Servis Khusus di Hari Ibu

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha
 
foto

* Dalam rangka perayaan Hari Ibu Sedunia yang jatuh pada hari Minggu, 10 Mei 2009, insan Tzu Chi Indonesia mengadakan perayaan Hari Ibu di Sekolah Bhakti Utama, Jembatan 5, Jakarta Barat.

Kalau biasanya seorang ibu menyuapi anaknya dan membawakan segelas air putih dikala ia haus, kali ini ada berbeda. Sabtu, 2 Mei 2009, jemari mungil murid-murid KB, TK, dan SD Bhakti Utama, Jembatan 5, Jakarta Barat, justru melakukan itu semua kepada orangtua mereka.

Air mata Aminah akhirnya turun juga, setelah hampir setengah jam ia coba untuk menahannya. Rasa haru yang teramat sangat sudah tidak bisa lagi dibendung. Ingatan akan masa kecilnya kembali berputar saat Hartanto Wirya, sang putra, berlutut dan menyerahkan secangkir teh untuknya. “Saya jadi ingat sama Mama di Kalimantan. Bagaimana beratnya ia mengasuh dan membesarkan saya, tapi walaupun jauh, setiap tahun saya tidak lupa untuk mengucapkan hari ibu kepadanya,” isak Aminah.

Tidak hanya memberikan teh, Hartanto dan 30 anak lainnya juga menyuapi kue-kue kecil ke dalam mulut ibu mereka. “Sebelumnya Hartanto tidak pernah melakukan ini kepada saya, paling dia hanya mengambilkan saya air putih saja, itu juga kalau kita suruh,” jelas Aminah, sambil sesekali menyeka air matanya. Aminah menambahkan, dirinya berharap perayaan Hari Ibu Sedunia yang terlaksana atas kerjasama antara Tzu Chi dan Sekolah Bhakti Utama ini dapat dilakukan setiap tahun, karena banyak sekali pelajaran budi pekerti yang diperoleh anak-anak, “Mungkin mereka belum mengerti apa yang sedang mereka lakukan, tapi setidaknya hari ini mereka belajar untuk menghormati dan menyayangi kami.”

Aura kebahagiaan memenuhi setiap sudut ruangan tempat kegiatan perayaan Hari Ibu berlangsung. Sorot mata polos penuh cinta menatap teduh sosok di hadapan mereka, dan tidak lama kemudian pelukan dan ciuman hangat pun pecah dalam keharuan.

foto  foto

Ket : - Berbeda dari biasanya di perayaan Hari Ibu Sedunia, anak-anak diajak untuk memberikan pelayanan kepada
           sang ibu, mulai dari menyuguhkan teh, menyuapi, hingga memijit mereka. (kiri)
         - Memberi sebuah kado di Hari Ibu tidak harus berupa barang baru dan mahal. Dalam kegiatan ini, para murid
           diajak untuk berkreativitas membuat kerajinan tangan sebuah bunga kertas, sebagai hadiah bagi sang
           bunda. (kanan)

Setelah puas menjamu, anak-anak pun mulai membasuh dan mengoleskan hand body lotion pada tangan ibu mereka. Belum cukup sampai di situ, para pelayan cilik ini juga memijit pundak wanita yang selama ini lelah mengurus dan mendidik mereka. “Saya sangat terharu. Anak-anak yang biasanya manja ini, bisa sangat lembut melayani kami,” ucap Ivana Amung, salah satu orangtua murid.

Belajar Sambil Bermain
Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Oleh sebab itu, dalam kegiatan kali ini, para insan Tzu Chi mengemas pendidikan budi pekerti dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan, mulai dari acara games, drama boneka, hingga membuat kerajinan tangan sebagai hadiah untuk ibu. “Selain merayakan Hari Ibu, kami juga ingin memberikan pelajaran budi pekerti kepada anak-anak,” jelas Christine Dharmali, salah satu relawan Tzu Chi.

Christine menambahkan, dalam drama boneka yang dipersembahkan oleh relawan Tzu Chi, anak-anak diajarkan untuk mengerti bahwa rasa kasih sayang kepada orangtua tidak hanya dapat ditunjukkan dalam bentuk materi saja (kado -red), tapi yang jauh yang lebih penting adalah sikap anak-anak itu sendiri kepada orangtuanya, “Kami ingin anak-anak ini tidak hanya pintar, namun juga memiliki budi pekerti yang baik.”

foto  foto

Ket : - Dunia anak-anak adalah dunia bermain dan bercerita, oleh sebab itu para insan Tzu Chi mengajarkan
           pendidikan budi pekerti kepada anak-anak melalui drama boneka "Kado untuk Ibu". (kiri)
         - Walaupun dengan waktu latihan yang terbatas (tiga kali pertemuan -red), para murid dan guru Sekolah
           Bhakti Utama berhasil mempersembahkan pertunjukan bahasa isyarat tangan dengan cukup baik. (kanan)

Ditanya tentang kegiatan hari ini, Vesakha Devi, salah satu murid kelas 1 SD Bhakti Utama, menuturkan rasa bahagianya. “Hari ini senang sekali bisa membantu Mama memberikan teh, dan menyuapinya makan. Terima kasih, Mama sudah membesarkan aku. Selamat Hari Ibu!” tuturnya ceria.

Kerjasama antara Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan Sekolah Bhakti Utama ini sendiri sudah terjalin hampir dua tahun. “Ini berawal dari kunjungan kami ke kantor pusat Yayasan Buddha Tzu Chi, Mangga Dua. Dan semenjak itu, beberapa kegiatan seperti gathering, baksos kesehatan, maupun kegiatan donor darah sering kami lakukan bersama Tzu Chi,” tutur Jimmy Satya Mitra, selaku Kepala Sekolah Bhakti Utama. Walaupun perayaan Hari Ibu baru pertama kali diadakan, namun Jimmy melihat antusias para murid dan orang tua sangat baik. “Saya berharap setiap tahun kegiatan ini bisa rutin diadakan,” tambah Jimmy.

 

Artikel Terkait

Sentuhan Hati untuk Sumedang

Sentuhan Hati untuk Sumedang

07 Oktober 2016
Sabtu, 1 Oktober 2016, relawan Tzu Chi Bandung membagikan bantuan kepada korban bencana longsor yang terjadi pada 20 September 2016 di Kecamatan Sumedang Selatan, Jawa Barat.
Banjir Jakarta: Cinta Kasih dari Delapan Penjuru

Banjir Jakarta: Cinta Kasih dari Delapan Penjuru

28 Januari 2013 Tanggal 24 januari 2013, cuaca mendung dan hari libur tidak membuat para relawan asyik menikmati libur di rumah. Sejak pagi-pagi buta malah ada relawan yang sibuk memasak bubur untuk dibagikan ke korban banjir di Posko Tzu Chi yang  bertempat di depan Pluit Juntion, Pluit, Jakarta Utara.
Suara Kasih : Menginsipirasi Orang Lain

Suara Kasih : Menginsipirasi Orang Lain

30 Maret 2010
Insan Tzu Chi membimbing mereka untuk berhenti merokok, minum minuman keras, berjudi, dan lain-lain. ”Tersentuh oleh Tzu Chi setelah topan Ketsana, saya pun berhenti merokok. Kakak-kakak, jika kalian masih memiliki kebiasaan buruk, saya mengajak kalian untuk mengubahnya karena kita telah bergabung di Tzu Chi,” kata warga lainnya.
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -