Banjir Jakarta: Menciptakan Ladang Berkah

Jurnalis : Witono, Fotografer : Indrawati (He Qi Utara), Tina
 

foto
Tak pilih-pilih kerjaan, Tommy membantu apa saja yang dia bisa salah satunya memotong labu.

Segala hal terasa sulit untuk
dilakukan jika kita tidak bersedia
menggerakkan tangan berbuat sesuatu.
Selama berniat untuk melakukan
sesuatu, gurun pasir sekalipun
dapat berubah menjadi oase.
Mater Cheng Yen

 

Sudah empat hari ini Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melakukan tanggap darurat banjir Jakarta, relawan pun tak kenal lelah menyalurkan setiap bantuan kepada korban banjir yang dibantu oleh TNI. Tak hanya relawan tanggap darurat saja yang tak kenal lelah, relawan yang berada di Tzu Chi Center pun demikian, mereka menyiapkan ribuan bungkus nasi hangat untuk disalurkan ke korban banjir sedari pagi hari.

Di antar relawan yang gigih menyiapkan makanan itu terlihat seorang relawan yang masih kecil, tapi begitu semangat dalam membantu para Shigu menyiapkan makanan. Adalah Tommy (13tahun) siswa kelas 2 SMP ini terlibat aktif menjadi relawan di dapur. Akibat banjir  Jakarta, sekolah Tommy yang berada di Bandengan Utara  diliburkan. Hal ini membuat Tommy menjadi tidak punya kegiatan di rumah.  Karena itulah akhirnya dia tergerak untuk menjadi relawan setelah tahu Tzu Chi mengadakan tanggap darurat banjir Jakarta, bahkan Dia bersama mamanya aktif menjadi relawan di dapur sejak hari minggu. “Sudah dari kemarin (Minggu) bantu di sini.” ungakp Tomy.

Menciptakan Ladang Berkah
Lebih lanjut Tommy menceritakan bagimana dia mengenal Tzu Chi, jalinan jodoh itu berawal dari DAAI TV sewaktu Tommy dan keluarga masih tinggal di Medan 2 tahun silam. “Dua tahun lalu aku tinggal di Medan, TV aku cuma bisa nonton DAAI TV saja.” Dari tanyangan DAAI TV inilah Tommy dan keluarganya mengenal Tzu Chi.  Semenjak pindah ke Jakarta Tommy dan keluagranya tinggal di Pantai Indah Kapuk, kebiasaan nonton DAAI TV pun masih berlanjut.

foto   foto

Keterangan :

  • Dengan bimbingan relawan dapur Tommy membantu memasak mie (kiri).
  • Seakan tak kenal lelah, Tommy membantu membungkus nasi bersama relawan (kanan).

Ketika ditanya apa motivasinya menjadi relawan Tommy menceritakan keinginannya menjadi relawan di Tzu Chi atas kemauannya sendiri, dan ingin menciptakan lading berkah. “Kemauan sendiri, menciptakan ladang berkah.” Tutur Tommy. Keterlibatan Tommy menjadi relawan dapur Tzu Chi ternyata sudah mulai sejak banjir Jakarta 2013, “Tahun lalu juga bantu di sini (Tzu Chi Center).” Ungkap Tommy. Dia juga menuturkan keinginannya menjadi relawan dan turun langsung ke lapangan ikut membagikan bantuan, tapi usianya belum mencukupi. “Tahun lalu juga ingin ikut bagi bantuan, tapi belom boleh karena masih kecil, sekarang juga, jadi bantu di dapur aja,” pungkas Tommy dengan wajah yang riang.

Pembawa Berkah Keluarga
Di tengah-tengah wawancara, ibunda Tommy, Tina Lee Shigu datang menghampiri lalumenceritakan bahwa sebelum mengenal Tzu Chi karakter Tommy agak keras, apa lagi sebelumnya dia adalah anak pertama dan sempat dimanja sebelum punya adik. Tapi semenjak punya adik (Jennifer) berumur 3 tahun, karakter Tommy mulai berubah. “Dulu tabiatnya agak gak mau dengar, ngomong sama orang tua suka kasarterang Tina Shigu berlogat Sumatera.

Seiring dengan menonton DAAI TV dan mengikuti kegiatan Tzu Chi karakter Tommy kini lebih mempunyai rasa syukur dan sayang kepada keluarga. Tina Shigu juga berbagi cerita perasaan Tommy ketika makan malam sepulang dari dapur Tzu Chi mengenai kondisi korban banjir. “Kasihan mereka, porsi makannya yang sedang jadi kecil, sehari cuma makan 1 kali mana cukup?” tutur Shigu mengulang ucapan Tommy.

Kini keluarga Tommy merasa lebih bersyukur, atas semua yang dimiliki dan mereka alami. Melihat penderitaan sesama membuat Tina Shigu bersama anak-anaknya menjadi lebih bersyukur. Karena itulah ketika melihat ada korban bencana hati mereka tergerak untuk membatu menjadi relawan. Di akhir wawancara Tommy pun berpesan kepada masyarkat untuk jangan membuang sampah sembarangan dan menghormati pemerintah pembuat peraturan. “Jangan buang sampah sembarangan, hormati pemerintah pembuat peraturan, jangan sampai suatu hal (banjir) terjadi karena kecerobohan kita.” Pungkas Tommy.
  
 

Artikel Terkait

Menggapai Asa Yang Ada

Menggapai Asa Yang Ada

17 September 2012 Setelah menikmati liburan yang panjang saatnya kini kembali melakukan kebajikan. Pada hari Minggu, 2 September 2012, saya mengikuti kegiatan kunjungan kasih He Qi utara yang pelaksanaannya diadakan setiap bulan sekali minggu pertama di Jing Si Books & Café Pluit.
Setitik Harapan Cerahkan Mereka

Setitik Harapan Cerahkan Mereka

22 Juni 2010
Dengan jodoh yang baik, Yayasan Pusat Kembang Mas Indonesia telah bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi dalam misi amalnya. “Peran kami, para relawan di sini adalah sebagai interpreter dan sebagai penyedia fasilitas, mulai dari makanan yang hari ini disediakan, tempat tinggal dan kebutuhan mereka selama mereka tinggal di sini,” terang Lim Ai Ru, yang merupakan koordinator pelatihan hari itu.
Penuh Haru di Hari Ibu Internasional

Penuh Haru di Hari Ibu Internasional

09 Mei 2019

Ada yang istimewa pada Kelas Budi Pekerti yang digelar Tzu Chi Bandung pada Minggu, 5 Mei 2019. Hari itu turut diperingati Hari Ibu Internasional, di mana anak-anak dapat mengungkapkan rasa kasih sayang kepada sang Bunda.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -