Relawan gotong royong menurunkan paket bantuan yang akan dibagikan.
Sudah lebih dari sepekan musibah banjir melanda Kota Medan. Relawan Tzu Chi Komunitas Petisah kembali hadir menyalurkan paket bantuan kepada warga terdampak, setelah sebelumnya mengunjungi beberapa titik lainnya di Kota Medan. Kali ini, relawan bergerak menuju Jalan K. L. Yos Sudarso, Glugur Kota Lingkungan XII, Lorong 14 A, B, dan C, kecamatan Medan Barat, Kota Medan Sumatera Utara.
Jelang pembagian pada 5 Desember 2025, para relawan terlebih dahulu melakukan survei lokasi dan membagikan kupon kepada warga setempat. Selain itu, relawan juga meminta izin kepada pihak Wihara Nam Hai Kwan Im untuk menggunakan lahan parkir wihara tersebut untuk pembagian paket bantuan.
Pada Sabtu, 6 Desember 2025, setelah mendapatkan data jumlah penerima bantuan, relawan Tzu Chi Komunitas Petisah menuju Kantor Tzu Chi Medan untuk memuat paket bantuan yang dibagikan pada Minggu, 7 Desember 2025 ke dalam mobil truk.
Para kordinator memberikan arahan kepada para relawan dan relawan kembang agar pembagian bantuan dapat berjalan lancar.
Setelah menurunkan barang bantuan, relawan juga gotong royong menyiapkan paket bantuan agar mudah dibagikan.
Minggu, 7 Desember 2025, cuaca di Kota Medan tampak kurang bersahabat. Sejak pagi, rintik-rintik hujan membasahi kawasan tersebut. Namun, kondisi itu tidak menyurutkan semangat para relawan untuk melaksanakan pembagian paket bantuan. Jas hujan dan perlengkapan lain pun telah dipersiapkan untuk mengantisipasi jika hujan turun lebih deras saat proses distribusi berlangsung.
Setibanya di lokasi para relawan saling bahu membahu menurunkan barang bantuan dari mobil dan disusun sehingga membuat pembagian lebih gampang dan teratur. Tampak antusiasme yang kuat dari para relawan maupun relawan kembang yang terlibat dalam kegiatan kali ini. Salah satunya Frankie, relawan kembang yang sudah beberapa kali ikut serta dalam proses pembagian bantuan kepada warga terdampak banjir. Ia mengaku hatinya tergerak untuk turun langsung setelah melihat ketulusan para relawan Tzu Chi dalam membantu masyarakat.
“Saya melihat relawan bergerak langsung, dan saya menjadi sangat tersentuh sehingga ingin ikut bergabung turun ke lapangan. Padahal saya tahu para relawan sibuk bekerja dan punya kesibukan masing-masing, tetapi saat ada bencana mereka rela meluangkan waktu untuk memberikan bantuan kepada warga. Saya sangat salut dengan ketulusan mereka,” ujar Frankie.
Lysandra membacakan berita acara penyerahan bantuan kepada warga yang terdampak banjir.
Simbolis penyerahan bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi kepada warga.
Tepat pukul 09.00 WIB, Lysandra selaku koordinator kegiatan membacakan berita acara sebagai tanda dimulainya kegiatan. Setelah itu, dilakukan penyerahan bantuan secara simbolis yang diikuti oleh Babinsa, relawan Tzu Chi, serta perwakilan dari wihara kepada warga di Jalan K. L. Yos Sudarso, Lingkungan XII, Lorong 14 A, B, dan C. Usai prosesi simbolis, kegiatan pembagian pun dimulai.
Adapun paket bantuan yang disalurkan meliputi beras 5 kg, air minum, roti, sarung, handuk, ember, selimut, sapu, sikat lantai, karbol, empat kereta sorong, dan sabun. Warga penerima bantuan mengaku sangat terbantu dengan hadirnya paket-paket tersebut.
“Hari ini kami membagikan sekitar 625 paket bantuan kepada warga di Jalan K. L. Yos Sudarso, Lingkungan XII, Lorong 14 A, B, dan C. Banjir kali ini sangat luas dan parah, banyak warga Kota Medan yang terdampak sehingga semakin banyak yang membutuhkan aliran cinta kasih dari para relawan. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, cinta kasih tidak akan habis jika dibagikan, melainkan akan terus bertumbuh karena diteruskan kepada orang lain,” ujar Lysandra.
Relawan dengan tulus memberikan paket bantuan kepada warga.
Ibu Titin (tengah) sangat senang saat menerima kereta sorong dari Yayasan Buddha Tzu Chi guna untuk mengangkut lumpur.
Titin (53), seorang ibu rumah tangga sekaligus sosok yang dipercaya warga, turut membantu relawan saat survei dan pembagian kupon. Di awal terjadinya banjir, Ibu Titin bahkan memasak makanan hangat untuk dibagikan kepada warga sekitar. Meskipun rumahnya sendiri turut terdampak, ia tetap memikirkan keadaan sesama dan berusaha memberikan yang terbaik untuk membantu.
“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi. Walaupun di sini mayoritas warga beragama Muslim, tetapi Tzu Chi tidak memandang suku atau agama dan tetap bersedia membantu kami. Saya juga menyampaikan, bila masih ada bantuan lagi, kami ingin menolaknya bukan karena sombong, tetapi agar bantuan tersebut bisa diberikan kepada warga lain yang juga terdampak banjir,” ujar Ibu Titin.
Frankie dengan wajah bahagia membantu warga untuk mengangkat bantuan yang diberikan.
Dengan semangat welas asih dan gotong royong, relawan Tzu Chi Komunitas Petisah akan terus berupaya menghadirkan bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan. Semoga aliran cinta kasih ini dapat terus diteruskan, menguatkan, dan memberi harapan bagi lebih banyak orang. Melalui aksi nyata ini, diharapkan para warga terdampak dapat sedikit terbantu untuk bangkit kembali setelah musibah yang mereka alami.
Editor: Khusnul Khotimah