Yuni (koordinator kegiatan) mencatat nama peserta baru, Martinus, yang pertama kali hadir dalam kegiatan Xun Fa Xiang. Momen ini mencerminkan semangat kebersamaan dan penerimaan tanpa batas di dalam komunitas Tzu Chi.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang kerap membuat manusia lupa akan kedamaian batin, kegiatan pembelajaran Dharma hadir bagaikan oase yang menyejukkan jiwa. Di ruang sederhana yang penuh keheningan, setiap kata, senyum, dan kehadiran menjadi jembatan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang makna hidup.
Pada Minggu, 2 November 2025, sebanyak 68 peserta berkumpul di Ruang Budaya Humanis Sekolah Cinta Kasih Cengkareng untuk mengikuti kegiatan Xun Fa Xiang (XFX) yaitu kegiatan pembelajaran dan perenungan ajaran Master Cheng Yen, di mana para peserta “menyerap keharuman Dharma” melalui mendengarkan, membaca, dan mempraktikkan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dalam suasana yang damai, para peserta belajar bersama, mendengarkan, dan merenungkan kembali tekad awal mereka untuk bersumbangsih tanpa pamrih.
Dharma yang Hidup di Dalam Diri
Bagi Tuti, pemandu kegiatan XFX, kegiatan ini adalah perjalanan batin yang mendalam. Melalui pembelajaran Dharma Master Cheng Yen, ia merasakan perubahan nyata dalam diri.
Tuti, yang memandu kegiatan Xun Fa Xiang mengikuti kegiatan dengan penuh ketulusan. Baginya, kegiatan ini bukan sekadar kegiatan, melainkan perjalanan batin yang mendalam untuk menumbuhkan kesadaran diri dan meneguhkan tekad awal dalam bersumbangsih.
“Manfaat Dharma sangat berarti bagi saya. Saya belajar memahami diri sendiri, menurunkan ego, dan menahan amarah. Kadang anak saya mengingatkan, ‘Mama kan sudah masuk Tzu Chi, sabar ya…’ Dari situ saya belajar bahwa kita bisa memilih: marah atau memahami. Karena yang menyenangkan akan berlalu, dan yang menyakitkan pun akan berlalu,” tutur Tuti.
Dari pengalamannya, Tuti menemukan bahwa Dharma bukan sekadar untuk dipahami, melainkan dijalani dalam keseharian.
Menguatkan Tekad Awal, Menyadari Makna Kehidupan
Bagi Suyanti, relawan abu putih Tzu Chi, kegiatan XFX membuka kembali ingatan tentang niat dan tekad awalnya bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi. “Saya diingatkan lagi tentang tekad awal masuk Tzu Chi bersumbangsih tanpa pamrih, dan menyadari bahwa kematian sedekat napas,” ujarnya lembut.
Suyanti (relawan abu putih) tampak serius mencatat poin-poin penting selama sesi pembelajaran. Kegiatan ini membuka kembali niat awalnya saat pertama kali bergabung dalam barisan Tzu Chi, mengingatkan makna bersumbangsih tanpa pamrih.
Suyanti mengaku tersentuh mendengar kisah Christine Desyliana tentang keteguhan dalam bersumbangsih. “Christine sering mendapat rintangan ketika hendak berbuat baik, tapi tidak pernah berhenti. Ia bertekad menjadi relawan Tzu Chi sampai napas terakhir, karena Master Cheng Yen sudah lanjut usia. Master butuh kita semua supaya Tzu Chi terus ada dan menolong sesama dari penderitaan. Itulah yang sangat menginspirasi saya,” ungkapnya.
Bagi Suyanti, Dharma sejati adalah ketika seseorang menolong sesama tanpa pamrih, bahkan melalui hal-hal kecil yang dilakukan dengan tulus.
Langkah Awal Menuju Kedamaian
Berbeda dengan Martinus, bagi peserta baru ini, Xun Fa Xiang menjadi pintu awal menuju kedamaian batin. “Kehidupan sering kali penuh tantangan dan kebingungan. Melalui pembelajaran Dharma, saya berharap bisa menemukan kedamaian serta arah yang benar dalam berpikir, bertindak, dan berbicara,” tuturnya.
Ketika diminta menggambarkan perasaannya dengan satu kata, Martinus menjawab dengan mantap, “Tadi pagi saya ikut Xun Fa Xiang dan merasa terinspirasi. Ternyata Tzu Chi membagikan Dharma Master Cheng Yen untuk semua orang. Itu membuat saya semakin tertarik, karena ajarannya universal dan penuh kasih.”
Bagi Martinus, inilah bukti bahwa Dharma adalah cahaya bagi semua, tanpa sekat dan tanpa batas keyakinan.
Tek Huat (melipat tangan) menyimak pemaparan dari pembicara. Tek Huat berbagi pengalaman hidupnya yang selalu gelisah. Perlahan dengan mengikuti Xun Fa Xiang ini pikiran yang selalu gelisah berangsur menjadi tenang.
Pelajaran dari Sang Koordinator
Bagi Yuni, koordinator XFX di komunitas relawan He Qi Barat 1, pengalaman memimpin kegiatan ini membawa pelajaran berharga. “Saya semakin mengagumi ajaran Master Cheng Yen. Betapa luar biasanya beliau, dengan Dharma yang mampu mempersatukan kita dari berbagai latar belakang. Dharma mempersatukan semua perbedaan ke dalam satu tekad untuk mencapai tujuan yang sama dengan penuh keharmonisan,” ungkap Yuni dengan tulus.
Dharma yang Menghidupi Setiap Langkah
Kegiatan pembelajaran Dharma seperti XFX bukan sekadar pertemuan spiritual, melainkan perjalanan menuju pemahaman hidup yang lebih dalam. Dharma hidup di setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan kasih. Ia hadir dalam senyum yang tulus, dalam kesabaran menghadapi sesama, dan dalam tekad untuk terus berbuat baik tanpa pamrih.
Dharma terus menginspirasi banyak orang untuk bersama-sama mewujudkan dunia yang bebas bencana, masyarakat yang aman dan harmonis, serta hati manusia yang suci dan penuh welas asih.
Editor: Anand Yahya