Meringankan Beban Keluarga Natalia

Jurnalis : Arimami Suryo A., Fotografer : Arimami Suryo A.

“Bersyukur banget (bertemu Tzu Chi). Saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada Buddha Tzu Chi,” ucap Nurhasanah (56), keluarga Gan En Hu (Penerima Bantuan Tzu Chi) di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Anak dari Nurhasanah, Natalia Wulandari Wulengaran (19) adalah salah satu Anak Asuh Tzu Chi. Ketika relawan Tzu Chi datang berkunjung pada Selasa, 18 Mei 2021 mereka tampak bersukacita menyambut kedatangan relawan Tzu Chi.

Nurhasanah bekerja di tempat penitipan motor di sekitaran Stasiun Bekasi. “Sekarang kerja di parkiran, nanti motor kita yang rapihin,” aku Nurhasanah. Sebelumnya, Nurhasanah dan anak-anaknya tinggal di Kota Batam. Sepeninggalan suami pada tahun 2018, ia memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Bekasi bersama anaknya Natalia dan Simon. Mereka mengontrak rumah di wilayah Marga Mulya, Bekasi Utara.

Relawan Tzu Chi Komunitas Xie Li Bekasi berjalan untuk mengunjungi salah satu keluarga penerima bantuan sekaligus anak asuh Tzu Chi di wilayah Marga Mulya, Bekasi Utara.

Baru pindah ke Bekasi, Natalia harus mencari sekolah baru untuk meneruskan pendidikan. Karena tidak memiliki biaya, Nurhasanah mencoba mencari informasi kepada orang-orang yang ia temui sambil berjualan nasi uduk di tahun 2018-2019. Dari berjualan nasi uduk itulah Nurhasanah mendapat informasi dari tetangganya tentang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Nurhasanah kemudian datang ke Kantor Tzu Chi di ITC Mangga Dua pada pertengahan 2019.

“Diarahin ke Dena Shi gu. Datanglah kesini (rumah) para relawan. Trus pada tanya, ‘Ibu bagaimana riwayat hidupnya?’ Ibu ceritainlah,” tutur Nurhasanah. Saat itu, Nurhasanah mengajukan bantuan pendidikan putrinya Natalia yang akan bersekolah di SMK. “Tolong dibantu anak saya sampai lulus,” mohon Nurhasanah pada relawan yang melakukan survei.

Relawan Tzu Chi memberikan bingkisan untuk Natalia dan keluarga untuk membantu kebutuhan keluarga di masa pandemi Covid-19.

Akhirnya pengajuan bantuan pendidikan untuk Natalia pun disetujui oleh Yayasan Tzu Chi. “Jauh bedanya (sebelum dan sesudah dibantu Tzu Chi),” kata Nurhasanah menceritakan kehidupannya dan keluarga. Sekilas tubuh Nurhasanah tampak seperti wanita di usianya, namun riwayat kesehatannya cukup mengenaskan. Ia merupakan penyintas kanker payudara dan tumor rahim.

Relawan Tzu Chi pada beberapa kesempatan juga melakukan kunjungan kasih melihat kesulitan Nurhasanah ditengah keterbatasan kondisi fisiknya saat ini. Karena tidak bisa kerja full ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19, tentunya penghasilannya pun berkurang. Setelah kembali mengajukan bantuan ke Tzu Chi, akhirnya Nurhasanah juga dibantu biaya hidup.

Nurhasanah sangat bersyukur karena kesulitannya diringankan oleh Yayasan Tzu Chi. Hal ini menjadi penyemangat Nurhasanah ditengah keterbatasannya yang bekerja sebagai juru parkir. “Saya sudah bersyukur banget anak saya sekolah sudah dibantu Tzu Chi. Saya disitu sudah semangat, apapun saya harus kuat untuk anak,” jelas Nurhasanah.

Rindu Berkegiatan Bersama

Denasari, Relawan Tzu Chi yang menjadi pendamping berbincang-bincang dengan Nurhasanah dan Natalia.

Kerinduan pun dirasakan oleh Natalia karena di masa pandemi Covid-19, sudah 1 tahun lebih ia tidak bisa berkumpul dan berkegiatan bersama anak-anak asuh Tzu Chi lainnya. Sebelum pandemic Covid 19, satu bulan sekali Natalia berkumpul di Kantor Komunitas He Qi Pusat di ITC Mangga Dua untuk pertemuan anak asuh. Dimasa pandemic kehadiran relawan Tzu Chi ke rumah Nurhasanah dengan membawa bingkisan menjadi obat kerinduannya terhadap relawan Tzu Chi.

Seneng banget (dikunjungi relawan Tzu Chi). Malah kaya rasa rindu banget pengen kesana ke ITC Mangga Dua,” ucap Natalia saat dikunjungi relawan. Setelah menjadi anak asuh Tzu Chi, banyak perubahan perilaku pada diri Natalia. “Dulu saya kalau disuruh bersihin rumah nggak mau. Begitu kenal Tzu Chi, saya sangat menyadari arti berbakti pada orang tua seperti, membantu mencuci piring, cuci baju, bersih-bersih kamar,” ungkapnya.

Bagi Natalia, peran relawan Tzu Chi sangat besar dalam pendampingan membentuk budi pekerti yang baik. Kalau shigu-shigu dan relawan lainnya itu peduli banget, nggak mandang siapa orangnya. Malah ada dua Shi gu yang ngechat, tanya tentang pulsa untuk kepentingan paket belajar, bertanya kabar juga,” ungkap Natalia.

Natalia kini lebih banyak bersyukur dan berkat bimbingan relawan Tzu Chi yang mengajarkan budi pekerti kini Natalia mau mengerjakan pekerjaan rumah dan membantu ibunya.

Dengan hidup sederhana, Natalia tidak malu untuk membantu ibunya memarkirkan motor disela-sela aktivitasnya. Semejak mengenal Tzu Chi, ia menyadari arti bersyukur dengan kehidupan yang ia miliki saat ini. “Beruntung banget jadi anak asuh. Sejak kenal Tzu Chi saya banyak berubah, sering diajarin untuk selalu bersyukur. Kalau dulu saya nggak pernah ada rasa bersyukur,” aku Natalia.

Tak lupa, Natalia juga mengucapkan terima kasih karena telah dibantu Tzu Chi dalam berbagai hal terutama dalam pendidikan. “Untuk Tzu Chi terima kasih banyak, udah mau bantu Mama, bantu saya untuk keluarga. Kalau nggak ada bantuan dari Tzu Chi saya nggak sekolah. Terima kasih juga untuk bantuan sembako dan santunan. Terima kasih juga untuk Shi gu-Shi gu yang sudah mendidik saya,” jelasnya.

Disela-sela aktivitasnya, Natalia juga kerap membantu pekerjaan Nurhasanah di tempat penitipan motor untuk menyusun dan merapikan motor.

Denasari, Relawan Tzu Chi yang mendampingi juga bersyukur dapat membantu meringankan kesulitan-kesulitan keluarga Nurhasanah. Ia menjelaskan beberapa bantuan diberikan sesuai dengan kebutuhan.

“Yang pertama tentu pendidikan, kita bantu sesuai dengan hasil rapat di Yayasan. Natalia mendapat batuan awalnya SPP, seragam sekolah, dan buku. Ketika kita berkunjung ke rumah Natalia, ternyata mamanya juga penyintas kanker dan bekerja di tempat penitipan motor. Karena tidak bisa kerja full, mamanya juga mengajukan bantuan ke Tzu Chi. Akhirnya diputuskan Yayasan membantu biaya hidup keluarga Nurhasanah. Apalagi dimasa pandemi Covid 19 ini, bantuan biaya hidup sangat bermanfaat untuk keluarga Nurhasanah,” jelas Denasari.

“Untuk mamanya (Nurhasanah), walaupun pandemi ini belum berakhir harus tetap menjaga kesehatan, selalu gembira, karena itu adalah salah satu untuk meningkatkan imun tubuh kita. Untuk Natalia semangat belajarnya ditingkatkan lagi, satu tahun lagi selesai, semoga dapat nilai yang baik,” harap Denasari setelah mengunjungi keluarga Nurhasanah bersama dua orang relawan Tzu Chi.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

"Satu Keluarga" Bersama Anak -Anak Santri

08 Mei 2014 Berkah bukan hasil dari bermohon, tetapi harus diciptakan sendiri. Jika dalam hati memiliki cinta kasih, bersumbangsih secara nyata untuk membantu orang yang menderita agar terbebas dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan, itulah menciptakan berkah bagi orang banyak.
Mendukung Kesembuhan Pak Sukandar

Mendukung Kesembuhan Pak Sukandar

02 Januari 2020
Sukandar Tatang (57), warga Ciomas, Bogor merupakan salah satu penerima bantuan Tzu Chi. Pascaoperasi jantung, relawan Tzu Chi dari komunitas Bogor berkunjung ke rumahnya, memberi perhatian dan semangat kepadanya. Kini Sukandar tengah belajar berjalan di tengah-tengah kondisi pemulihannya. 
Memanfaatkan Waktu dengan Berbagi Kasih

Memanfaatkan Waktu dengan Berbagi Kasih

01 Oktober 2018
Di tengah kesibukan relawan Tzu Chi, mereka selalu menyempatkan diri untuk berbagi kasih dengan oma dan opa para penghuni panti jompo. Seperti pada Kamis 27 September 2018, relawan Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan rutin ke Panti Wreda Senjarawi yang dihuni oleh 18 opa dan 52 oma.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -