Belajar Menjadi Anak Yang Bersusila

Jurnalis : Dwi Hariyanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Calvin, Yogie, Abdul Rahim, Vincent (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan rutin tiap bulan yaitu, Kelas Budi Pekerti. Sebanyak 41 siswa-siswi berpartisipasi pada kegiatan kali ini.

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Kelas Budi Pekerti yang kali ini, Minggu, 12 Agustus 2018, temanya adalah Menjadi Anak Yang Bersusila. Tepat pukul 08.15 WIB, siswa-siswi kelas budi pekerti sudah terlihat rapi berbaris di lantai bawah kantor Tzu Chi Karimun. Mereka pun berbaris sesuai dengan kelompok yang sudah dibagikan oleh para Daai Mama dan Papa.

Bulan Agustus ini merupakan kegiatan kelas budi pekerti kedua yang telah dilaksanakan oleh Tzu Chi Karimun. mereka terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini, di mana anak-anak yang datang pada kegiatan ini berjumlah 41 anak.

Tantangan Berat Dunia Pendidikan


Setiap kegiatan kelas budi pekerti, siswa-siswi akan diberikan kata perenungan Master Cheng Yen untuk ditempelkan di buku mereka masing-masing. Kata perenungan yang berbunyi “Jika hati tulus dan perilaku benar tentu akan mendapatkan pengakuan dan kepercayaan orang,” yang ditempelkan untuk pertemuan kali ini.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tantangan yang berat dalam dunia pendidikan. Jika tanpa diimbangi dengan pendidikan budi pekerti yang baik, kemajuan teknologi akan membawa dampak negatif bagi moral dan etika masyarakat. Banyak kejadian di mana anak berani melawan orang tua hanya karena tidak diberi uang untuk main game. Anak-anak banyak yang tidak memiliki rasa hormat terhadap orang yang lebih tua darinya. Dengan banyaknya fenomena yang terjadi di masyarakat, mendorong Tzu Chi Karimun untuk mendidik para siswa-siswi kelas budi pekerti untuk memiliki moral yang baik.

Tepat pada Pukul 08.30 WIB, kegiatan pun dimulai dengan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen. Pembawa acara kegiatan kali ini adalah Mei Mama. Dengan lemah lembut Mei Mama mengajak anak-anak untuk dapat lebih interaktif. Kemudian acara dilanjutkan dengan membacakan Sepuluh sila Tzu Chi bersama-sama, berlanjut dengan materi dan penempelan kata perenungan dari master Cheng Yen. Untuk kelas atas, materi disampaikan oleh Dwi Papa dan untuk kelas bawah materinya disampaikan oleh Fitri Mama.


Siswa-siswi diberikan sebuah tayangan Master Cheng Yen Bercerita. Inti dari cerita itu adalah jika kita menaati 5 sila Buddhis maka akan dikelilingi dan dilindungi oleh para dewa.

“Untuk menjadi anak yang bersusila kita harus melaksanakan Lima sila (lima aturan moral) yaitu tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berkata bohong dan tidak minum-minuman yang memabukkan,” jelas Dwi Papa saat membawakan materi.

Sedangkan Fitri Mama di kelas bawah mengajak anak-anak untuk tidak berkata bohong kepada semua orang. Siswa-siswi harus berkata jujur dalam kehidupan sehari-harinya. Kemudian penyampaian materi diakhiri dengan pemutaran sebuah tayangan  Master Cheng Yen Bercerita. Di mana dikisahkan ada pemuda yang melanggar salah satu sila dan tetap melaksanakan empat sila lainnya. Kemudian anak itu bertobat untuk tidak melanggarnya lagi, dan akhirnya banyak para dewa melindunginya.


Dwi Hariyanto Papa membawakan materi yang bertema “Menjadi Anak Yang Bersusila.”

Nichole yang saat ini masih duduk di kelas 1 SD sangat tertarik dengan kisah dalam Master Cheng Yen Bercerita tersebut. Ia yang biasanya berani membantah perintah orang tua berjanji akan patuh dan berbakti pada orang tuanya, ia ingin dilindungi oleh para dewa agar hantu tidak berani mendekatinya.

“Saya ingin dilindungi oleh dewa, saya tidak mau hantu datang pada saya,” ujarnya.


Siswa-siswi kelas bawah tampak begitu semangat saat mempelajari tata krama Tzu Chi.

Saat ditanya apa yang harus dilakukannya agar para dewa datang melindunginya dia menjawab dengan tegas akan melakukan kebaikan.  “Saya akan melakukan kebaikan, membantu orang tua, tidak melawannya,” ucapnya.

Dengan pemahaman moralitas sejak kecil diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya memiliki budi pekerti dan moral yang baik. Seperti dalam kata perenungan Master Cheng Yen “Jika hati tulus dan perilaku benar tentu akan mendapatkan pengakuan dan kepercayaan orang.”


Nichole sangat tertarik dengan sebuah tayangan Master bercerita. Ia akan melakukan kebaikan agar para dewa datang melindunginya.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Krayon Kehidupan

Krayon Kehidupan

15 November 2018

Krayon Kehidupan diangkat menjadi tema dalam penutupan Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan, Minggu 11 November 2018. Sebanyak 58 Xiao Pu Sa kelas lanjutan, serta 21 Xiao Pu Sa kelas baru hadir dalam penutupan kelas ini. Tak ketinggalan para orang tua juga hadir menyaksikan anak-anak mereka tampil dalam acara ini.

Mempersiapkan Karakter Baik untuk Masa Depan

Mempersiapkan Karakter Baik untuk Masa Depan

23 Januari 2024

Sebanyak 29 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat menghadiri Kelas Bimbingan Budi Pekerti pada Minggu, 14 Januari 2024 dengan tema Kerendahan Hati, Berbakti dan Merawat, Menumbuhkan Anak dengan Cinta Kasih.

Percaya Diri Sebagai Kunci Keberhasilan

Percaya Diri Sebagai Kunci Keberhasilan

17 Oktober 2017

Pada Minggu, 15 Oktober 2017 diadakan kegiatan rutin kelas budi pekerti (xiao tai yang) di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Pada kesempatan ini, kelas budi pekerti mempelajari tema tentang kepercayaan diri.

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -