Bantuan Bagi Warga yang Tertimpa Musibah Puting Beliung di Batam

Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Supardi, Vemmy Ho (Tzu Chi Batam)
Relawan Tzu Chi menyalurkan sembako berupa mi instan Daai saat melakukan survei pada 26 Juni 2023 lalu.

Bencana puting beliung menimpa warga Pulau Kasu pada 24 Juni 2023 lalu yang menyebabkan kediaman dari 102 Kepala Keluarga (KK) mengalami kerusakan ringan hingga berat. Perlu disyukuri tidak ada korban jiwa pada bencana alam ini. Berempati terhadap warga yang mengalami musibah, relawan Tzu Chi Batam pun turun ke lapangan untuk mensurvei bantuan yang dibutuhkan warga pada 26 Juni 2023.

Dengan membawa 10 dus sembako berupa Daai Mie, 8 relawan Tzu Chi mendatangi Pulau Kasu dengan speedboat dari Pelabuhan Tg. Riau, Kota Batam. Setelah menempuh perjalanan laut sekitar setengah jam, relawan pun tiba. Setelah menyerahkan sembako di Kantor Lurah Kasu yang sementara waktu dijadikan Posko Bencana, relawan Tzu Chi pun bergegas meninjau lokasi dengan didampingi Ketua RT setempat.

Puting beliung berdurasi kurang lebih 20 menit ini terjadi pada jam 2 subuh, sehingga banyak warga masih dalam kondisi tertidur. Terbangun oleh tangisan anak, Ibu Aslinda menyaksikan sendiri bagaimana puting beliung menerjang rumahnya. Suaminya yang bermata pencaharian sebagai nelayan pun mengalami 3 luka di bagian kepala.

Keadaan rumah warga setelah diterjang puting beliung pada 24 Juni 2023.

Penyerahan bantuan oleh relawan dan kepolisian kepada 8 warga korban bencana pada 15 Juli 2023.

“Tidak bisa bayangkan saat itu, seenak-enaknya lagi tidur. Kebetulan bangun karena mau buat susu. Tidak bisa melakukan apapun. Tidak bisa lari sampai rumahnya runtuh.” Ingat Ibu Aslinda.

Setelah mensurvei lokasi bencana serta berbincang dengan para korban, relawan kembali ke Kantor Lurah. Di Kantor Lurah, relawan berdiskusi dengan pihak kepolisian yang bertanggung jawab dalam penyaluran bantuan kepada warga.

“Kami survei lokasi dan koordinasi dengan pemerintahan setempat serta kepolisian. Mereka mengatakan ke kami bahwa untuk makanan dan pakaian mereka sebenarnya sudah cukup. Pada waktu itu katanya satu rumah sudah dapat sekitar 60 kilo beras jadi setelah itu kami balik ke Batam untuk meeting. Pemikiran kami kalau makanan sudah ada dan penginapan juga sudah ada jadi kami kasih bantuan cash atau tunai.” Jelas Dukman, Ketua He Qi Batam.

Relawan Tzu Chi menyerahkan santunan, Buletin Tzu Chi dan Celengan Bambu.

Relawan dan warga bersama-sama memperagakan isyarat tangan Satu Keluarga.

Tiga pekan setelah survei, tepatnya pada 15 Juli 2023, 18 relawan Tzu Chi Batam kembali ke Pulau Kasu untuk menyalurkan santunan berupa uang tunai. Di kesempatan ini, relawan juga memperkenalkan Yayasan Buddha Tzu Chi serta pendirinya Master Cheng Yen. Berlandaskan prinsip cinta kasih universal tanpa pamrih, Tzu Chi telah diakui sebagai organisasi kemanusiaan dan sudah menyalurkan bantuan di berbagai negara.. Dengan membawa cinta kasih dan doa dari segenap warga Batam, besar harapan santunan yang diberikan dapat membantu warga menempuh salah satu titik terendah dalam hidup mereka.

“Yayasan Buddha Tzu Chi ini telah membantu korban yang terdampak puting beliung. Mungkin dengan bantuan ini mereka bisa beli atap dulu untuk sementara waktu. Mereka masih mengungsi di rumah saudara mereka. Kami sangat berterima kasih kepada Tzu Chi sudah menyalurkan bantuan untuk warga kami”, jawab Suhadi selaku Ketua RT 001 RW 001, Kelurahan Kasu, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam.

Berbeda dengan kegiatan penyaluran bantuan bencana pada umumnya, acara hari ini diisi dengan isyarat tangan Satu Keluarga dan pembagian Celengan Bambu. Relawan lega melihat dengan isyarat tangan senyuman dan tawa dapat kembali menghiasi wajah para korban. Sejarah dan tujuan Celengan Bambu Tzu Chi juga disampaikan secara singkat oleh Megawati selaku Pembawa Acara.

Megawati menerangkan dana kemanusiaan Tzu Chi merupakan akumulasi dana kecil lewat Celengan Bambu.

Foto bersama relawan dan warga setelah pembagian bantuan bencana.

“Apa yang kami kumpulkan kami wujudkan dalam tindakan nyata seperti hari ini. Orang lain yang mengumpulkan dana kecil sehingga kami bisa bawakan dan salur ke sini. Suatu hari bapak-bapak dan ibu-ibu juga bisa menjadi orang yang memberi bagi orang lain.” Tutur Megawati. “Ini namanya siklus cinta kasih yang berkelanjutan”, ia menambahkan.

Kegiatan penyaluran bantuan Tzu Chi kepada korban bencana putting beliung  berlangsung dari pukul 10.00 s.d. 11.10 WIB. Pada kegiatan ini Tzu Chi menyalurkan bantuan tunai berdasarkan kerusakan rumah sebesar: 3 juta kepada 32 KK, 2 juta kepada 16 KK dan 1 juta kepada 54 KK. Dana tersebut tentunya tidak sebanding dengan kerugian yang dialami korban, namun merupakan wujud nyata kepedulian warga Batam yang tersalurkan melalui ratusan Celengan Bambu Cinta Kasih.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Hadir Menyebarkan Cinta Kasih untuk Para Korban Tanah Longsor

Hadir Menyebarkan Cinta Kasih untuk Para Korban Tanah Longsor

18 Oktober 2022

Musibah datang tanpa diketahui kapan akan terjadi, seperti pada Rabu, 12 Oktober 2022 pukul 16.00 sore warga Kelurahan Kebon Kelapa, Kecamatan Bogor Tengah, ditimpa bencana tanah longsor. Relawan Tzu Chi di Kota Bogor dengan sigap memberi bantuan.

Bantuan Bencana Gunung Sinabung (2)

Bantuan Bencana Gunung Sinabung (2)

10 Februari 2014 Dengan melakukan kunjungan ke beberapa titik posko pengungsian, relawan bermaksud memberikan perhatian kepada para pengungsi dan juga mendata jumlah keluarga (KK) dalam tiap posko.
Bersumbangsih bagi Korban Tsunami di Desa Tarahan, Lampung Selatan

Bersumbangsih bagi Korban Tsunami di Desa Tarahan, Lampung Selatan

11 Februari 2019

Walau sudah lebih dari 1 bulan sejak musibah tsunami terjadi, relawan Tzu Chi Sinar Mas dari Xie Li Downstream Lampung tetap memperhatikan para korban. Kamis, 31 Januari 2019 di Balai Desa Tarahan, relawan memberikan bantuan pangan (sembako), alat cuci dan mandi, peralatan dapur dan makan, peralatan sholat, peralatan sekolah untuk anak, serta selimut, bagi 7 keluarga di Desa Tarahan.

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -