Berawal dari Obrolan di Meja Makan, Dubes Sri Lanka Berkunjung ke Tzu Chi Center

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah
Professor Jayanath berbincang dengan siswa-siswi Tzu Chi School.

Ada cerita menarik saat Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia, Jayanath Siri Kumara Colombage akhirnya mengunjungi Tzu Chi Center, PIK, pada Selasa 12 September 2023 lalu. Suatu hari saat jamuan makan siang, seorang kolega bercerita padanya tentang Tzu Chi Hospital. Bahwa rumah sakit dengan teknologi canggih yang ada di Pantai Indah Kapuk itu sangat menomorsatukan keselamatan pasien sehingga tak meminta pasien membayar deposit di awal. Pasien akan ditangani terlebih dahulu sebaik-baiknya. Professor Jayanath pun terperanjat dan merasa penasaran.

Oh My God, benarkah ada rumah sakit yang seperti ini? Saya sulit percaya karena di zaman sekarang rumah sakit bahkan meminta deposit di depan. Ok, saya harus datang dan berkunjung ke Yayasan Buddha Tzu Chi,” ujarnya pada sang kolega.

Professor Jayanath pun meminta staf-nya menghubungi Tzu Chi Indonesia. Kebetulan beberapa bulan sebelumnya Kedutaan Besar Sri Lanka di Jakarta pernah mengundang Tzu Chi Indonesia untuk bersama-sama merayakan Hari Waisak. Staf tersebut lalu menghubungi Sekretaris Umum Tzu Chi Indonesia, Hong Tjhin bahwa Duta Besar Sri Lanka bersama sang istri berniat untuk berkunjung.

Kunjungan yang pertama kali pada Selasa, 12 September 2023 itu pun diawali dengan melihat langsung Tzu Chi School. Professor Jayanath sudah pernah mendengar tentang Tzu Chi School sebelumnya, tapi hanya sekilas saja. Ketika mendengar penjelasan Antonius dari Tzu Chi School bahwa motto sekolah adalah cinta kasih, welas asih, kebahagiaan melakukan kebajikan dan bersumbangsih tanpa pamrih, Professor Jayanath tampak sangat antusias dan merasa klik.

“(Saya terkesan dengan) cara pengajaran yang dilakukan, yang pertama anak-anak harus menjadi human being dulu, menjadi orang yang berbudaya dengan passion dan rasa kemanusiaan, mencintai sesama manusia,” tuturnya.

Hal ini, tambahnya, sangatlah penting karena dalam kurun waktu 10 hingga 20 tahun, anak-anak inilah yang akan memegang tampuk kepemimpinan, mereka akan memimpin negeri ini. Jadi jika mereka memiliki fondasi yang bagus, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, maka dunia akan menjadi tempat tinggal yang lebih indah.

“Kita melihat dunia sekarang terjadi banyak konflik, orang-orang berkelahi karena hal-hal yang sifatnya materi, padahal itu semua sifatnya sementara, apapun hal-hal materi yang indah yang kita lihat tidak akan kita bawa ketika kita meninggalkan dunia ini. Jadi yang saya lihat di sekolah ini sedang mengukir generasi yang berbudaya, yang memilki disiplin tinggi, yang sangat terhormat, jadi ini fondasi yang sangat penting,” tambahnya.

Dalam kunjungan ini, Professor Jayanath melihat bagaimana Tzu Chi School mengajarkan pembentukan karakter para siswanya dengan nilai-nilai yang luhur.

Antonius juga menjelaskan Tzu Chi School bukan sekolah agama. Tzu Chi School menerapkan nilai-nilai kemanusiaan, budaya humanis yang bernafaskan Buddhisme di dalamnya, tapi bukan berarti anak-anak menjadi Buddhis. Tzu Chi School juga mengajarkan kebaikan-kebaikan universal yang ada dalam ajaran agama lainnya.

“Karena itu semua agama welcome di sekolah kami,” terang Antonius.

Usai dari Tzu Chi School, Professor Jayanath dan sang istri diajak melihat poster-poster yang tertata indah di ruang Ehxibition Hall, yang menjelaskan tentang sejarah Tzu Chi dan perjalanan Tzu Chi Indonesia selama 30 tahun ini. Ia sangat terkesan dengan pluralisme yang ada di Tzu Chi Indonesia yang mana para relawan berasal dari berbagai latar belakang namun mereka saling menghargai.

Professor Jayanath dan sang istri saat tur Aula Jing Si.

Professor Jayanath dan sang istri melihat ruangan rehabilitasi medik yang didukung teknologi robotic.

Tibalah Professor Jayanath dan sang istri diajak berkunjung ke Tzu Chi Hospital yang sedari awal keduanya sudah sangat penasaran. Tim dokter dari Tzu Chi Hospital mengajak keduanya ke bagian radiasi onkologi. Tampak Professor Jayanath sangat tertarik dan bertanya soal apa saja fasilitasnya, juga ke bagian kedokteran nuklir, lalu ke rehabilitasi medik yang mana Tzu Chi Hospital punya teknologi robotic untuk pasien pasca-stroke, juga pasien yang mengalami cedera tulang belakang.

“Pak Dubes sangat senang bahwa Tzu Chi Hospital ini sudah lengkap dengan teknologinya yang mutakhir sehingga berharap ke depannya bisa bersinergi. Beliau seorang yang sangat visioner, punya ketertarikan yang besar dengan ilmu pengetahuan terutama di bidang kedokteran, jadi sangat antusias bertanya tentang teknologi kedokteran yang ada di Tzu Chi Hospital,” ujar dr. Arman Helmy W.

Professor Jayanath merasa kagum dengan lima layanan unggulan Tzu Chi Hospital, yakni pusat transplantasi sumsum tulang, perawatan paliatif, penanganan kanker, bedah syaraf, serta perawatan ibu dan anak.

“Terima kasih atas sambutannya kepada kami, kami mendapatkan pengalaman yang menakjubkan, kami banyak berjalan dan banyak melihat-lihat dan sungguh saya sangat terkesan dengan apa yang yayasan ini lakukan yang pada dasarnya itu adalah layanan untuk kemanusiaan bagi masyarakat, perbuatan yang sangat murah hati yang dilakukan oleh Tzu Chi,” tutur Professor Jayanath.

“Jika saya harus meringkas seluruh pengalaman saya dalam kunjungan ini dengan dua kata (untuk Tzu Chi), maka kata itu adalah compassion (kasih sayang) dan love (cinta),” pungkasnya.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Pengalaman Berkesan Bagi Bhante Buddharakkita Saat Kunjungi Tzu Chi Center

Pengalaman Berkesan Bagi Bhante Buddharakkita Saat Kunjungi Tzu Chi Center

22 Desember 2023

Bhante Buddharakkita asal Uganda, Afrika Timur mengaku sangat bahagia akhirnya dapat berkunjung ke Tzu Chi Center PIK, Jakarta Rabu 20 Desember 2023. Sudah lama Bhante Buddharakkita mendengar kiprah Tzu Chi Indonesia.

Menjalin Jodoh Baik

Menjalin Jodoh Baik

23 Juni 2015 Merupakan suatu jalinan jodoh yang baik, walau berbeda keyakinan tapi semuanya sangat antusias untuk mau lebih mengenal Tzu Chi.
Datang Merasakan Langsung

Datang Merasakan Langsung

11 November 2015

Minggu, 8 November 2015 relawan Tzu Chi mengajak anggota baru “Team Teratai” untuk melakukan kunjungan ke Aula Jing Si di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Ini dilakukan agar para anggota baru dapat mengenal lebih dekat Tzu Chi dan merasakan cinta kasih Master Cheng Yen dalam misi Tzu Chinya.

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -