Ada Tekad, Baru Ada Kekuatan

Jurnalis : Leo Rianto (Tzu Chi Medan), Fotografer : Leo Rianto, Lili Hermanto (Tzu Chi Medan)
Huey Mei menceritakan kisah Tzu Chi dan membawa pesan Master Cheng Yen untuk senantiasa memperkuat tekad dan kesiapan mental untuk mendapatkan batin yang tidak tergoyahkan dalam menghadapi segala rintangan.

Tzu Chi Medan mengadakan pelatihan relawan Abu Putih I pada Minggu, 26 November 2023 di Gedung Tzu Chi, Komplek Cemara Asri Medan. Sebanyak 56 relawan turut hadir sebagai panitia. Selain dari Medan, pelatihan juga diikuti 81 peserta berasal dari berbagai kota seperti Langkat, Tanjung Balai, dan Tanjung Pura. Sejumlah relawan dari Aceh juga mengikuti dengan terhubung secara online.

Pelatihan yang berlangsung sejak pukul 06.00- 15.00 WIB diisi dengan serangkaian sesi. Bertujuan memperkuat tekad dan keyakinan para relawan menjadi seorang yang penuh berkah dengan terjun di tengah masyarakat menebar benih-benih kebajikan serta memupuk akar-akar kebijaksanaan.

Para relawan diajak untuk menghayati ulasan-ulasan tentang tekad dan kesungguhan hati Master Cheng Yen dalam membangun dunia Tzu Chi. Kegiatan Misi Amal sebagai perwujudan cinta kasih universal, ulasan lainnya tentang pentingnya Pelestarian Lingkungan serta sesi sharing Tata Krama Insan Tzu Chi yang berbudaya humanis. 

Willey Eliot (kiri) dan Rita Chen (kanan) mempraktikkan beberapa tata krama yang merupakan sikap berwibawa bagian dari sebuah pembinaan diri insan Tzu Chi.

Di sesi kisah Tzu Chi, Huey Mei berbagi inspirasi lewat riwayat Master Cheng Yen serta kegigihan beliau dalam membangun dunia Tzu Chi dari awal hingga saat ini. “Master Cheng Yen lahir pada tahun 1937 (86) di Tai Chung, Taiwan. Saat berusia 15 tahun ketika sang ibunda harus dioperasi karena gangguan luka lambung, Master Cheng Yen berikrar menjadi seorang vegetarian demi kesembuhan beliau. Kesembuhan sang ibunda adalah langkah awal dalam menumbuhkan tekad dan keyakinan Master Cheng Yen selanjutnya.  Saat mendadak ditinggalkan sang ayah selama-lamanya di usia 23 tahun membuat Master Cheng Yen kemudian terus menerungi arti ketidak-kekalan dan makna kehidupan. Master Cheng Yen akhirnya memutuskan untuk menjalani kehidupan kerohanian dan menerima pentahbisan pada tahun 1963. Kakek Guru Yin Shun hanya memberikan pesan yang sederhana, yaitu Demi Ajaran Buddha dan Demi Semua Makhluk. Dan sejak itu, Master Cheng Yen berpegang teguh dengan enam kata ini dan setia membaktikan hidupnya di dunia Tzu Chi sampai saat ini.” Tutur Huey Mei.

Para relawan menampilkan isyarat tangan (shou yu) dengan lagu bertemakan manfaat bervegetaris.

Di depan para peserta, Shu Tjeng menceritakan misi amal adalah salah satu sarana untuk mempraktikkan ajaran cinta kasih universal Sang Buddha. “Salah satu ajaran penting dari Sang Buddha adalah Empat Kebenaran Mulia yang terdiri dari kebenaran tentang adanya penderitaan (dukkha), kebenaran tentang adanya sebab penderitaan, kebenaran tentang lenyapnya penderitaan, dan kebenaran tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan.  Seperti juga yang telah disampaikan oleh Huey Mei, “Melihat penderitaan, menyadari berkah sendiri” Sang Buddha mengajarkan untuk mewujudkan cinta kasih universal dan welas asih kepada sesama.” Ungkap Shu Tjeng.

Misi Amal adalah pilar utama awal berdirinya Tzu Chi. Seseorang memohon bantuan ke misi amal disebabkan adanya penderitaan. Relawan kemudian terjun langsung ke tempat kediaman pemohon untuk melakukan survei dan mencari tahu sebab-sebab kesulitan yang ada. Bantuan dan perhatian kemudian diberikan, tujuannya untuk menjembatani kesulitan tersehut. Harapannya semoga sang penerima bantuan juga bisa turut merasakan sukacita, terbebaskan dari penderitaan serta memperpanjang barisan Tzu Chi.

Berkat kekuatan tekad, ketulusan hati dan arah kehidupan yang benar, Roslina Yun bersyukur bisa dilantik Master Cheng Yen pada tahun 2015 dan terus terjun di tengah masyarakat menghimpun berkah bersama para mitra bajik.

Di sesi sharing, banyak yang merasakan pentingnya memperkokoh tekad bukan hanya sekedar dari mendengarkan Dharma, tetapi kesungguhan hati dalam praktik nyata serta kesiapan mental dalam menghadapi segala rintangan. Roslina Yun yang sudah menjadi seorang relawan Tzu Chi sejak 2011 menceritakan kisah perjalanan hidup dan kegigihannya hingga akhirnya bisa dilantik oleh Master Cheng Yen pada 2015.

“Dari kecil saya selalu merasakan kekurangan, ketidak-puasan serta ketidak-adilan hidup hingga akhirnya saya berjodoh dengan Tzu Chi. Bertekad dengan sebersit niat ingin meringankan penderitaan sesama dan lewat kegiatan misi amal, saya terus belajar bersyukur dengan keadaan yang ada. Selain bersumbangsih tanpa pamrih dan membina diri, saya juga belajar memikul tanggung jawab, menggalang hati sesama serta memperpanjang barisan Tzu Chi. Tidak ada yang tahu seberapa panjang sisa umur kita di dunia, tetapi kita bisa memberikan makna yang mendalam di dalam kehidupan ini,” tutur Roslina Yun.  

Walau baru setahun menjadi seorang relawan, Lim Yong Yong (berkaca-mata) sudah menjadi koordinator titik green-point (titik pemilahan sampah non-organik) di komplek tempat kediamannya.

Lim Yong Yong yang baru setahun menjadi seorang relawan merasakan sukacita selama mengikuti pelatihan hari ini. “Seperti Roslina Yun, awal jalinan jodoh saya dengan Tzu Chi terbentuk dikarenakan adanya keinginan untuk membantu sesama yang menderita. Semua materi yang dibawakan hari ini sangat bagus dan yang paling menarik adalah tentang Pelestarian Lingkungan yang dibawakan oleh Mariany Hariman. Pelestarian Lingkungan sama pentingnya dengan Pelestarian Batin. Sebagai insan Tzu Chi, sudah sepatutnya kita semua andil dalam mencegah pengerusakan bumi dan turut menjaga keselarasan alam sehingga kita semua bisa mewariskan sebuah dunia yang lebih baik serta senantiasa bisa terhindar dari bencana serta penderitaan,” ujarnya.

Editor: Khusnul Khotimah  

Artikel Terkait

Tata Krama dan Sila sebagai Landasan Berorganisasi

Tata Krama dan Sila sebagai Landasan Berorganisasi

06 Oktober 2023

Manajemen Cinta Kasih menjadi tajuk acara Pelatihan Relawan Abu Putih ke-4, yang diadakan oleh relawan komunitas He Qi Utara 2 pada Minggu 1 Oktober 2023.

Dari Bencana Hati menjadi Cinta Kasih

Dari Bencana Hati menjadi Cinta Kasih

23 September 2016

Pelatihan Relawan Abu Putih digelar di Plaza Summarecon, Jakarta Utara oleh relawan Tzu Chi He Qi Timur yang diikuti sebanyak 62 relawan. Banyak sharing yang diperoleh relawan selama pelatihan mulai daribudaya humanis, sejarah awal Tzu Chi, hingga sharing pengalaman berjalan di jalan Tzu Chi.

Mengasah Batin Untuk Melepaskan Kemelekatan

Mengasah Batin Untuk Melepaskan Kemelekatan

02 Maret 2020

Minggu, 16 Februari 2020, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan pelatihan relawan. Sebanyak 49 orang yang berpartisipasi pada kegiatan ini.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -