Belajar Berkebun dari Jonesman Sidabutar

Jurnalis : Riksa Pratiwi (Tzu Chi Cabang Sinar Mas) , Fotografer : Elisa Ariyani Aulia, Alvina sapa, Evi sianipar (Tzu Chi Cabang Sinar Mas)

Jonesman menyampaikan materi penyuluhan tentang pemanfaatan lahan perkarang rumah.

”Segala perbuatan harus dimulai dari sebuah tekad, bagaikan menanam sebatang pohon yang berawal dari sebuah benih.”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Ada niat ada jalan. Ungkapan ini tepat menggambarkan kegigihan Jonesman Sidabutar dan Meyliza Ersonata Sirat. Akses yang cukup jauh, sementara kebutuhan sayuran dan buah yang tinggi, membuat keluarga yang tinggal di Emplasmen Nanga Tayap Estae (NTYE), Ketapang, Kalimantan Barat ini memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menanam sayur dan buah secara organik.

Dedikasi Jonesman dan keluarganya ini membuahkan penghargaan dalam ajang Benteng Sawit sebagai peringkat 8 nasional dan peringkat 3 di Perkebunan Sinar Mas (PSM) 7 yang membawahi wilayah Kalimantan Barat dan Papua. Baginya, berkebun dan bekerja memiliki kesamaan yang sama, nikmati prosesnya, maka hasil akan mengikuti.

Prestasi yang ditorehkan Jonesman mendorong relawan di Xie Li Ketapang 1 berkunjung dan belajar. Meski harus menempuh perjalanan sejauh 12 kilometer, 35 relawan semangat dan antusias melihat langsung kebun yang dikembangkan Jonesman di pekarangan rumahnya pada Kamis (7/8/25).

Jonesman mengajak relawan melihat langsung budidaya sayur dan buah di lahan pekarangannya.

Meyliza menunjukkan beragam jenis tanaman buah kepada para relawan yang berkunjung.

Jonesman menjelaskan sejak awal 2018, ia dan keluarga bertekad memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayur sendiri. Hal ini sebabkan oleh sulitnya akses ke pasar dan mahalnya harga bahan makanan di wilayah ini. ”Karena kami butuh sayur setiap hari, sementara jalan ke luar kebun cukup sulit dan harga sayur mahal, akhirnya kami putuskan untuk mulai bercoock tanam sendiri,” terang Meyliza.

Kini, kebun kecil mereka tak hanya hijau, tapi juga kaya manfaat. Sayuran yang mereka tanam antara lain kailan, kacang panjang, bayam, kangkung, sawi, dan labu madu. Untuk tanaman buah, keduanya juga berhasil membudidayakan berbagai jenis yang tumbuh subur di halaman rumah mereka. Mulai dari jambu air, jambu kristal merah dan putih, aneka jeruk seperti santang madu, madu susu, kasturi, lemon, dan purut, hingga beberapa jenis kelengkeng seperti mata lada, pingpong, dan diamond river. Selain itu, mereka juga menanam pepaya, alpukat, buah naga, dan belimbing wuluh yang menambah warna serta kesegaran kebun kecil mereka.

Jonesman menunjukkan pohon pisang yang ia kembangkan.

Meyliza memetik jambu hasil dari kebun rumah mereka.

Beraneka ragam tanaman dapur seperti cabai, tomat, seledri, dan daun bawang ikut tumbuh subur di sudut-sudut halaman. Tak ketinggalan, tanaman obat keluarga seperti jahe, kunyit, dan kencur juga turut melengkapi, menjadikan kebun ini bukan hanya sumber pangan, tapi juga sumber kesehatan bagi keluarga.

Semua ini dikelola mandiri dengan sentuhan penuh cinta dari keluarga Jonesman Sidabutar. Setiap pagi sebelum berangkat kerja, ia menyiram dan mengecek tanaman. Sepulang kerja pun, ia kembali merawat kebun. Bagi keluarga ini, berkebun adalah kegiatan penuh makna yang mengajarkan kesabaran, kedisiplinan, dan kebersamaan.

Para relawan merasakan sensasi panen dan menikmati hasil panen segar dari kebun.

Ragam hasil panen dari kebun mulai cabe, sayur, labu dan jambu air.

“Semangat berkebun bukan hanya soal hasil panen. Proses memilih bibit, menyemai, menanam, merawat, hingga panen, mengajarkan kita untuk sabar dan teratur,” tutur Jonesman yang mengabdi di Nanga Tayap Estate sejak 2017.

Kini, semangat itu ingin ia tularkan. Ia berharap para peserta penyuluhan mulai memanfaatkan halaman rumah untuk bertanam, sebagai bentuk kemandirian pangan sekaligus aktivitas yang menyehatkan jasmani dan rohani. Dari pekarangan kecil yang dulu kosong, kini tumbuh semangat besar menyuburkan harapan, kemandirian, dan inspirasi bagi sekitar. Sebuah bukti nyata bahwa langkah kecil, jika dilakukan dengan hati, dapat memberi manfaat luar biasa.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Pengenalan Tanaman Sehat dan Jajanan Ramah Lingkungan

Pengenalan Tanaman Sehat dan Jajanan Ramah Lingkungan

02 Juli 2025

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas dari komunitas Xie Li Ketapang 1 mengenalkan tanaman sehat dan jajanan ramah lingkungan bazar Kearifan Lokal dan Kewirausahaan di SMP Eka Tjipta pada Jumat, 20 Juni 2025.

Belajar Berkebun dari Jonesman Sidabutar

Belajar Berkebun dari Jonesman Sidabutar

15 Agustus 2025

Untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah, Jonesman Sidabutar dan Meyliza Ersonata Sirait memanfaatkan pekarangan rumah di Empasmen Nanga Tayap Estate (NTYE), Ketapang, Kalimantan Barat.

Jumat Bersih dan Olah TOGA jadi Sajian Takjil

Jumat Bersih dan Olah TOGA jadi Sajian Takjil

14 Maret 2025

Para relawan di Xie Li Kalimantan Timur 1 Unit Muara Wahau Mill menggelar Jumat Bersih sekaligus mengolah tanaman obat keluarga (TOGA) menjadi takjil. Kali ini membuat puding dengan bahan dasar Bawang Dayak dan pandan.

Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -