Tzu Chi Surabaya Gelar Pelatihan Relawan: Satukan Hati, Teguhkan Misi Kemanusiaan

Jurnalis : Ida Sabrina, You natan, Rahayu (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Diyang Yoga W, Hendra (Tzu Chi Surabaya)

Para relawan dengan penuh perhatian dan kekhidmatan mendengarkan setiap materi yang disampaikan.

Minggu pagi, 29 Juni 2025, sebanyak 77 relawan Tzu Chi mengikuti pelatihan bertema Belajar Menuju Sadar dan Menjalin Jalinan Bodhisattva dengan penuh semangat. Acara yang dipandu oleh Benny Salim Siauw ini berlangsung dari pukul 08.30 hingga 12.20 WIB dalam suasana hangat dan bersahaja.

Pada sesi pembuka, Wangi Shi Jie mengajak seluruh relawan menelusuri kembali jejak sejarah Yayasan Buddha Tzu Chi, serta menggali nilai-nilai luhur yang senantiasa dijaga oleh Master Cheng Yen dan Tradisi Keluarga Jing Si. Relawan diajak mengenang awal berdirinya Tzu Chi dan semangat kemandirian Master Cheng Yen: Sehari tidak bekerja, sehari tidak makan Meskipun menghadapi keterbatasan, Master dan para murid tetap mandiri, bekerja keras, dan hidup dari hasil jerih payah sendiri. Hingga kini, Griya Jing Si masih memegang teguh prinsip tersebut, hidup mandiri tanpa menerima sumbangan.

Selain itu, relawan juga diajak memahami pentingnya pelestarian lingkungan yang dibawakan oleh Irawaty. Ia menyoroti kondisi bumi yang kian mengkhawatirkan akibat pemanasan global. Relawan diajak untuk mulai menerapkan gaya hidup 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Re-think, Repair), termasuk penghematan air dan listrik, serta menjalani gaya hidup vegetaris. Pelestarian lingkungan dipandang sebagai pelatihan batin dan bentuk konkret welas asih terhadap bumi.

Relawan Tzu Chi Surabaya mempersembahkan gerakan tangan (shou you) bertajuk "Ren Jian You Ai" untuk para peserta.

Mentor relawan, Pei Ling, mengulas kembali materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan bagi relawan untuk bertanya saat sesi coffee break.

Irawaty menekankan bahwa pelestarian lingkungan bukan sekadar aksi, tetapi juga pelatihan batin. Ia menjelaskan bahwa kegiatan sederhana seperti memilah sampah dapat menumbuhkan kebijaksanaan. Melalui daur ulang, kita belajar mengurangi keinginan, meninggalkan kebiasaan buruk, menciptakan kondisi penuh kebaikan, serta membangun ladang berkah demi kelestarian bumi.

Ia juga membagikan kisah relawan Ye Chen yang tetap semangat menjalankan daur ulang meski menderita kanker lidah. Kisah ini menjadi inspirasi bagi para relawan untuk tetap berkarya meski dalam keterbatasan.

Setelah sesi rehat, relawan menyaksikan persembahan lagu Ren Jian You Ai dan sesi refleksi bertema Mewujudkan Keteladanan, Membimbing Generasi Penerus yang dibawakan oleh Stephen Ang. Ia menekankan pentingnya nilai Gan En (syukur), Zun Zhong (hormat), dan Ai (cinta kasih), serta peran relawan Zhen Shan Mei dalam mendokumentasikan kisah-kisah kebaikan.

Stephen juga membagikan kisah mengharukan dari Nepal, tentang Sharada Harijan, seorang ibu tunanetra yang berharap putrinya bisa bersekolah. Berkat jalinan jodoh dan kepedulian relawan, putrinya akhirnya mendapat akses pendidikan. Kisah ini menjadi bukti bahwa satu aksi kecil dapat mengubah masa depan seseorang.

Relawan Lulu Shi Jie berbagi perjalanan hidup spiritualnya bertema Belajar Menuju Sadar di Jalan Tzu Chi yang membangkitkan semangat memahami visi dan menyentuh hati manusia.

Sesi dilanjutkan oleh Lulu Shi Jie yang mengangkat tema Belajar Menuju Sadar di Jalan Tzu Chi. Ia menyampaikan bahwa melalui Tzu Chi, kita belajar untuk menjadi lebih welas asih, memberi tanpa pamrih, berlapang dada, serta tidak perhitungan. Kita juga belajar empati, toleransi, cinta kasih universal, dan rendah hati.

“Dengan rendah hati, kita belajar untuk menghormati dan bekerja sama dengan orang lain. Kebaikan tidak bisa dilakukan sendiri, kita harus menjalin jodoh baik dengan banyak orang,” tutur Lulu.

Lulu juga membagikan kisah pribadinya. Ia pernah berjuang melawan penyakit kanker. “Kalau bukan karena Tzu Chi, mungkin saya tidak akan sekuat hari ini dan tidak akan belajar sedalam ini tentang rasa syukur,” ucap Lulu.

Sartono dan Mulyati saat sesi sharing menceritakan awal mula pertemuan jodoh dengan Tzu Chi melalui cerita inspiratif di Daai TV Taiwan, lalu mempererat jalinan tersebut lewat kegiatan donor darah di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya.

Tujuh relawan baru turut berbagi kisah perjalanan mereka dalam bergabung sebagai relawan, termasuk yang berasal dari pengalaman di Taiwan dan kegiatan TIMA. “Kami mengenal Tzu Chi sejak bekerja di Taiwan melalui drama di Daai TV. Setelah mengikuti kegiatan donor darah untuk kedua kalinya, kami ditawari menjadi relawan. Kami berdiskusi di rumah dan akhirnya memutuskan bergabung,” ucap sepasang suami istri, Sartono dan Mulyawati.

Sementara itu, pengalaman berbeda disampaikan oleh Marline, yang biasanya mengikuti kegiatan baksos Tzu Chi. “Saya sudah mengikuti kegiatan Tzu Chi sejak beberapa waktu lalu melalui TIMA. Saya berharap ke depannya bisa lebih aktif mengikuti kegiatan Tzu Chi,” harap Marline dengan bangga.

Di penghujung pelatihan, pesan cinta kasih diberikan oleh Johnny Chandrina yang menjadi momen mengharukan dengan mengajak relawan untuk membuka hati dan mempererat jalinan batin. Pelatihan ini bukan sekadar formalitas atau rekomendasi, tetapi ruang untuk menambah pengetahuan, memperdalam pemahaman, dan mendapatkan pembaruan informasi seputar Tzu Chi agar kebijaksanaan kita terus bertumbuh.

Penyematan name tag untuk relawan baru oleh Hu Ai Tzu Chi Surabaya, disertai pembagian suvenir berupa buku karya Master Cheng Yen.

Acara ditutup dengan ceramah Master Cheng Yen, yang mengingatkan bahwa tanpa relawan, misi Tzu Chi tidak akan berjalan. Master Cheng Yen mengajak seluruh relawan untuk terus menapaki jalan cinta kasih dan kebijaksanaan.

Master Cheng Yen juga menyampaikan rasa gan en yang mendalam, tidak hanya kepada para relawan, tetapi juga kepada keluarga relawan yang telah memberikan dukungan dan pengertian, sehingga relawan bisa menjalankan tugas kemanusiaannya.

Setiap relawan adalah bagian penting dalam membangun dunia yang penuh cinta kasih. Lagu Cinta dan Damai serta penghormatan kepada Master Cheng Yen menjadi penutup pelatihan, sekaligus mengukuhkan semangat relawan untuk terus bertumbuh dan menjalankan misi kemanusiaan.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Menelusuri Jalan Kewelasasihan dengan Penuh Tekad

Menelusuri Jalan Kewelasasihan dengan Penuh Tekad

27 Juli 2023

Pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 yang diadakan komunitas He Qi Utara 2 pada 23 Juli 2023 berlangsung khidmat. Acara yang berlangsung di Aula Jing Si ini dihadiri 47 relawan komite dan calon komite, serta sekitar 65 relawan Abu Putih yang hadir sebagai pesertanya. 

Menggalang Cinta Kasih Melalui Pelatihan Abu Putih 1

Menggalang Cinta Kasih Melalui Pelatihan Abu Putih 1

01 Maret 2024

Cinta kasih Tzu Chi mulai tumbuh di Asuransi Sinar Mas melalui Pelatihan Abu Putih 1 yang dilakukan di Plaza Sinar Mas, Jakarta Pusat pada Kamis, 22 Februari 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 135 orang peserta.

Membangkitkan Tekad dan Semangat untuk Bersumbangsih bagi Sesama

Membangkitkan Tekad dan Semangat untuk Bersumbangsih bagi Sesama

20 April 2022

Minggu, 10 April 2022 Tzu Chi Pekanbaru melakukan pengembangan relawan hingga ke luar kota, salah satunya adalah Kota Dumai, kota yang dikenal sebagai kota minyak.

Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -