Ayo Jadi Relawan

Jurnalis : Paulina (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly, Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Pada Minggu, 15 April 2018, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Pelatihan Relawan Baru. Sebanyak 80 orang berpartisipasi pada kegiatan ini.

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali mengadakan pelatihan menjadi relawan untuk siapa saja yang ingin bergabung kedalam barisan relawan Tzu Chi pada Minggu, 15 April 2018. Sebelum mengadakan kegiatan, relawan juga melakukan sosialisasi Ayo Jadi Relawan! melalui media sosial (Facebook dan Instagram) supaya banyak orang yang tertarik. Bukan hanya melalui media sosial, relawan juga menghubungi beberapa orang untuk dapat hadir dalam kegiatan tersebut.

Tepat pada pukul 09.00 WIB, sebanyak 80 orang partisipan yang ingin lebih mengenal Tzu Chi sudah mulai memenuhi ruang kegiatan di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. kegiatan pun diawali dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen, membacakan sepuluh sila Tzu Chi, dan menyanyikan Mars Tzu Chi. Setelah itu para partisipan diajak menyaksikan tayangan lentera kehidupan Master Cheng Yen yang berjudul "Bekerja Sama Untuk Melakukan Kebajikan."Dalam tayangan tesebut, Master Cheng Yen berpesan bahwa "kita harus bekerja sama untuk melakukan kebajikan dan saling menghormati untuk menciptakan keharmonisan. Sebagai manusia kita harus memiliki cinta kasih yang damai untuk menyucikan hati sendiri agar tidak terjadi pikiran menyimpang yang dapat memicu terjadinya pergolakan." Para partisipan dan relawanpun dengan bersungguh hati saat menyaksikan lentera kehidupan Master Cheng Yen hingga selesai.


Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memperagakan isyarat tangan "Senang Mengenal Anda.”

Setelah itu, kegiatan pun dilanjutkan dengan pengenalan Tzu Chi yang disampaikan oleh salah satu relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Sukirman. “Siapa disini yang mengetahui arti Tzu Chi?” Tanya Sukirman. “Tzu merupakan pemberi kebahagian dan Chi merupakan pelenyap penderitaan,” kata Sukirman kepada para partisipan yang hadir. Dengan penuh semangat relawan memperkenalkan Tzu Chi, mulai dari arti Tzu Chi, logo Tzu Chi, awal mula Tzu Chi Indonesia, visi misi dan tata Berpakaian Tzu Chi kepada para partisipan.

Untuk mencairkan suasana, relawan pun memperagakan isyarat tangan yang berjudul "Senang Mengenal Anda” para partisipan juga diajak untuk bersama-sama memperagakan isyarat tangan tersebut supaya menjadi semangat dan dapat saling mengenal dengan yang  lain.


Sukmawati, AA, dan Ina bersama-sama mempraktikan tata cara makan sesuai dengan budaya humanis Tzu Chi yang nantinya juga akan dipraktikkan langsung oleh para partisipan.

Sebuah drama tentang cara berpakaian dengan tata krama Tzu Chi juga dipertunjukan dalam kegiatan ini. Adegannya pun tentang seseorang yang menggunakan pakaian yang asal-asalan seperti lengan  baju dilipat, kerah dinaikkan, make up berlebihan, menggunakan celana pendek putih serta anting-anting beruntai. Melihat hal tersebut, relawan senior (komite) Tzu Chi kemudian menjelaskan bagaimana cara berpakaian dengan baik dan benar. Drama ini pun bertujuan agar para peserta lebih memahami tata cara berpakaian Tzu Chi.

Selain cara berpakaian, tata krama makan di Tzu Chi juga dijelaskan oleh AA, salah satu relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Dalam penjelasannya, beberapa cara makan yang tidak benar pun di peragakannya agar para partisipan tidak mengikuti melakukan gerakan yang salah tersebut. Setelah menjelaskan tata krama makan ini, relawan langsung mengajak para partisipan untuk mempraktikan cara makan yang benar di ruang makan dengan didampingi para mentor hingga selesai.

Feranika, Relawan Tzu Chi Jakarta yang menyempatkan diri saat bertugas kerja di Karimun untuk membagikan pengalamannya dan trik-trik membagikan waktu antara kerja, keluarga, dan Tzu Chi kepada para relawan serta partisipan.

Para partisipan juga diajak untuk menikmati hidangan yang bergizi dan sehat yang disiapkan oleh tim konsumsi.Para relawan juga memberikan sebuah tayangan video berjudul “Terima kasih Tim Konsumsi.” Dalam tayangan tersebut menyajikan dokumentasi beberapa persiapan kegiatan dan ucapan terima kasih serta rasa syukur kepada tim konsumsi karena selalu menyediakan makanan yang bergizi dan sehat untuk para relawan Tzu Chi.

Kegiatan pun dilanjutkan pada sesi sharing relawan. Pada kegiatan kali, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kedatangan relawan dari Jakarta yaitu, Feranika (32). Disela-sela kesibukannya, Feranika menyempatkan diri untuk hadir dalam kegiatan pelatihan relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Kesempatan ini pun dimanfaatkan Feranika untuk sharing dan membagikan pengalamannya selama bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Jalinan jodohnya dengan Tzu Chi sudah terjalin selama 9 tahun dan ia juga menceritakan kebahagiaannya selama menjadi relawan Tzu Chi.Kekagumannya terhadap relawan Tzu Chi adalah hal yang menyemangatinya pada saat dirinya menghadapi masalah. Feranika yang beragama Katolik ini sungguh merasakan ajaran Master Cheng Yen merupakan ajaran yang benar dan tidak bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya. “Master Cheng Yen dan relawan Tzu Chi tidak memandang suku, ras, dan agama, hal itu menyebabkan saya ingin menjadi relawan. Selama itu perbuatan baik maka dilakukan saja,” tutur Feranika saat sesi sharing. Feranika sendiri merupakan seorang dosen serta pegawai di perusahaan swasta. Di tegah kesibukannya yang cukup padat, ia tetap bisa mengimbangi antara pekerjaan dengan bersumbangsih di Tzu Chi. Feranika juga memanfaatkan waktu dengan baik sehingga dapat membagi waktu antara kesibukannya dengan keluarga.

Indra Wijaya (22) memantapkan hatinya untuk menjadi relawan Tzu Chi karena Tzu Chi sering membantu orang yang membutuhkan bantuan.

Bukan hanya relawan, para partisipan juga diajak untuk sharing. Salah satunya adalah Ibu dari anak yang bernama Beby yang merupakan salah satu anak yang mendapatkan bantuan Tzu Chi dalam pengobatan. Pada saat sharing, ibunda dari Beby juga mengucapkan terima kasih kepada Tzu Chi karena telah membantu pengobatan anaknya di Jakarta. “Alhamdulilah, dulunya kaki anak saya  bengkok, tetapi sekarang anak saya sudah sembuh dan bisa berjalan normal,” ungkap ibunda dari Beby tersebut dalam sharingnya.

Ada juga Indra Wijaya (22), salah seorang partisipan yang berasal dari Pulau Buru, Tanjung Balai Karimun. Ia mendapatkan informasi tentang pelatihan relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dari media sosial dan berniat untuk mengikutinya. “Saya memiliki niat untuk menjadi relawan Tzu Chi sudah lama,saya sudah tahu Tzu Chi sejak saya SMK. Saya sudah memantapkan hati untuk menjadi relawan Tzu Chi karena Tzu Chi sering membantu orang yang membutuhkan bantuan,” ungkap Indra. Di tempat tinggalnya yaitu Pulau Buru,banyak orang yang mengalami kesusahan sehingga Indra Wijaya pun ingin menjadi relawan Tzu Chi agar bisa membantu masyarakat sekitarnya. Perbedaan pulau memang menyebabkan Indra sulit untuk hadir dalam kegiatan Tzu Chi, namun ia kini sudah berniat untuk terus menjalin jodoh baik dengan Tzu Chi.

Begitu pula dengan Rita Rahayu (28), ia adalah seorang apoteker yang baru pertama kali mengikuti kegiatan Tzu Chi. “Acaranya step by step teratur dan rapi, tidak membosankan dan menyenangkan, relawan pun ramah banget. Saya sudah memantapkan hati untuk menjadi relawan, tadi saya mendengar ada daur ulang, kebetulan saya ada keterampilan dalam merajut plastik menjadi kerajinan tangan seperti tas dan pot kecil,”ungkap Rita.


Dwi Hariyanto (34) sebagai PIC, merasa sangat senang melihat banyak orang yang antusias dalam mengisi formulir pendaftaran menjadi relawan Tzu Chi.

Dwi Hariyanto (34) sebagai PIC merasa sangat senang melihat banyak relawan baru yang antusias dalam mengisi formulir pendaftaran sebagai relawan Tzu Chi.“Ayo Jadi Relawan! merupakan slogan kegiatan kita. kemarin namanya pelatihan relawan, saya merasa apabila mereka melihat yang namanya pelatihan pasti sudah merasa tidak nyaman sehingga diganti menjadi ‘Ayo Jadi Relawan!’ agar orang-orang tertarik dan ingin menjadi relawan. Kita juga ada kedatangan relawan Tzu Chi dari Jakarta yang dapat memberikan motivasi kepada para relawan baru,”ungkapnya.

Kegiatan pelatihan ini pun diakhiri dengan doa bersama. Dengan diadakan pelatihan relawan ini, semoga setiap orang dapat memanfaatkan waktu dengan baik untuk bersumbangsih dengan menjadi relawan Tzu Chi. Seperti yang tertuang dalam salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen. “Setiap detik dari waktu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, setiap langkah dari jalan kehidupan harus ditempuh dengan sungguh-sungguh sehingga tidak timbul penyesalan didalam kehidupan ini.”

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Menambah Ilmu dari Pelatihan Relawan

Menambah Ilmu dari Pelatihan Relawan

19 Mei 2016 Komunitas relawan Xie Li Semitau, Kalimantan Barat tak pernah patah semangat menyebarkan nilai-nilai bersyukur, saling menghargai, dan cinta kasih universal, terutama pada Relawan Abu Putih.
Memegang Teguh Sebersit Niat Baik

Memegang Teguh Sebersit Niat Baik

12 Maret 2019

Pelatihan Relawan Abu Putih yang diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Perwakilan Pekanbaru pada 24 Februari 2019 di Kantor Tzu Chi di Perkantoran Grand Sudirman Ruko B1 diikuti sebanyak 68 orang relawan. 21 di antaranya dilantik menjadi relawan Abu Putih.

Lakukan dengan Sukarela,  Terima dengan Sukacita, Giat Melatih Diri

Lakukan dengan Sukarela, Terima dengan Sukacita, Giat Melatih Diri

01 September 2015 Pagi yang cerah di minggu terakhir di bulan Agustus 2015, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, relawan Tzu Chi komunitas Jakarta Barat melaksanakan kegiatan pelatihan relawan abu putih di Aula Blok C yang terletak tidak jauh dari Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -