Yayasan Buddha Tzu Chi Medan menyalurkan bantuan nasi bungkus, air mineral, dan roti bagi warga yang terdampak banjir di berbagai wilayah Kota Medan.
Hujan lebat dan angin kencang yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara dalam akhir November kemarin telah memicu banjir besar dan longsor di berbagai titik. Menyikapi kondisi darurat ini, relawan Tzu Chi Medan bersama Tim Tanggap Darurat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia langsung bergerak cepat untuk membantu meringankan beban warga terdampak banjir.
Pada hari Jumat, 28 November 2025, relawan Tzu Chi menyalurkan bantuan awal berupa beras, nasi bungkus, mie goreng, air mineral, roti, dan handuk ke sejumlah titik yang terdampak banjir, antara lain: Wilayah Deli Tua, Lingkungan IV (Kel. Titi Papan Kec. Medan Deli), Binjai, Petisah, Pulau Brayan, juga Komplek Griya Martubung.
Sebelum turun ke lapangan, para relawan lebih dulu berkumpul untuk menyiapkan kebutuhan konsumsi. Mereka memasak dan meracik nasi bungkus sebanyak 455 porsi, serta menyiapkan 1.275 bungkus mie goreng dan nasi goreng. Semua dilakukan dengan gotong royong, mulai dari membeli bahan masakan kemudian memasaknya langsung di dapur relawan. Tak ada yang bekerja karena kewajiban, semuanya bergerak dengan ketulusan, saling menguatkan satu sama lain.

Dengan bergotong royong, relawan memasak dan menyalurkan makanan hangat untuk warga di beberapa titik: Pulau Brayan, Petisah, Martubung, dan Titipapan.
Setiap nasi dan mie yang dikemas bukan hanya sekadar makanan untuk mengisi perut, tetapi menjadi wujud perhatian dari hati ke hati. Harapannya sederhana namun hangat: agar saudara-saudara kita yang sedang berjuang melewati banjir tetap merasakan kepedulian, kehangatan, dan secercah harapan.
Tak hanya membawa makanan, para relawan Tzu Chi juga hadir menemani para warga terdampak banjir secara emosional. Dengan penuh ketulusan, mereka menyapa satu per satu, mendengarkan cerita dan keluh kesah, lalu memberikan dukungan moral untuk menguatkan hati mereka.
Bagi relawan Tzu Chi, kita semua adalah satu keluarga besar di dunia ini. Maka, ketika satu orang menderita, yang lain terpanggil untuk peduli. Itulah jiwa kemanusiaan dan kepedulian sosial yang selalu dijunjung. Dalam situasi darurat seperti ini, solidaritas dan saling menolong menjadi fondasi terpenting.

Walau hari mulai malam, relawan tetap menuju lokasi banker untuk membagikan nasi bungkus dan bantuan lainnya yang telah dimasak relawan pada hari itu.
Kordinator Tim Tanggap Darurat Tzu Chi, Timmy Jawira, menjelaskan bahwa pada hari itu relawan bergerak serentak ke berbagai titik banjir. Setiap Hu Ai dan komunitas turun ke lapangan, memastikan bantuan benar-benar sampai ke tangan warga yang membutuhkan. Nasi bungkus yang dibagikan hari itu menjadi bentuk bantuan awal, terutama bagi warga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan karena rumah mereka terendam air.
“Jadi hari ini relawan kita bergerak ke daerah Medan dan sekitarnya yang terdampak banjir. Karena kami melihat banyak wilayah kota Medan ini terdampak banjir, relawan segera turun untuk memberikan bantuan berupa nasi bungkus, makanan hangat untuk mengisi energi mereka, sampai kondisi warga membaik,” jelas Timmy Jawira.
Dalam penyaluran bantuan ini, relawan juga mendapat dukungan dari kepala lingkungan setempat serta Koramil II/MD Kota Medan.
Lukman, Ketua Pelaksana Tzu Chi Medan, bersama para relawan turun langsung memberikan bantuan kepada warga. Meski akses jalan tergenang dan air belum juga surut, semangat mereka tak luntur sedikit pun. Di tengah banjir, relawan tetap mengulurankan tangan, harapan, dan kehangatan bagi mereka yang terdampak.
Di Perumahan Deli Garden, Deli Tua, Aulia Ufa Daulay (Kepala Lingkungan IV) turut mendampingi pembagian bantuan. Beliau menjelaskan bahwa komplek tersebut dihuni sekitar 350 rumah dari blok A hingga M. Kondisi sebagian rumah warga tergolong parah, air naik hampir 3 meter, terutama di blok L, sehingga banyak keluarga tidak bisa menyelamatkan barang-barang mereka.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah datang dan membantu warga yang rumahnya kebanjiran. Semoga diberi kesehatan dan pahalanya berlipat ganda,” ujar Ibu Aulia.
