Sebanyak 29 Xiao Pu Sa memejamkan mata dan melakukan perenungan diri saat mengikuti kegiatan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Palembang pada Minggu, 14 Desember 2025.
“Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.” Lantunan syair lagu “Kasih Ibu” menutup tayangan video pembelajaran dengan judul “Ibuku dari Planet Mars”, yang ditayangkan di Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Palembang pada Minggu, 14 Desember 2025.
Video ini menjadi pembuka refleksi mendalam tentang kasih sayang orang tua yang tulus dan tanpa syarat. Video pendek tersebut mengisahkan seorang anak bernama Xiao Min yang baru saja pindah ke sebuah sekolah, namun karena khawatir tidak akan diterima oleh teman-temannya, Xiao Min berbohong kepada teman-temannya mengenai asal negara ibunya.
Dia meminta ibunya untuk berpura-pura menjadi seorang "Jepang" termasuk mengenakan kimono, memasak, dan membawakan bekal makanan khas Jepang. Ibunya melakukan semuanya, kecuali tidak memakai Geta (sandal kayu khas Jepang serupa bakiak) di kakinya, tetapi justru hanya sandal biasa.
Hal ini membuat Xiao Min kecewa. Ibunya yang mengetahui isi hati Xiao Min, berusaha berulang kali belajar berjalan menggunakan Geta sampai terjatuh dan penuh memar, termasuk menghafal berbagai kosa kata bahasa Jepang.
Xiao Min yang melihat kondisi Ibunya tersebut pada akhirnya menyadari kesalahannya. Dengan berani dan bangga dia menyampaikan kebenaran sesuai hati nuraninya di depan kelas, bahwa sesungguhnya pakaian yang sedang ia kenakan disebut Batik, dan ibunya berasal dari Indonesia.
Dalam rangka Hari Ibu, maka materi kegiatan Kelas Budi Pekerti kali ini mengambil tema Kasih Ibu Sepanjang Masa.
Melalui tayangan ini para Xiao Pu Sa (sebutan untuk anak-anak yang mengikuti kelas Budi Pekerti) diajak untuk menyadari betapa besar cinta kasih para orang tua, serta bersyukur atas semua pengorbanan mereka, dan dengan tindakan nyata membalas kebaikan orang tua.
Pesan mendalam inilah yang ingin disampaikan dalam Kelas Budi Pekerti kali ini. “Spesial dalam rangka “Hari Ibu” di bulan Desember, materi pembelajaran bulan ini kita mengangkat tema: “Kasih Ibu Sepanjang Masa”. Harapannya, bisa menyentuh hati anak-anak untuk bisa lebih menyayangi, menghargai, menghormati orang tua, serta mempraktikkan dalam kehidupan mereka sehari hari,” tutur Lessy Purnamasari, salah satu pemateri di Kelas Budi Pekerti kali ini.
Lessy menambahkan, “Seperti yang selalu Master Cheng Yen katakan, ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan: Berbakti kepada orang tua dan melakukan kebajikan. Maka melalui kegiatan ini kami ingin menanamkan kepada para Xiao Pu Sa untuk selalu berbakti kepada orang tua.”
Xiao Pu Sa Stella didampingi Dui Fu (pendamping Xiao Pu Sa) dengan penuh cinta kasih dan tulus.
Kegiatan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Palembang yang rutin dilaksanakan di setiap minggu kedua ini diikuti oleh 29 Xiao Pu Sa yang juga didampingi oleh para orang tuanya. Tidak hanya menerima materi pembelajaran melalui video dan kata-kata perenungan, para Xiao Pu Sa dan orang tua yang hadir juga diajak untuk berinteraksi secara langsung melalui games yang bertujuan untuk mempererat tali kasih antara orang tua dan anak.
“Senang sekali hari ini saya bisa datang belajar dan bermain bersama papa,” ucap Jyotierra, Xiao Pu Sa pertama yang menyelesaikan games membangun rumah menggunakan stik es krim dengan sumringah.
Kali ini para Xiao Pu Sa juga diberikan kesempatan untuk menulis surat kepada orang tua mereka, untuk mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas bimbingan dan cinta kasih yang telah mereka berikan. Tidak hanya Xiao Pu Sa, para orang tua pun juga diminta untuk menuliskan harapan mereka kepada putra-putri mereka.
“Kami memang sengaja melibatkan anak-anak beserta orang tua. Tidak hanya pembacaan surat oleh Xiao Pu Sa terpilih, nantinya mereka juga akan memberikan bunga sebagai bentuk rasa terima kasih,” ucap Renawati Natalia, selaku PIC Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Palembang.
Renawati Natalia menambahkan, Kelas Budi Pekerti yang merupakan salah satu kegiatan dari Misi Pendidikan Tzu Chi Palembang ini sudah masuk tahun ke dua. “Untuk tahun ini, jumlah total Xiao Pu Sa ada sekitar 40 anak, yang dibagi ke dalam 2 kelas yaitu Qin Zi Ban Kecil (kelas1-3 SD) dan Qin Zi Ban Besar (kelas 4-6 SD),” jelasnya.
Iwan, salah satu orang tua Xiao Pu Sa menuturkan perubahan yang positif putrinya, setelah mengikuti Kelas Budi Pekerti.
Banyak hal positif yang bisa didapatkan oleh para Xiao Pu Sa dari mengikuti Kelas Budi Pekerti. Hal ini pun disampaikan oleh Stella Aurellia yang bergabung di kelas Budi Pekerti sejak bulan Juli 2025. Ia mengatakan, banyak hal yang bisa diteladani. Mulai dari belajar lebih mandiri, peka terhadap penderitaan orang lain, lebih peduli dengan lingkungan sekitar, serta belajar untuk berbakti kepada orang tua.
“Di sini kita belajar berbakti kepada orang tua. Tahu betapa besar kasih sayang mereka kepada kita. Jadi cara berbakti yang mulai saya lakukan adalah memijat mama ketika mama sedang sakit. Karena kalau saya sakit, orang tua pasti akan sangat perhatian, jadi saya juga lakukan yang sama,” ucap Stella Aurellia tersipu.
Perubahan positif tersebut juga dirasakan oleh kedua orang tua Stella. “Semenjak ikut Kelas Budi Pekerti Tzu Chi, dia sekarang menjadi lebih mandiri. Kalau dulu biasanya apa-apa minta tolong ayuk (asisten rumah tangga), sekarang dia sudah mulai bisa mencuci piring dan merapikan kamarnya sendiri,” ucap Peni, ibunda Stella.
Para Xiao Pu Sa memberikan bunga, sebagai wujud terima kasih atas pengorbanan yang telah orang tua mereka lakukan selama ini.
Iwan, ayah Stella menuturkan. “Kelas Budi Pekerti ini sangat baik untuk mengajarkan anak-anak di luar pendidikan formal sekolah dan di rumah, mengenai pentingnya tanggung jawab, hormat terhadap orang tua, dan peduli kepada lingkungan sekitar. Semoga dengan mengikuti Kelas Budi Pekerti ini, anak-anak kedepannya bisa lebih peduli dengan keluarga, hormat kepada orang tua, selalu bersyukur, dan peka terhadap lingkungan.”
Harus diakui Kelas Budi Pekerti kali ini memang sangat berbeda, suasana yang tercipta juga terasa lebih hangat. Tidak hanya para Xiao Pu Sa dan orang tuanya yang merasakan betapa besarnya pengorbanan dan kasih sayang orang tua serta pentingnya berbakti kepada orang tua, termasuk juga para relawan yang hadir dan bersumbangsih dengan penuh semangat serta ketulusan. Semoga kita semua senantiasa bisa mempraktikkan salah satu ajaran Master Cheng Yen yang sangat menyentuh hati dan selalu menginspirasi setiap orang, yaitu tidak lagi menunda waktu lagi untuk segera berbuat kebaikan dan berbakti kepada orang tua.
Editor: Arimami Suryo A.