Tzu Chi tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi antar organisasi sangat penting dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Jika satu individu dapat menjadi agen perubahan, yang lainnya pun akan terinspirasi untuk bersama-sama berkontribusi dalam misi kemanusiaan,” papar Andhyka.

Andhykan berharap agar semua pihak dapat saling menguatkan, berbagi pengalaman, dan memperluas jaringan kemanusiaan demi mencapai tujuan bersama. Dia juga mengajak semua untuk bergandeng tangan demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Kisah Si Kura-kura dan Si Ayam

Kisah Si Kura-kura dan Si Ayam

23 Maret 2015 Sindhu berbagi cerita singkat mengenai Kura-kura dan Ayam yang ia kutip dari khotbah salah satu pendeta di gerejanya. “Kura-kura kalau bertelur, dia nggak banyak suara. Beda sama Ayam. Kalau ayam, bertelur cuma satu juga sudah berisik minta ampun. Nah, Tzu Chi itu seperti Kura-kura," ucap Sindhu.
Menjadi Anak Muda yang Cinta Lingkungan dan Bertanggung Jawab

Menjadi Anak Muda yang Cinta Lingkungan dan Bertanggung Jawab

12 Oktober 2023

Sebanyak 60 mahasiswa Fakultas Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya berkeliling Aula Jing Si dan melihat sendiri berbagai kegiatan misi amal kemanusiaan yang telah Tzu Chi lakukan sekaligus belajar aksi pelestarian lingkungan.

Area Kantin Aula Jing Si Mulai Berdiri

Area Kantin Aula Jing Si Mulai Berdiri

25 Juni 2009 Lima minggu setelah peletakan batu pertama pada tanggal 10 Mei 2009 lalu, pembangunan Aula Jing Si terus berlanjut. Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma dan relawan Tzu Chi Eka Tjandra Widjaja memimpin rapat mingguan yang dihadiri beberapa relawan Tzu Chi dan seluruh kontraktor.
Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -