Belajar Bersyukur dari Kunjungan Kasih ke Dinas Sosial Pematang Siantar

Jurnalis : Iwan (Tzu Chi Medan) , Fotografer : Rudy, Aily, Jafli, Tan Nai In (Tzu Chi Medan)

Paket bingkisan dan angpau yang dibagikan relawan menambah kegembiraan oma dan opa.

Relawan Tzu Chi di Pematang Siantar kembali menyebarkan jejak langkah cinta kasihnya. Kali ini, Minggu 18 Februari 2024, masih dalam suasana Tahun Baru Imlek, para relawan berkunjung ke Panti Lansia dan Tunarungu di JL Sisingamangaraja, Kecamatan Siantar Sitalasari.

Tiba di lokasi sekitar pukul 13.00 waktu setempat, cuaca yang panas tidak mematahkan semangat para relawan. Kehadiran 19 relawan ini disambut dengan wajah gembira dan tepuk tangan membuat suasana lebih hangat dan dekat.

Rudy, relawan Tzu Chi memperkenalkan sejarah tentang Tzu Chi. Relawan juga turut menjelaskan makna Tahun Baru Imlek yang biasa dirayakan oleh orang Tionghoa yang selalu identik dengan warna merah, angpau dan Barongsai. Relawan juga membagikan bubur kacang hijau, kue kering Imlek, dan jeruk. Tampak para relawan membantu membawakan dan menyuapi beberapa oma yang terlihat lemah tidak bertenaga. Rasa senang dan haru terpancar dari wajah mereka seolah mendapat keluarga baru.

Isyarat tangan Satu Keluarga tak ketinggalan ditampilkan para relawan yang diikuti oleh 22  opa oma dan 20 anak penyandang disabilitas. Berikutnya para relawan mengambil foto bersama sebagai kenang-kenangan. Dan yang juga ditunggu-tunggu, relawan kemudian membagikan angpau dan paket bantuan yang berisi roti kering, susu, teh, minyak kayu putih, sarung, bedak, lotion anti nyamuk, sabun mandi, cangkir stainless kepada para lansia . Untuk remaja disabilitas mendapat angpau dan snack, serta roti.

Relawan menjelaskan makna dan arti tahun baru Imlek.

Di penghujung acara, relawan mengajak opa, oma, dan anak anak disabilitas untuk beramal di celengan bambu yang dibawakan Suyanti, relawan Tzu Chi dengan berkeliling mendekati  satu persatu. "Berdana itu bukan hanya milik orang mampu, tetapi siapa pun bisa melakukannya. Bukan dilihat banyaknya jumlah tetapi dinilai dari niat hati yang ikhlas,” ajak Iwan, pemandu acara.

Zul Hendra, perwakilan dari panti bersyukur dengan kunjungan relawan yang membuat para oma, opa, dan anak-anak penyandang disabilitas berbahagia. "Sangat senang dan bersyukur atas kedatangan relawan Tzu Chi yang memperhatikan para lansia dan anak-anak kami. Semoga perjumpaan ini bukan yang terakhir.” Tuturnya dengan santun.

Setelah melihat kehidupan opa, oma, dan anak anak tuna runggu di sini yang walaupun semua masih serba terbatas tetapi mereka tetap ceria, gembira, semangat, dan sehat. Kunjungan kasih  ini pun memberikan pelajaran pada para relawan agar selalu bersyukur pada hidup serta apa yang telah kita miliki, selalu menyayangi orang tua dan anak anak kita. Acara ditutup dengan doa syukur dibawakan Jenny Herliana. Para relawan juga menyampaikan banyak terima kasih pada tuan rumah atas kesempatan yang diberikan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Kunjungan Kasih di Hari yang Fitri

Kunjungan Kasih di Hari yang Fitri

23 Agustus 2012 Pagi sekitar jam 10, tanggal 20 Agustus 2012 lalu, 7 relawan Hu Ai Jelambar berkumpul di rumah Lim Ye Jiao Shijie. Di pagi yang cerah serta suasana hari Lebaran nan Fitri relawan melakukan kunjungan kasih ke Gan En Hu (penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi) sekaligus menjalin tali silahturami.
Berjuang Menghadapi Penyakit

Berjuang Menghadapi Penyakit

31 Juli 2019

Sulianah Djaya, seorang ibu rumah tangga berusia 52 tahun, merasakan ada suatu benjolan kecil di bawah telinga sebelah kiri. Bersama Rudi (52), sang suami ia harus beberapa kali ke beberapa rumah sakit untuk memastikan penyakit dan pengobatan apa yang harus dijalaninya. Meski berat, hal ini tidak membuat Sulianah patah semangat. Dengan dukungan keluarga, ia mau melakukan segala pengobatan agar bisa sembuh dan bermain dengan cucunya.

Andi yang Kembali Memulai Hidup dari Awal

Andi yang Kembali Memulai Hidup dari Awal

08 November 2017

Mirip dengan kisah Amir, warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Meulaboh, Aceh. Andi pun harus merelakan kaki kanannya untuk diamputasi sampai batas dengkul. Bukan karena tersengat aliran listrik, namun karena kecelakaan ketika berkendara. Kehadiran relawan Tzu Chi menguatkannya kembali.

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -