Uluran Tangan Seusai Banjir
Jurnalis : Khairiah Lubis (Tzu Chi Medan), Fotografer : Khairiah Lubis (Tzu Chi Medan)
|
| |
Setelah tertimpa bencana banjir bandang Selasa (15/9) dini hari lalu, Mandailing Natal menderita kehilangan 9 korban meninggal dan 1 orang hilang. Tzu Chi berhasil mengunjungi empat desa dari enam desa yang tertimpa bencana banjir bandang di Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, yaitu Desa Lubuk Kapundung 1, Desa Lubuk Kapundung 2, Desa Rantau Panjang, dan Desa Hutalimbaru yang masih tertimbun lumpur setinggi satu meter. Relawan Tzu Chi menyerahkan bantuan secara langsung kepada warga di empat desa tersebut, serta berusaha menghibur warga korban dengan berkunjung ke tenda-tenda yang menjadi tempat berteduh sementara bagi warga saat ini. “Karena jarak tempuh dari kecamatan ke desa kami ini sangat sulit, maka kondisi masyarakat di desa ini susah sekali, tidak kebagian apa-apa. Rata-rata warga sudah terserang penyakit, ada yang mencret dan ada yang demam,” ungkap Hamzah, Kepala Desa Lubuk Kapundung 1 sewaktu relawan tiba di sana.
Ket :- Banjir bandang yang terjadi pada tanggal 15 September lalu, menyebabkan sejumlah desa masih tertimbun lumpur setinggi 1 meter. Kekuatan air juga menerjang rumah-rumah warga yang berdinding kayu. (kiri) Para warga yang tinggal di pengungsian memang hanya bisa berharap dari bantuan luar, mereka hanya bisa pasrah atas musibah yang menimpa diri mereka. “Kami berharap agar bantuan ini jangan terputus, kami sangat mengharapkan bantuan lanjut,” tambah Hamzah, Kepala Desa Lubuk Kapundung 1.
Ket : - Meski terbatas karena persoalan angkutan, kali ini relawan membawa bahan makanan, pakaian, dan obat - obatan bagi warga. Barang bantuan tersebut diangkut dengan helikopter dari Padang Sidempuan, dengan dukungan dari TNI. (kiri) Menurut Mayor Inf Benni Satria, Komandan Batalyon Infantri 123/RW Baru Padang Sidempuan, jika cuaca mengijinkan, setiap harinya helikopter bisa mengangkut sebanyak 4 - 5 sorti, sekali angkut diperkirakan seberat 800 kg, “Saat ini masyarakat sangat membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan. Sebagai dampak bencana ini, mereka tidak bisa mencari makan bahkan obat-obatan pun terbatas, air bersih juga minim sehingga perlu bantuan tenaga medis turun ke lokasi bencana,” tutur Benni.
| ||
Artikel Terkait
Turut Bertanggung Jawab kepada Bumi
13 September 2017Kembali ke Banaran Pascaoperasi
22 Desember 2017“Ajik….! Ajik….!” Suara teriakan anak-anak usia taman kanan-kanak itu menyambut kedatangan Ajik Saputra. Kebanyakan adalah kawan-kawan Ajik di TK Dharma Mulia, Dusun Banaran, Desa Wates, Kecamatan, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Teman-teman Ajik mengenakan pakaian tradisional Jawa (beskap dan kebaya).

Tzu Chi Medan Menandatangani Nota Kesepahaman Dengan RSU Royal Prima Marelan
27 Juni 2022Sabtu, 11 Juni 2022 Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Medan menandatangani MoU (nota kesepahaman) dengan RSU Royal Prima Marelan di bidang kesehatan dan sekaligus peresmian green point (titik kumpul barang daur ulang).