Hal senada disampaikan Serk Zulfan Nasution, Babinsa Kelurahan Deli Tua Induk, “Kedatangan relawan Buddha Tzu Chi membawa sebungkus nasi dan air mineral sangat membantu. Warga di sini sangat bersyukur, karena dapur dan peralatan masak masih terendam banjir sehingga tidak bisa digunakan. Banyak kebutuhan harian rusak dan hanyut. Terima kasih atas bantuannya.”
Suara Warga yang Terdampak Banjir
Akiong (58), warga Komplek Deli Garden, Deli Tua adalah salah satu warga terdampak. Ia sehari-hari bekerja sebagai tukang becak motor dan tinggal berdua dengan anaknya. Seperti biasa, pagi itu ia keluar rumah untuk menarik becak, sementara anaknya berangkat bekerja. Namun sekitar pukul sepuluh, kabar mengejutkan datang, rumah mereka terendam banjir. Akiong buru-buru pulang, dan setibanya di rumah air telah naik hingga dua meter. Kasur, peralatan dapur, televisi, dan hampir semua barang rumah tangga terendam dan rusak.
“Waktu anak saya kabari kalau rumah kena banjir, saya shock. Kami baru sebulan pindah dan menyewa rumah ini. Banyak barang yang rusak, padahal sebagian adalah pemberian dari teman,” tuturnya.
Relawan mendengarkan cerita dari Akiong, warga Komplek Deli Garden yang terdampak banjir. Selain mendengarkan ceritanya, relawan juga membantu membersihkan rumah Akiong, menyapu dan merapikan area yang sebelumnya terendam air.
Meski sedih, Akiong memilih untuk tegar. Hari itu air mulai surut, dan ia menerima bantuan makanan serta kunjungan relawan Tzu Chi. “Senang rasanya, jadi semangat lagi. Dengan nasi bungkus dan air mineral, perut terisi. Terima kasih banyak, semoga banjir ini tidak datang lagi,” harapnya.
Perasaan senada datang dari Ridwan (46), warga Brayan Fly Over yang telah tinggal di sana selama 45 tahun. Menurutnya, banjir kali ini adalah yang terparah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Air awalnya hanya rendah, namun perlahan naik hingga sepinggang.
“Sekarang makanan yang paling sulit didapat. Kami butuh bantuan, parit harus dikorek dan lorong-lorong dibersihkan,” katanya. “Terima kasih kepada relawan Tzu Chi yang datang membawa makanan dan minuman. Itu sangat kami butuhkan saat ini.”
Akses Banjir Tidak Menyurutkan Langkah Relawan
Di Griya Martubung, air setinggi satu meter masih belum surut (27/11/25). Cuaca buruk dan kondisi medan yang sulit membuat relawan baru tiba pada malam hari, dalam keadaan listrik padam. Namun, langkah mereka tidak terhenti di sana. Bekerja sama dengan Marinir AL Belawan, relawan Tzu Chi mengantar 300 paket makanan menggunakan perahu karet menuju lokasi pengungsian warga di masjid.
Walau air belum surut, relawan terus bergerak dari rumah ke rumah untuk membagikan nasi bungkus dan air mineral.
Di tengah gelapnya malam dan surutnya harapan warga, rasa peduli dan cinta kasih menjadi cahaya yang menuntun langkah para relawan. Lukman, Ketua Pelaksana Tzu Chi Medan, turut terjun langsung membagikan paket cinta kasih tersebut.
“Semoga bantuan ini dapat meringankan beban warga. Semoga banjir segera berlalu dan aktivitas masyarakat dapat kembali normal,” ujarnya.
Doa yang sama dipanjatkan untuk semua wilayah terdampak. Semoga hujan segera reda, air kembali surut, dan kehidupan warga dapat pulih sedikit demi sedikit. Keluarga-keluarga yang kehilangan banyak hal hari ini kiranya menemukan kekuatan baru esok hari.
Warga dengan tertib, satu per satu menerima bantuan dari relawan untuk mengisi energi mereka.
Yayasan Buddha Tzu Chi Medan menyampaikan duka atas penderitaan yang dialami warga, sekaligus berharap setiap bantuan yang dibagikan, meski kecil, semoga dapat membawa harapan besar, bagi hari ini maupun masa depan. Mari kita jaga sesama, peduli lingkungan, dan bangkit kembali dengan hati yang lebih kuat dari sebelumnya.
Editor: Metta Wulandari