Banjir Jakarta: Celengan Bambu Richard

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
 
 

fotoRichard dengan penuh sukacita menyerahkan celengan bambunya ke Tzu Chi untuk digunakan membantu para korban banjir di Jakarta.

Apa yang terbayang dalam benak seorang anak kecil sehabis membuka celengannya? Sepatu baru, baju baru, tas baru, atau bahkan sebuah play station mungkin menjadi pilihan pertama barang-barang impian yang akan dibeli mereka. Tapi tidak bagi Richard Ericson, bocah berusia 8 tahun ini justru menyerahkan hasil tabungannya kepada Tzu Chi untuk membantu korban banjir di Jakarta dan sekitarnya. “Kasihan liat korban banjir, makanya saya kasih uang supaya bisa beli makanan, baju, dan lainnya,” kata Richard.  Siswa kelas 2 SD Pelita Anugerah ini menyerahkan celengan bambunya bersama nenek, kedua orang tua, dan adiknya pada hari Kamis, 24 Januari 2013, pukul 14.00 WIB.  

Celengan Bambu dari Nenek
Richard sendiri memperoleh celengan bambu dari sang nenek, The Li Cen, yang merupakan seorang relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat sejak tahun 2011. Setelah dijelaskan oleh sang nenek jika celengan bambu Tzu Chi ini merupakan cara Tzu Chi menggalang dana untuk membantu sesama maka Richard pun mulai mengisinya dengan uang koin yang disediakan ayahnya setiap hari. “Kita juga jelasin ke Richard kalau Tzu Chi itu suka bantu orang yang sakit dan mereka yang membutuhkan bantuan,” kata Yetty, ibunda Richard. “Biasanya kalau celengannya sudah penuh dia akan masukkan ke celengan bambu besar Tzu Chi di pemberkahan akhir tahun,” terang The Li Cen, “tapi tadi pas kita mau berangkat ke Tzu Chi untuk donasi, dia nanya dan setelah kita jelasin, dia bilang mau ikut nyumbang dengan celengannya.”

foto   foto

Keterangan :

  • Sebagai bukti, relawan pun memberikan tanda terima penyerahan celengan bambu (kiri).
  • Semangat berdana dari sang nenek (kanan) dan orang tuanya membuat Richard pun tergerak untuk bersumbangsih bagi sesama (kanan).

Raut bahagia tampak terlihat di wajah Richard saat salah seorang relawan Tzu Chi, memberikan tanda bukti donasi celengannya. “Nanti baru kita hitung ya jumlahnya, ini baru tanda bukti penerimaannya dulu,” ujar Sudarno Shixiong.

Keluarga Richard pun sebenarnya bukan tanpa masalah dalam minggu-minggu ini, kawasan tempat tinggal mereka di Jalan Bima, Cengkareng, Jakarta Barat pun terendam air. Bahkan air sempat masuk ke rumah hingga mencapai batas selutut orang dewasa. “Untungnya cuma sebentar, pagi banjir, terus malamnya sudah surut,” terang Eng Can, ayah Richard. Karena merasa bahwa kehidupan mereka masih jauh lebih baik dan beruntung daripada warga korban banjir lainnya maka mereka pun tergerak untuk mendonasikan dana kepada Tzu Chi untuk didistribusikan kepada korban banjir. Dan setali tiga uang, semangat bersumbangsih dari sang nenek dan orang tua pun kemudian akhirnya menular kepada Richard yang masih kanak-kanak. “Ya tujuan kita mengajarkan anak-anak untuk menabung di celengan bambu (Tzu Chi) ini adalah untuk menumbuhkan sifat sosial kepada mereka, dan juga supaya mereka bisa belajar berhemat sehingga ketika dewasa mereka menjadi orang yang berjiwa sosial, peduli pada sesama, dan dapat dengan bijaksana menggunakan uangnya,” kata Eng Can.

  
 

Artikel Terkait

Bersatu Membangkitkan Cinta Kasih

Bersatu Membangkitkan Cinta Kasih

28 Juni 2011
Pada tanggal 17 Mei 2011, untuk kali pertama, Tzu Chi Medan bekerja sama dengan Gereja Bethel Indonesia-Mandarin melakukan sebuah kegiatan bersama, yakni donor darah.
Menjalin Jodoh Baik Melalui Pelatihan Relawan Abu Putih

Menjalin Jodoh Baik Melalui Pelatihan Relawan Abu Putih

01 April 2022

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan Pelatihan Relawan Abu Putih pada Minggu, 27 Maret 2022. Sebanyak 29 orang relawan ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Dapur Umum Tzu Chi Sinar Mas Bagikan 650 Paket Hidangan Buka Puasa

Dapur Umum Tzu Chi Sinar Mas Bagikan 650 Paket Hidangan Buka Puasa

26 Maret 2025

Dari dapur umum sederhana, Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas menghadirkan kehangatan dan kepedulian dengan berbagi Paket Hidangan Buka Puasa.

Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -