Banjir Jakarta: Mempraktikkan Kepedulian

Jurnalis : Fammy (He Qi Timur ), Fotografer : Fammy (He Qi Timur ), Henry Tando (He Qi Utara)
 

foto
Setelah melihat penderitaan warga Kelapa Gading akibat banjir, sejumlah relawan komunitas berinisiatif mengadakan pemberian bantuan pada pengungsi.

Hampir sepekan hujan mengguyur kota Jakarta dan sekitarnya. Sebagai akibatnya, ibukota tercinta, termasuk wilayah sekitar Kelapa Gading, Jakarta Utara tidak luput dari terjangan banjir. Bencana ini menggerakkan hati dan inisiatif sejumlah relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Kelapa Gading, bekerja sama dengan sejumlah relawan gabungan Agung Podomoro Land. Tbk, bersumbangsih memberikan paket bantuan bagi warga yang korban banjir di sekitar wilayah Kelapa Gading ini.

Salah satu wilayah yang terkena dampak banjir cukup parah adalah di Kampung Rawa Indah, yang lokasinya terletak di belakang komplek apartemen Gading Nias Residential, Pegangsaan Dua, Jakarta Utara. Cukup banyak RT dan RW yang menjadi korban banjir di wilayah ini diantaranya adalah RT 02, RT 03, RT 04, RW 05, RW 10. Para warga kampung yang menjadi korban banjir mengungsi ke 2 lokasi posko bantuan banjir. Yang pertama sekitar 745 warga ditampung di pelataran bawah apartemen Gading Nias Residential. Yang kedua sebanyak 225 warga mengungsi dan ditampung di beberapa ruang kelas Sekolah Yakobus.

Menurut salah seorang warga RT 05, Kampung Rawa Indah, Nuryanti (36 tahun), banjir tahun ini tidak sebesar dibandingkan banjir yang terjadi Januari 2013 lalu, namun jumlah warga yang menjadi korban banjir lebih banyak dibandingkan jumlah korban banjir di lokasi yang sama tahun lalu itu. Nuryanti sudah mengungsi sejak 3 hari 2 malam. Saat itu ia tengah menidurkan bayinya di atas alas bekas spanduk tersebut. Saat ditanyakan bagaimana perasaannya selama mengungsi ini, ia berkata, “Yah.. Beginilah, Bu. Cukuplah tertutup... Masih untung masih ada tempat sementara, ya… Walau terkadang kalau malam hari hujan deras dan angin kencang, tidak jarang kena tampias air hujan juga.” Nuryanti berharap banjir bisa cepat selesai, air banjir cepat surut, jangan lagi ada banjir di tahun-tahun yang akan datang.

Menyerahkan Bantuan ke Tangan Warga
Pukul 11.00, relawan komunitas Hu Ai Kelapa Gading menuju Tzu Chi Center untuk mengambil paket bantuan banjir. Paket bantuan yang disiapkan berupa 1 buah ember, 1 buah selimut, 3 buah lilin, korek api, sabun mandi, beberapa popok bayi, handuk mandi dan sampo. Total jumlah paket bantuan adalah 985 paket bantuan. Proses pengiriman paket dilakukan dalam dua kali pengantaran. Pengantaran tahap pertama sejumlah 751 paket dianter ke posko banjir di komplek apartemen Gading Nias, serta sisanya sekitar 234 paket dikirimkan ke posko bantuan banjir yang terletak di Sekolah Yakobus.

foto   foto

Keterangan :

  • Banyaknya wilayah yang terkena banjir membuat pengungsi terpaksa ditampung di 2 lokasi, yaitu di pelataran apartemen Gading Nias dan di Sekolah Yakobus (kiri).
  • Dengan sepenuh hati relawan mempersiapkan paket bantuan dengan rapi dan mengatur pelaksanaan pembagian agar tertib dan lancar (kanan).

Perjalanan pengiriman paket membutuhkan waktu 1 jam. Setelah paket bantuan tiba di masing-masing posko, sejumlah relawan komunitas pun bergegas menurunkan paket tersebut dan menyusun semua paket dengan rapi sesuai budaya humanis Tzu Chi.  

Para relawan menyiapkan para warga dalam barisan yang rapi, dibantu sejumlah relawan dari Agung Podomoro Land, yang merupakan pengelola apartemen Gading Nias. Pukul 17.00, pembagian dimulai di komplek apartemen, kemudian dilanjutkan di Sekolah Yakobus. Pembagian paket pun berjalan dengan aman, tertib dan rapi, berkat kerja sama dan sumbangsih yang baik dari semua pihak yang terkait dalam acara ini.

Peduli Pada Lingkungan Sekitar
Kegiatan pembagian bantuan ini sepenuhnya berawal dari inisiatif relawan komunitas Kelapa Gading, She Cuang Shixiong dan Johan Shixiong. Mereka merupakan penghuni apartemen Gading Nias. Rasa iba timbul saat mereka melihat kondisi perumahan para warga yang terletak tepat di belakang komplek apartemen itu, pada Sabtu malam (18/1/2014). Saat itu air banjir sudah mencapai 1 meter dan sudah menyentuh atap rumah para warga ini.

Sesuai pembagian, Johan Shixiong mengungkapkan perasaannya, “Banyak sukacita yang bisa didapat karena bisa melaksanakan kegiatan pembagian paket bantuan ini. Karena hal seperti ini pulalah yang diinginkan oleh guru kita, Master Cheng Yen. Sesuai ajaran Dharma Master, benar– benar dijalankan dan dipraktikkan dalam kehidupan komunitas kita sendiri di Kelapa Gading ini.” Johan Shixiong juga memetik pelajaran, “Dengan kita tanggap, kita peduli, kita cepat melihat situasi yang terjadi di sekitar kita. Kita menjadi lebih peka dengan kebutuhan orang lain yang lebih memprihatinkan seperti ini.”

  
 

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Menyusun Kembali Impian dan Masa Depan

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-144 di Batam: Menyusun Kembali Impian dan Masa Depan

05 September 2024

Penyakit Hernia yang diderita Suci Ramadani sangat menghambat aktivitas dan cita-citanya. Rasa khawatir juga terus menghantui Suci, sampai akhirnya ia berhasil menjalani operasi.  

Kasih Ibu Tiada Batasnya

Kasih Ibu Tiada Batasnya

08 Juli 2015

Minggu pagi, 24 Mei 2015 terdengar alunan lagu “Lukisan Anak Kambing Berlutut”.  Pagi yang spesial karena sebanyak 95 relawan berkumpul di Aula lantai 2 SMK Sekolah Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Mereka berkumpul pada acara Kunjungan Kasih Pasien Kasus (KKPK) yang bertema  “Hari Ibu”.

Bersama Memaknai Nilai Kehidupan

Bersama Memaknai Nilai Kehidupan

16 September 2016

Pada tanggal 04 September 2016, sebanyak 75 orang yang akan menerima bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Jakarta berkumpul Jing Si Books & Café Pluit bersama 44 orang relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Utara 1.

Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -