Bantuan yang Menyalakan Harapan

Jurnalis : Hani Juwita Sari (Tzu Chi Sinar Mas) , Fotografer : Anwar Prayogi (Tzu Chi Sinar Mas)

Kondisi kebakaran di Desa Desa Kernyanyan, Kecamatan Telen, Kutai Timur.

Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Desa Kernyanyan, sebuah desa kecil di Kalimantan Timur, baru saja mengalami ujian berat. Kebakaran hebat melahap lima rumah warganya, meninggalkan kehancuran fisik dan kesedihan mendalam bagi keluarga yang terdampak. Mengetahui informasi ini, relawan Xie Li Kalimantan Timur 2 dari unit Bukit Subur Estate bergegas menyalurkan bantuan.

Musibah kebakaran yang melanda Desa Kernyanyan bermula saat Bapak Dus membakar piring telur guna mengusir nyamuk. Karena rumahnya terbuat dari bahan kayu, tiba-tiba api merambat ke bagian dinding rumahnya dan merambat ke rumah sekitarnya. Kabar duka ini segera sampai ke pihak kepolisian, yang dengan sigap menghubungi berbagai pihak untuk membantu, termasuk relawan dari Xie Li Kalimantan Timur 2.

“Saat itu juga, kami langsung bergera mengumpulkan bantuan, karena kami tahu warga pasti sangat membutuhkan dukungan,” ujar Sutrisno, salah satu relawan.

Sisa kebakaran yang menimpa lima keluarga masih terlihat jelas.

Relawan bergotong-royong menyalurkan bantuan sembako dengan menggunakan perahu.

Para relawan harus menempuh jarak 3 kilometer menuju lokasi kebakaran. Jalur yang ditempuh tidaklah mudah karena harus menyeberangi sungai menggunakan perahu. Perjalanan ini menjadi bukti bahwa kepedulian tidak mengenal hambatan.

Kehadiran relawan tidak sendirian. Kapolsek Muara Wahau, AKP Satria Yudha WR, dan Kepala Desa Kernyanyan, Sami’un Ung, turut mendampingi penyerahan bantuan ini. Kombinasi dari aparat keamanan, pemerintah desa, dan para relawan menciptakan suasana penuh solidaritas.

“Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini. Sinergi antara semua pihak sangat penting untuk membantu masyarakat bangkit dari musibah,” kata AKP Satria Yudha WR, yang terus memantau kelancaran proses penyerahan bantuan.

Penyerahan bantuan kepada warga terdampak kebakaran.

Relawan membawa sembako untuk diserahkan kepada para korban. Barang-barang ini bukan hanya berupa bantuan fisik, tetapi juga simbol kasih dan dukungan moral yang amat dibutuhkan.

“Kami sangat tersentuh dengan kepedulian ini. Bantuan seperti ini menunjukkan bahwa kami tidak sendirian menghadapi musibah ini,” ungkap Sami’un Ung, Kepala Desa Kernyanyan.

Sementara itu, Bapak Dus menyampaikan rasa syukurnya. Dengan mata berkaca-kaca, ia berkata, “Rumah saya memang sudah tidak ada, tetapi melihat banyak orang yang peduli membuat kami merasa lebih kuat. Terima kasih kepada semua yang telah membantu,” ujarnya.

Dapur umum yang dibuat warga untuk meringankan keluarga yang terdampak musibah kebakaran.

Musibah kebakaran ini menjadi pengingat bagi kita semua pentingnya kebersamaan. Bukan hanya relawan, tetapi juga warga desa lainnya yang saling mendukung satu sama lain, mereka bergotong royong bersama-sama membuat dapur umum untuk saudara mereka yang tertimpa musibah. Ketika duka menyapa, solidaritas mampu mengubah air mata menjadi senyuman kecil yang perlahan menguatkan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Tzu Chi Berikan Bantuan Korban Kebakaran di Kalianyar Tambora Jakarta Barat

Tzu Chi Berikan Bantuan Korban Kebakaran di Kalianyar Tambora Jakarta Barat

03 Januari 2023

Relawan Tzu Chi di awal tahun 2023 pada Senin 2 Januari 2023 menyalurkan  58 paket kebakaran bagi warga Kalianyar.

Perhatian untuk Korban Kebakaran di Deli Serdang

Perhatian untuk Korban Kebakaran di Deli Serdang

24 Juni 2022

Setelah melakukan survei dan mendata warga korban kebakaran, relawan Tzu Chi kemudian memberikan bantuan dalam bentuk pendampingan, santunan dana pemerhati, dan juga paket kebutuhan sehari-hari. 

Paket Bantuan Musibah Kebakaran di TPA Rawa Kucing

Paket Bantuan Musibah Kebakaran di TPA Rawa Kucing

22 Oktober 2015
Tanggal 3 Oktober 2015 telah terjadi kebakaran di TPA Rawa Kucing.  Sebanyak 106 Kepala Keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal mereka. Karena musibah itu TPA Rawa Kucing ditutup untuk waktu yang belum dapat ditentukan. Dengan demikian mereka yang bermata-pencaharian sebagai pemulung kehilangan sumber penghasilannya.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -