Banjir Jakarta: Bersumbangsih Dengan Sukacita
Jurnalis : Lina K. Lukman (He Qi Utara), Fotografer : Melliza Suhartono, Erli Tan (He Qi Utara)
|
| ||
Walaupun rumah atau daerah tempat tinggal sebagian relawan Tzu Chi juga terkena bencana banjir, tetapi niat, tekad, dan semangat untuk datang membantu tetap tinggi. Terlihat kerja sama yang harmonis antara relawan dan pengungsi, dalam menyiapkan bantuan nasi bungkus ataupun bingkisan bantuan untuk dibagikan kepada korban bencana yang tidak bisa keluar dari rumah mereka. Ada yang membantu di dapur, ada yang menyiapkan dan membungkus makanan, dan ada juga yang memilah-milah baju menurut ukuran dan jenisnya. Tanggal 20 Januari 2013 jam 8 pagi, bersama dengan Like Hermansyah Shijie selaku koordinator posko bantuan Mal Pluit Junction Jakarta Utara, saya dan beberapa orang shijie (relawan perempuan –red) berangkat dari Aula Jing Si, PIK menuju posko yang berada di Mal Pluit Junction. Sesampainya di sana terdapat 2 tenda bantuan Tzu Chi, yaitu tenda pemberian bantuan yang berada di pelataran mal dan tenda logistik yang berada di seberang mal.
Keterangan :
Bantuan Sesuai Kebutuhan Untuk mempermudah menyaluran bantuan dan evakuasi, maka TNI yang bekerja sama dengan Tzu Chi mengerahkan 2 unit mobil tank amfibi. Sekitar pukul 11 siang bahan makanan berupa nasi bungkus, mi instan, biskuit, susu, dan juga air minum kemasan sudah dimuat ke dalam salah satu unit mobil tank amfibi. Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang saat beberapa anggota TNI beserta 19 orang relawan yang terdiri dari 7 orang relawan biru putih, 3 orang Tzu Ching (muda mudi Tzu Chi), 1 orang relawan abu putih, dan 6 orang relawan rompi, berangkat memberikan bantuan dengan mengendarai mobil tank amfibi.
Keterangan :
Selama kurang lebih 4 jam dan dengan arahan dari Like Hermansyah, kami berkeliling memberikan bantuan ke daerah Pluit Timur, Pluit Selatan, Pluit Village, Muara Baru, Gedong Panjang dan sekitarnya. Keadaan yang terlihat di Pluit Timur, Pluit Selatan, dan Pluit Vilage begitu lengang dan juga memilukan karena masih banyak rumah-rumah yang terendam banjir hingga setinggi dada orang dewasa, sehingga masih banyak orang yang terjebak didalam rumah dan tidak mendapatkan makanan dan air bersih, juga tidak ada listrik. Berbeda lagi dengan warga yang berada di Muara Baru dan sekitarnya. Meskipun daerah ini pun terendam banjir tapi keadaan di sana tampak ramai dan ada pula yang masih membuka warung. Di Muara Baru,kami memberikan bantuan air minum kemasan sebab warga di sini kekurangan air bersih. Warga tampak menerima bantuan ini dengan gembira. Dalam perjalanan kembali ke posko bantuan, kami juga mengangkut sekitar 28 orang yang ingin mengungsi ke tempat lain, yaitu: 27 orang dewasa dan 1 orang anak kecil. Di antara pengungsi itu ada seorang ibu yang sedang sakit dan memerlukan pertolongan medis dengan segera. Karena itu, ketika kami melihat ada perahu karet bermotor yang dikendarai oleh TNI dan relawan Tzu Chi, kami memindahkan sang ibu ke perahu karet tersebut untuk secepatnya dibawa ke posko terdekat. Saat melewati Pluit Village, kami juga melihat kondisi Jing Si Book and Café Pluit yang biasanya menjadi tempat relawan Tzu Chi berkegiatan . Toko buku ini turut terendam banjir hingga sebatas dada orang dewasa. | |||
Artikel Terkait
Membangkitkan Asa Demi Keluarga
31 Mei 2017Belajar dari kesalahan masa lalu adalah hal yang dilakukan Freddinad saat ini setelah melewati masa sulit beberapa tahun silam. “Alhamdulilah untuk sekarang ada perkembangan setelah saya sembuh, bisa kerja lagi bisa bantu keluarga,” ujarnya. “Jadi pikiran saya dulu kalau sembuh jadi mayat hidup itu salah. Walaupun orang tidak berdaya juga pasti masih bisa berbuat sesuatu,” kata Freddi.

Keteguhan Hati Seorang Ibu
11 Maret 2009 Fitria yang memiliki nama lengkap Fitria Eka Supriatna adalah anak pertama dari empat bersaudara. Menurut Winda, saat bayi (usia 10 bulan -red) Fitria pernah mengalami demam yang sangat tinggi hingga menyebabkan gangguan pada fungsi saraf motoriknya. “Dulu pernah panas tinggi, kata dokter kena sarafnya di otak,” jelas Winda.