Melayani Warga Perbatasan

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati, Henry Tando, Puspawati (He Qi Utara 1)

doc tzu chi

Dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara ke-71 tahun 2017, Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan bakti sosial kesehatan.

Dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara ke-71 tahun 2017, Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan bakti sosial kesehatan untuk warga di Kecamatan Pagedangan. Wilayah ini merupakan pinggiran Kab. Tangerang (Banten) berbatasan dengan Kab. Bogor (Jawa Barat) yang hanya dipisahkan oleh sebuah sungai.

Menjadi daerah perbatasan sering kali tertinggal jika dibandingkan dengan daerah lainnya, sehingga animo masyarakat untuk mengikuti baksos kesehatan pun sangat tinggi. Hal ini terbukti sebanyak lebih kurang 3.700 pasien mengikuti baksos yang digelar pada Jumat, 7 Juli 2017 yang berlokasi di halaman SDN 3 Parung Panjang, Kec. Pagedangan, Kab. Tangerang. Pelayanan kesehatan untuk warga terdiri dari pengobatan umum, gigi, khitanan massal, donor darah, penyuluhan kesehatan gigi sekolah, pelayanan KB, bedah minor, dan laboratorium sederhana.

“Wilayah ini memang membutuhkan banyak bantuan,” ucap Ahmad Zaki Iskandar, Bupati Tangerang. Beliau pun memberikan apresiasi dengan diadakannya pelayanan kesehatan secara gratis di wilayah ini. “Mengadakan baksos di sini sangat tepat sekali,” ujarnya.

Tim medis dan relawan Tzu Chi dengan sepenuh hati bersama-sama melayani warga Kec. Pagedangan, Kab. Tangerang dalam baksos kesehatan yang digelar pada Jumat, 7 Juli 2017.

Bupati Tangerang, Ahmad Zaki Iskandar memberikan apresiasi dan ungkapan terima kasih kepada POLRI dan Tzu Chi yang telah memberikan perhatian untuk warganya yang berbatasan dengan Kab. Bogor (Jawa Barat).

Masyarakat Kec. Pagedangan yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai buruh dan buruh tani ini sangat antusias mengikuti baksos. Rata-rata mereka membawa keluhan darah tinggi, asam urat, batuk pilek, dan lain-lain. Sebanyak 150 tim medis dan relawan Tzu Chi turut melayani warga yang mengikuti baksos. Kontribusi Tzu Chi dalam misi kesehatan pun mendapatkan apresiasi positif dari berbagai pihak.

“Tzu Chi banyak membantu wilayah Kab. Tangerang. Kami harap kita bisa laksanakan kegiatan sosial lebih banyak lagi, masih banyak masyarakat yang membutuhkan,” ujar Bupati Tangerang. “Dalam membangun bangsa ini, semua warga Indonesia bertanggung jawab. Ini sangat besar sekali kontribusi dari lembaga sosial seperti Yayasan Buddha Tzu Chi,” ucap Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) POLRI, Dwi Priyatno.

Menganggapi hal ini, Koordinator baksos Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia berharap masyarakat dalam menjaga kesehatan dengan baik. “Dengan kita datang ke sini, masyarakat terbuka dengan kesehatan mereka peduli dengan kesehatan,” ujar dr. Ruth O Anggraini.

Tim medis Tzu Chi, dr. Huiana memeriksa setiap pasien dengan sangat detil dan humanis.

Masyarakat Kec. Pagedangan yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh dan buruh tani ini sangat antusias mengikuti baksos. Rata-rata mereka membawa keluhan darah tinggi, asam urat, batuk pilek, dan lain-lain.

Datang Membawa Harapan

Cucu (43 tahun), warga Desa Karang Tengah, Kec. Pagedangan digendong suaminya menuju tenda lokasi baksos pengobatan umum. Cucu tidak dapat berjalan sudah dua tahun lamanya. Selama mengalami kelumpuhan, tidak banyak yang dia lakukan. Cucu dan keluarga juga sempat melakukan pengobatan namun tak kunjung sembuh.

Ketika mendapatkan informasi adanya baksos ini dari ketua RT, ia pun sangat kegirangan berharap sakit yang dirasakannya bisa pulih seperti sedia kala. “Selama ini duduk saja, nggak bisa jalan. Kalau mau kencing (ke toilet) ngesot. Nggak bisa ngapa-ngapain,” ucapnya sedih.

Cucu pun berkeluh kesah menceritakan apa yang telah dialaminya. “Pinggang sakit, kaki dua-duanya sakit. Tadi dokter bilang kena saraf kejepit,” ujar ibu 4 anak ini. Setelah mendapatkan pemeriksaan dari dokter, tak jenuhnya Cucu berdoa agar mendapatkan kesembuhan dari pemeriksaan pada baksos ini. “Pengen sembuh bisa jalan lagi. Pengen kayak orang-orang kerja lagi,” kata Cucu sambal menunggu suaminya yang mengambil obat di apotek.

Harapan yang sama juga dirasakan oleh Suriana (38). Ia datang dengan keluhan sakit batuk dan tenggorokan yang dirasakan sejak bulan puasa lalu. Ibu enam anak ini juga mendapat pesan dari dokter yang menangani ada bisa menjaga asupan makanan. “Tadi pesan dari dokter jangan makan gorengan dan pedas-pedas,” ucapnya.

Cucu, warga Desa Karang Tengah, Kec. Pagedangan digendong suaminya untuk memeriksakan sakitnya yang sudah diderita selama dua tahun.

Selain anak kelimanya yang mengikuti baksos khitanan massal, Suriana juga memeriksakan sakit batuk dan tenggorokan yang telah diderita sejak bulan puasa.

Suriana mengaku pernah menderita darah tinggi ketika masih mengandung putri bungsunya. Sebelum Suriana memeriksakan kesehatannya, sang suami tiba ke lokasi lebih dulu sejak pagi untuk mendampingi putra kelimanya mengikuti khitanan massal. Sehingga Suriana baru sempat berobat siang hari. “Bersyukur ada baksos ini. Anak disunat, saya bisa berobat. Saya kan orang nggak punya,” ucapnya lirih. Suriana berharap anak dan dirinya segera sembuh. “Saya senang sekali, semoga saya cepat sembuh. Anak cepat pulih,” ungkapnya.

Bukan hanya warga saja yang berbahagia bisa mengikuti baksos ini tetapi para tim medis juga merasakan sukacita yang sama. Salah satunya dr. Huiana Sofiani. Meskipun ini kali pertama dr. Huiana mengikuti kegiatan baksos bersama Tzu Chi tetapi banyak hal yang telah dirasakannya. “Senang bisa menolong orang. Yang paling penting enjoy menjalaninya,” ungkap dokter umum yang praktik di RSCK ini.

Selain menikmati kesempatan bisa melayani warga kurang mampu, dr. Huiana juga merasa mendapatkan hal yang lainnya. “Nambah ilmu, nambah pelayanan hati,” ucapnya tersenyum. Dokter yang bergabung dengan TIMA sejak tahun 2016 ini pun tidak merasa kapok meski harus bangun dini hari dengan perjalanan jauh mengikuti baksos untuk melayani warga di perbatasan. Justru ia berkomitmen akan mengajak lebih banyak para tenaga tim medis untuk menolong orang-orang yang butuh pelayanan kesehatan. “Semoga mereka ceept sembuh, penyakit nggak berulang lagi, mereka tetap sehat,” ucap dr. Huiana.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Membangkitkan Kepercayaan Diri

Membangkitkan Kepercayaan Diri

16 Desember 2014 Keseharian pria berusia 26 tahun ini dihabiskan hanya di dalam rumah saja dengan duduk-duduk, berbicara bersama keluarga dan tidur. Tidak ada pekerjaan yang dapat dilakukannya semenjak kedua matanya terkena katarak
Menjalin Tali Persaudaraan Melalui Baksos Kesehatan Tzu Chi

Menjalin Tali Persaudaraan Melalui Baksos Kesehatan Tzu Chi

25 April 2014

Misi kemanusian Tzu Chi terus berlanjut dengan mengembangkan cinta kasihnya pada setiap manusia, serta membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu.

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-104: Layaknya Sebuah Keluarga

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-104: Layaknya Sebuah Keluarga

24 Desember 2014 Memasuki hari ke-2 baksos kesehatan Tzu Chi, Sabtu, 20 Desember 2014, pasien dari berbagai  wilayah di Lampung sudah berkumpul di RS. Bhayangkara, Bandar Lampung. Sebanyak 95 orang datang hari itu guna melakukan operasi Katarak atau Pterigyum. Pukul 10.00 WIB, Kapolda Lampung, Walikota, dan pemuka agama datang untuk membuka kegiatan baksos Kesehatan Tzu Chi yang ke-104.
Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -