Relawan bersama Kepala Lingkungan 1 Kwala Bekala, Redi Sebayang, dan Babinsa Kopda Tengku M. Siddik bersiap membagikan bantuan.
Di tengah sisa lumpur pasca banjir yang melanda sepekan sebelumnya, kehadiran relawan Tzu Chi di Kwala Bekala menjadi penyejuk hati bagi warga. Rumah-rumah dan perabot yang dipenuhi lumpur perlahan dibersihkan, sementara relawan hadir bukan hanya membawa bantuan, tetapi juga menghadirkan semangat, empati, dan rasa syukur bagi warga yang terdampak.
Pada 4 Desember 2025, sebanyak tujuh belas relawan Komunitas Hu Ai Titikuning bergerak cepat menyalurkan bantuan pasca banjir. Sebanyak 1.000 paket bantuan dibagikan di dua lokasi yakni di Jalan Pintu Air IV, Gang Persatuan, Lingkungan 1, serta Jalan Pintu Air IV, Gang Persatuan, Lingkungan 2.
Di Lingkungan 1, dibagikan 400 paket berisi sarung, handuk, biskuit, dan air mineral. Di Lingkungan 2, dibagikan 600 paket dengan isi yang sama. Setiap paket diberikan dengan penuh hormat dan perhatian, sesuai prinsip menghargai setiap penerima.
Dengan penuh rasa syukur, relawan menyalurkan bantuan kepada warga Kwala Bekala.
Warga dengan tertib menerima paket bantuan yang diberikan.
Menurut koordinator kegiatan, Dedy Lam, empati menjadi dorongan utama relawan untuk bergerak. “Hati relawan tergerak merasakan penderitaan warga sebagai penderitaan sendiri. Semoga bantuan ini dapat meringankan beban mereka dan banjir segera berlalu,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kehadirannya sebagai pemilik usaha membuatnya semakin tersentuh. “Melihat karyawan saya sendiri menjadi korban banjir, saya bisa merasakan betapa sulitnya situasi mereka. Rasa senasib inilah yang menggerakkan kami segera turun tangan.”
Ketulusan para relawan tercermin dari sikap mereka membungkukkan badan dan menyerahkan bantuan dengan dua tangan—gestur sederhana namun sangat bermakna bagi warga.
Dedy Lam (baju abu), koordinator kegiatan, menyalurkan bantuan kepada warga.
Warga yang Tetap Bersyukur di Tengah Duka
Paune Sihotang (50) adalah salah satu warga yang merasakan dahsyatnya banjir. “Waktu air naik, kami digedor-gedor warga lain sambil berteriak ‘banjir.. banjir.. ’ Padahal masih jam 4 pagi,” kisahnya. Dalam waktu 30 menit, ia dan keluarga hanya mampu menyelamatkan sedikit barang sebelum air setinggi leher merendam rumah mereka. Banyak hewan ternak warga, seperti ayam dan babi, hanyut terbawa arus.
Relawan dan dokter yang mendampinginya memberikan dukungan. “Bapak tabah ya, jaga kesehatan. Bencana akan berlalu,” ucap dr. Rahmat.
dr. Rahmat dan dr. Lenny Wijaya mengunjungi rumah Paune Sihotang, memberikan perhatian dan semangat.
Nerawaty memberi dukungan kepada warga yang kehilangan ternak akibat arus banjir.
Paune menitikkan air mata haru. “Walaupun sederhana, bantuan ini sangat berarti. Syukur masih ada yang peduli kepada kami. Semoga relawan semua diberi kesehatan dan rezeki. Mudah-mudahan tidak ada lagi bencana seperti ini.”
Ketulusan relawan juga menjadi penguat bagi Imel Hareva (41), yang rumahnya roboh diterjang banjir. “Kami tinggal di sini sekeluarga, saya, suami, dan tujuh anak. Kami memulung untuk hidup sehari-hari. Rumah ini masih dicicil, tinggal satu kali lagi, tapi banjir menghancurkannya. Sekarang kami menumpang di rumah teman,” tuturnya sedih.“Bersyukur masih ada yang memperhatikan. Semoga Tuhan membalas kebaikan relawan.”
Sinergi Menguatkan Warga
Sinergi antara relawan, aparat setempat, dan TNI juga menciptakan suasana kekeluargaan selama penyaluran bantuan. Kopda Tengku M. Siddik, Babinsa setempat, menyebut kehadiran Tzu Chi sebagai bukti persaudaraan.“Saya bukan warga asli sini, tapi mereka adalah keluarga saya. Terima kasih atas perhatian yang diberikan.”
Relawan berkunjung ke rumah warga yang terdampak banjir untuk memberi perhatian dan dukungan moral.
Anak-anak Imel bercerita kepada relawan tentang rumah mereka yang hancur.
Redi Sebayang, Kepala Lingkungan 1, juga menyampaikan kronologi kejadian. “Banjir pada 27 November 2025 pukul 4 pagi mencapai lebih dari 2 meter. Sumber air berasal dari Sungai Bekala yang bertemu dengan Sungai Babura. Sebagian warga dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi melalui posko dan masjid. Setelah air surut, lumpur tebal menyisakan kondisi memprihatinkan.”
Ia menyampaikan terima kasih mendalam,“ Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang sudah peduli pada warga kami. Semoga relawan diberikan kesehatan dan rezeki yang berlimpah.”
Dengan penuh rasa syukur, warga Kwala Bekala menerima bantuan yang bukan hanya berupa barang, tetapi juga kehangatan hati. Relawan telah menanam benih kebajikan yang akan terus dikenang oleh warga yang sedang berjuang bangkit dari musibah.
Editor: Khusnul Khotimah