Bentuk dari Rasa Syukur Kami

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha
 
 

fotoBaksos Kesehatan Tzu Chi ke-64 yang merupakan kerja sama antara Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan RS Omni International Hospitals Alam Sutera, merupakan salah satu bentuk ungkapan dari rasa syukur dari kedua belah pihak.

“Adik manis, sudah pernah digigit semut belum? Rasanya bagaimana, sakit sedikit kan? Sekarang kamu anggap saja tangan kamu juga lagi digigit semut ya,” ucap Emilia Tambunan, lembut. Dengan hati-hati Emilia mulai memasukkan jarum infus ke tangan sang anak. Awalnya anak itu hanya meringis, tapi mungkin karena tidak kuat menahan sakit, akhirnya tangisnya pecah juga. “Wah, jagoan nggak boleh nangis dong. Tuh liat! Sudah selesai kan, ayo senyum lagi,” hibur Emilia, sambil mengusap dahi sang anak.

Dari Kami untuk Mereka
Setelah lebih kurang dua tahun bekerja di Omni International Hospitals Alam Sutra, Tangerang, baru kali ini Emilia mendapatkan kesempatan untuk berbagi cinta kasih melalui kegiatan bakti sosial kesehatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang bekerja sama dengan RS Omni. “Sebenarnya, kegiatan pengobatan gratis ini bukanlah kegiatan sosial pertama yang dilakukan oleh Rumah Sakit Omni, namun karena kondisi pekerjaan saya yang tidak memungkinkan untuk ditinggalkan, maka baru tahun ini saya bisa turut berpartisipasi,” jelas wanita yang kini bekerja sebagai perawat di bagian modialisa (cuci darah).

Baginya, walaupun cukup lelah dan tidak mendapat bayaran, namun Emilia merasa bahagia bisa berbagi dengan orang lain. “Daripada setiap hari Minggu saya hanya diam di rumah, lebih baik saya melakukan sesuatu yang berguna untuk orang lain,” terangnya. Emilia juga mengaku banyak belajar dari Tzu Chi. Ia melihat betapa terorganisirnya baksos yang diselenggarakan. Tidak hanya itu, pendampingan dan pelayanan yang diberikan pun dilakukan dengan tulus. “Mereka (relawan -red) melakukannya dengan maksimal. Berbagi dengan orang lain itu menimbulkan kebahagiaan yang luar biasa, dan saya berharap bisa terus melakukan hal serupa,” ucap Emilia, sambil menuturkan keseriusannya untuk bisa bergabung dengan relawan medis Tzu Chi.

Bagi pihak RS Omni, Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-64 yang merupakan hasil kerja sama antara Tzu Chi dan RS Omni ini adalah kegiatan baksos kesehatan kedua yang dilakukan oleh Omni di tahun 2010. Sebelumnya, RS Omni juga telah melakukan kegiatan serupa yang bekerja sama dengan pihak Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. “Kegiatan baksos kesehatan ini kami lakukan sebagai salah satu program dari RS Omni. Kami berharap kegiatan ini bisa memberikan manfaaat bagi mereka yang kurang mampu. Dan juga yang seperti telah disampaikan oleh pihak Tzu Chi, baksos kesehatan ini adalah merupakan bentuk syukur dari kami, karena kami bisa melayani para pasien, dan berharap para pasien juga bisa terlayani dengan baik,” tutur dr. Bina Ratna Kusuma Fitri, MM, selaku Direktur Operasional RS Omni.

Ditanya mengapa memilih Tzu Chi, dr. Bina menjelaskan. “Saya melihat, dalam setiap kegiatan yang dilakukannya, Tzu Chi sangat profesional. Kami bangga bisa bekerja sama dengan Tzu Chi. Melalui mereka kami pun banyak belajar cara mengorganisir yang baik, pendampingan, serta pemenuhan kebutuhan pasien dan keluarga mereka yang juga sangat diperhatikan,” tegas dr. Bina.

Ia pun berharap bahwa kerja sama ini bisa terus berlanjut, dan tentunya akan semakin banyak orang yang bisa merasakan cinta kasih dan rasa syukur melalui baksos-baksos yang dilakukan

foto  foto

Ket : - Pembukaan baksos kesehatan ini juga dihadiri oleh Drg. Hj. Andi Fatmawati, Kepala Bidang Pelayanan            Kesehatan Tangerang Selatan. (kiri)
       - Jumlah pasien yang berhasil ditangani dalam kegiatan baksos ini adalah 115 pasien katarak, 58 pasien            hernia, 25 pasien bedah minor, dan 1 pasien bibir sumbing. (kanan)

Tidak Ingin ke Lain Hati
Hangatnya cinta kasih yang ditorehkan oleh insan Tzu Chi ini jugalah yang membawa Erik Junianto, orangtua Cindy Oktaviana (seorang anak yang menderita hernia sejak lahir -red) kembali membawa buah hatinya untuk dioperasi oleh Tzu Chi, setelah sebelumnya di bulan Mei 2009 telah dilakukan hal serupa. “Bulan Meri 2009 lalu, sebelah kanan perut Cindy yang dioperasi, dan sekarang sebelah kiri,” ucap Erick.

Awalnya Erick tidak menyangka kalau benjolan yang terdapat di atas kemaluan Cindy adalah hernia. Karena, ketika masih tinggal di Desa Maleber, Kuningan, Jawa Barat, beberapa orang di kampungnya bilang benjolan tersebut hanyalah karena ikatan gurita yang terlalu kencang. “Setelah pindah di Jakarta dan mulai berobat, kami baru tahu kalau ternyata Cindy menderita hernia,” kata Erick.

Karena penghasilan dari bekerja sebagai supir tidak mencukupi biaya operasi Cindy, akhirnya Erick dan istri mencoba untuk mengurus kartu Gakin (Keluarga Miskin) agar anak mereka bisa segera mendapatkan pengobatan. Namun sayang, setelah melakukan beberapa check up seperti rontgen, cek darah, dan lain-lain, uang simpanan mereka pun habis. Sedangkan masa berlaku kartu Gakin yang mereka miliki sudah kadaluwarsa, sehingga tidak bisa dipergunakan kembali. “Kami sudah kehabisan uang. Tapi untungnya bos tempat saya bekerja mengenalkan saya kepada Tzu Chi. Setelah mengurus beberapa keperluan di Tzu Chi Kantor Perwakilan Tangerang, akhirnya Cindy bisa dioperasi di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Mei lalu,” jelas Erick.

Setelah merasakan sendiri cinta kasih yang diberikan oleh para tim medis dan relawan Tzu Chi, Erick dan istri mengaku “jatuh hati” dengan Tzu Chi. “Alhamdulillah, walaupun kami orang miskin, tapi mereka tetap melayani dengan baik. Perhatian yang mereka berikan benar-benar luar biasa. Kita sudah kayak dapat saudara baru,” tutur Erick. Ia menambahkan, saat Cindy dioperasi pertama kali, Erick dan istri selalu mendapat pelayanan yang baik dari para relawan dan tim medis. “Mereka membantu kami 24 jam. Dari mulai makanan, minuman, hingga para dokter yang selalu siaga. Makanya apapun yang terjadi, kami tetap membawa Cindy berobat hanya di Tzu Chi, dan tidak mau ke tempat lain,” tegas Erick.

foto  foto

Ket : - Dengan penuh semangat dan cinta kasih, para relawan Tzu Chi dan RS Omni bekerja sama             memberikan pelayanan terbaik dalam baksos kesehatan yang diadakan pada tanggal 6-7 Maret 2010.             (kiri).
         - Perhatian dan pelayanan seperti keluarga yang diberikan oleh Tzu Chi pada saat Cindy melakukan             operasi pertama kali, membuat orangtuanya merasa nyaman untuk kembali membawa Cindy             melakukan operasi lanjutan. (kanan)

Selain Cindy, Haerudin, salah satu pasien yang bertempat tinggal di Desa Kabasiran, Parung Panjang, Bogor, juga mendapatkan kesempatan mendapatkan kesembuhan melalui baksos kesehatan ini. “Di kampung mah, Mbak, mana kepikiran buat operasi. Saya aja nggak tahu kalau dia (Haerudin -red) hernia. Untung ada bantuan ini, jadi anak saya bisa sembuh sekarang,” tutur Umayah, sang Ibu sambil tersenyum bahagia.

Tidak semua akses kesehatan dapat dijangkau oleh masyarakat dengan mudah, terutama bagi mereka yang berada dalam garis kemiskinan. Melalui baksos kesehatan ini, tidak hanya mengobati, perhatian dan cinta kasih yang menjadi ciri khas Tzu Chi juga memberikan ketenangan dan kebahagiaan di dalam hati para peserta baksos.

  
 
 

Artikel Terkait

Membangkitkan Kenangan Serta Mencerahkan Masa Depan

Membangkitkan Kenangan Serta Mencerahkan Masa Depan

31 Januari 2018
Untuk mengaktifkan kembali sebuah Taman Kanak-Kanak (TK), Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan TNI bekerja sama dalam kegiatan bedah TK Kartika X-16 di wilayah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Rabu, 31 Januari 2018.
Sebuah Ladang Ilmu

Sebuah Ladang Ilmu

06 Oktober 2011
”Di Tzu Chi kita harus menjalin jodoh baik antar sesama. Seperti kata Master Cheng Yen, bukan seberapa besar kita menyumbangkan hartanya, tetapi seberapa besarkah perubahan kita ketika masuk atau bergabung di Tzu Chi,” tutur Wen Yu Shijie.
Sosialisasi Pelestarian Lingkungan Perdana Di Cikarang

Sosialisasi Pelestarian Lingkungan Perdana Di Cikarang

31 Oktober 2018

Pagi itu, Minggu 14 Oktober 2018 para relawan Tzu Chi di Cikarang berkumpul di kawasan Hollywood Junction, Jababeka untuk melakukan sosialisasi pelestarian lingkungan.

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -