Meniti Harapan di Tzu Chi
Jurnalis : Sutanti (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Mieli (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)|
|
| ||
Peserta yang hadir tidak hanya dari Tanjung Balai saja, tetapi banyak juga yang berasal dari Tanjung Batu. Tepat pukul 10.00 WIB, para shixiong dan shijie yang hadir di dalam kantor Tzu Chi langsung memulai acara yang dipandu oleh Nely shijie. Suasana di ruangan sosialisasi begitu khidmat saat mereka mendengar penjelasan sejarah berdirinya Tzu Chi serta dilanjutkan penjelasan misi dan visi Yayasan Buddha Tzu Chi yang dibawakan oleh Sukmawati shijiedan Ema shijie. Dalam sosialisasi ini juga ditayangkan tentang kilas balik kegiatan-kegiatan yang dilakukan relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada tahun 2011 serta Dwi Harianto shixiong menjelaskan bagaimana etika sebagai relawan abu putih. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi, pembelajaran dan renungan untuk melangkah ke depan yang lebih baik. Di pertengahan acara ditampilkan sebuah drama yang bertemakan bagaimana tata karma atau sikap bagi setiap anggota Tzu Chi. Drama ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi calon-calon relawan untuk menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Saat acara sharing, seorang peserta menyampaikan kesannya selama acara berlangsung dan ia tertarik untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi selanjutnya karena di yayasan sosial dan kemanusiaan ini tidak membedakan suku maupun agama dalam memberikan bantuan kepada pihak lain.
Keterangan :
Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Ong Lie Fong shijie, berpesan bahwa di dunia ini sesuatu tidak tergantung pada satu orang saja, tetapi saling membutuhkan satu sama lain. Untuk itu kita sebagai insan Tzu Chi harus bisa bersama-sama membantu orang yang susah agar menjadi lebih baik serta tidak menyia-nyiakan jalinan jodoh yang sudah terikat satu sama lain. Master Cheng Yen di dalam ceramahnya mengingatkan agar kita berusaha untuk membantu semua makhluk yang membutuhkan, karena masih banyak saudara kita yang kesulitan ekonomi, kelaparan dan kesulitan lainnya. Kita hendaknya bersyukur apabila saat ini kita berkecukupan dan bisa banyak membantu orang lain. Acara diakhiri dengan doa dan memberikan souvenir berupa kata perenungan Master Cheng Yen yang diberikan kepada 58 orang calon relawan. Dengan kata perenungan diharapkan semua bisa mengerti dan mempraktikkan makna yang terkandung dalam buku tersebut. | |||
Artikel Terkait
Turut Bahagia Menyaksikan Orang Lain Bahagia
21 Februari 2023Kehadiran rombongan relawan Tzu Chi di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara Sabtu (18/2/2023) pagi itu diwarnai gerimis tipis. Dengan mengenakan jas hujan, beberapa tampak menenteng peralatan yang bakal digunakan untuk mengecat rumah.
Baksos Kesehatan Ramah Lingkungan
26 Mei 2016Tanggal 17 April 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya kembali mengadakan bakti sosial (baksos) kesehatan di Rusun Penjaringan Sari, Surabaya. Kegiatan bakti sosial ini ditujukan bagi seluruh warga penghuni rusun, terutama para lansia, balita dan anak-anak.
Bahu Untuk Keluh Kesah Dan Suka Cita Mereka
31 Oktober 2014Manusia adalah mahkluk sosial. Meskipun punya segalanya: sehat, memiliki keluarga, berkecukupan, kita tetap membutuhkan teman untuk berbagi cerita suka maupun duka. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki keluarga, yang sakit, tidak berdaya dan tidak berkecukupan?








Sitemap