Kondisi wilayah pasca banjir lahar terlihat jelas pada Rabu (19/11/2025). Material vulkanik yang terbawa aliran lahar meninggalkan hamparan lumpur dan kerusakan di sepanjang jalur yang dilalui.
Sabtu pagi 22 November 2025, pukul 05.00 WIB, sebanyak tujuh relawan Tzu Chi Surabaya berkumpul di CITO Mall Surabaya. Hari itu tujuan relawan adalah untuk memberikan bantuan ke warga terdampak erupsi Gunung Semeru, di Lumajang, Jawa Timur. Setelah persiapan singkat, mereka berangkat membawa 5.000 masker, 500 tikar plastik, 480 buah pembalut, 240 sachet bubur bayi, serta sejumlah snack anak-anak yang diperkirakan mencukupi kebutuhan 250 kepala keluarga terdampak erupsi Semeru. Relawan Tzu Chi Surabaya tak berjalan sendiri. Rombongan mereka kemudian bergabung dengan empat relawan Tzu Chi Sinar Mas di Rest Area KM 833 Probolinggo Timur untuk melanjutkan perjalanan bersama.
Perjalanan menuju lokasi yang dilalui relawan sangat sulit beberapa jalan ada yang sudah hancur karena lahar panas, abu vulkanik yang turun seperti hujan sepanjang jalan, dan ditambah hujan yang turun membuat jalan licin. Meski demikian, semangat relawan untuk membantu warga terdampak tidak surut.
Relawan membagikan obat herbal kepada para Satgas Penanggulangan Bencana. Dukungan kecil ini diharapkan mampu menjaga stamina mereka yang telah bekerja tanpa henti membantu masyarakat.
Relawan Tzu Chi Surabaya bersama petugas pos pengungsian bekerja sama menurunkan berbagai jenis bantuan dari atas kendaraan. Suasana gotong royong terasa kuat saat bantuan diturunkan satu per satu.
Sekitar pukul 12.00 WIB, relawan tiba di Kecamatan Pronojiwo yang menjadi Pos Lapangan Tanggap Darurat Kabupaten Lumajang. Mereka disambut Camat Pronojiwo sekaligus Korlab Pos Lapangan, Hani Pujianto, yang memaparkan kondisi sebelum dan saat erupsi berlangsung. Dari penjelasan tersebut, banjir lahar terjadi akibat tanggul yang tidak mampu menahan volume material vulkanik sehingga aliran melompat jalur. Sementara itu, pos pengungsian SDN Supiturang 04 yang saat ini menampung 219 pengungsi.
Hani pun menyampaikan terima kasih kepada Tzu Chi karena telah bersedia membantu korban erupsi terutama warga yang berasal dari Dusun Supiturang dan Dusun Maron. “Saya mewakili Pemerintahan Kabupaten Lumajang dan warga Kecamatan Pronojiwo mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Semoga jalinan jodoh dan kebersamaan ini bermanfaat bagi masyarakat yang terdampak. Kami merasa terbantu sekali,” ujarnya.
Deretan senyum lebar terlihat dari para relawan ketika membagikan biskuit kepada anak-anak di Pos Pengungsian SMPN 02 Pronojiwo. Meski sederhana, momen ini membawa sedikit kebahagiaan bagi anak-anak yang tengah berada dalam situasi sulit.
Relawan mendatangi setiap ruang kelas yang kini difungsikan sebagai kamar pengungsian bagi warga terdampak. Dengan penuh kepedulian, mereka membagikan snack serta obat herbal sambil memastikan kondisi para pengungsi.
Dari pos lapangan, relawan bergerak menuju Pos Pengungsian SMPN 02 Pronojiwo, salah satu titik pengungsian terbesar. Di pos ini tercatat 258 pengungsi, dan diperkirakan akan bertambah sekitar 150 orang dalam minggu depan seiring proses evakuasi lanjutan. Relawan menyalurkan bantuan sekaligus memastikan kondisi warga di sana. Selain kepada pengungsi, relawan juga membagikan obat herbal kepada Satgas Penanggulangan Bencana yang sejak pagi belum beristirahat. Bantuan itu diterima dengan penuh syukur.
Gotong royong terlihat saat relawan, warga, dan Satgas menurunkan dan menata bantuan. Yadin Setiawan, Korlab Pos Pengungsian SMPN 02 Pronojiwo, menyambut hangat rombongan. Ucapan rasa terima kasih tidak berhenti keluar dari mulutnya dimana bantuan ini dirasa sangat bermanfaat bagi para warga yang mengungsi. “Matur sembah nuwun untuk bantuannya. Apa pun dan berapa pun, kami terima dengan senang hati,” ucapnya sambil menundukkan kepala dan penuh senyum.
Yadin turut mendampingi relawan mengunjungi para pengungsi dan membagikan biskuit kepada anak-anak. Wajah ceria anak-anak yang menghampiri relawan menggambarkan sedikit kelegaan di tengah situasi sulit. Davian, relawan Tzu Ching Surabaya, mengaku terenyuh. “Perasaannya campur aduk. Senang melihat mereka ceria, tapi sedih karena mereka terdampak bencana. Hari ini saya belajar lebih peka kepada sesama,” ujarnya.
Relawan mengunjungi Hosen, salah satu korban banjir lahar dari Dusun Umbulan Sumbersari, Desa Supiturang, yang tengah dirawat di RSUD Haryoto. Selain memberikan perhatian, relawan juga menyalurkan santunan untuk membantu meringankan bebannya.
Kunjungan dilanjutkan ke RSUD Haryoto Lumajang untuk menemui Hosen, korban banjir lahar yang mengalami luka bakar serius. Ia bercerita bahwa dirinya tidak sempat melarikan diri ketika lahar mulai memasuki rumah. Mendengar ceritanya, Becky Ciang memberikan dukungan. “Pak Hosen tetap semangat. Fokus penyembuhan dulu, nanti pasti ada jalan yang lebih baik,” tuturnya.
Rangkaian kegiatan ini menjadi bukti ketanggapan relawan Tzu Chi Surabaya dalam mendukung masyarakat terdampak erupsi Semeru. Semangat mereka selaras dengan pesan Master Cheng Yen: “Hal yang paling menenteramkan batin manusia di dalam kehidupan adalah bila ketika ia memiliki kemampuan berapa pun, ia dengan segera bersumbangsih, memberi manfaat bagi orang banyak, dan menciptakan berkah bagi masyarakat.” Relawan berharap warga dapat segera pulih dan kembali beraktivitas seperti sediakala.
Editor: Metta Wulandari