Berbagi Berkah dan Pengalaman dengan Relawan Tzu Chi Medan

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani, Amir Tan, Leo Rianto, Ryanto, Soit (Tzu Chi Medan)

Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei dan para fungsionaris Tzu Chi Indonesia (He Xin) lainnya berkunjung  ke Kantor Perwakilan Tzu Chi Medan.

“Selamat pagi Shixiong-Shijie fungsionaris He Qi jati dan Cemara Medan. Kita mendapat kunjungan dari tim He Xin Jakarta, Liu Su Mei (Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia) dan rombongan yang akan memberikan kita sharing pengalaman dan pengetahuan mereka,” kata Sylvia Chuwardi, membuka kegiatan yang dimulai dari tanggal 23 – 26 Februari 2023.

Dalam kunjungan para He Xin dari Jakarta ini diharapkan para relawan, khususnya para fungsionaris Tzu Chi di Medan dapat menimba ilmu dan pengalaman mereka selama berkegiatan di Tzu Chi Indonesia, khususnya di Misi Amal dan Pelestarian Lingkungan. Kegiatan selama dua hari ini dilaksanakan di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Perwakilan Medan, Jln.Boulevard Raya No. 1. G, Kompleks Cemara Asri Medan, dan diikuti oleh 125 orang (10 orang He Xin Jakarta, 105 relawan Tzu Chi Medan, dan 10 orang relawan Tzu Chi dari Kota Tanjung Balai, Pematang Siantar, dan Banda Aceh).

Di hari pertama (23 Februari 2023), He Xin Pelestarian Lingkungan, Johnny mengunjungi beberapa Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Medan, yaitu Depo Tanjung Morawa, Depo Titi Kuning, Depo Binjai, Depo Mandala, dan Depo Cemara, serta depo di Pematang Siantar dan Tebing Tinggi.

Lebih Mengenal Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi
Misi kelima Tzu Chi yaitu misi pelestarian lingkungan. Melestarikan lingkungan dan melindungi bumi adalah tanggung jawab kita bersama. Untuk mewujudkannya relawan Tzu Chi mengadakan sosialisasi dan pemilahan barang daur ulang di depo pelestarian lingkungan, serta membuat titk pemilahan barang daur ulang dan membuka titik green point (pengumpulan) sehingga mengurangi sampah yang akhirnya terkumpul di tempat penampungan sampah.

“Awalnya saya masuk ke misi pelestarian lingkungan, (saya) terinspirasi ketika mengikuti pelatihan di Taiwan. Di sini (Taiwan) banyak melihat relawan pelestarian lingkungan sangat bersukacita ketika melakukannya di depo pelestariaan lingkungan. (Dari sini ) timbul keinginan untuk turut melestarikan lingkungan. Kemudian saya membuka sebuah lahan kosong  milik Papa saya dan menjadikannya sebagai Depo Pelestarian Lingkungan,” kata Johnny membuka sharing-nya.

Johnny Chandrina, He Xin Pelestarian Lingkungan Tzu Chi berkunjung ke Depo Pelestarian Lingkungan Tanjung Morawa, Titi kuning, Binjai, Mandala, Cemara, juga depo di luar kota yaitu Pematang Siantar dan Tebing Tinggi.

Dengan adanya depo pelestarian lingkungan maka setiap orang akan dapat berkumpul bersama-sama melestarikan lingkungan. Hal ini juga bisa menjadi pengisi waktu luang bagi mereka yang sudah berusia lanjut (Lansia) untuk datang ke depo, melakukan daur ulang dan berkumpul bersama-sama dengan lainnya.

Depo pelestarian lingkungan perlu dijaga kenyamanan dan kebersihannya. Depo yang rapi dan baik bisa mengembangkan relawan depo dalam melestarikan lingkungan. Untuk kondisi depo yang belum baik sebaiknya segera dibenahi dan belajar untuk melakukan (kegiatan daur ulang) dengan lebih baik. “Ketika diri kita sendiri mulai melakukan pemilahan barang daur ulang, kita juga bisa menjadi contoh relawan lain untuk ikut pelestarian lingkungan. Relawan harus paham dengan baik dan benar tujuan Master Cheng Yen sebenarnya untuk menggerakan pelestarian lingkungan bagi diri sendiri,” terang Johnny,” selain melindungi bumi, ketika melakukan pelestarian lingkungan itu juga memberi manfaat untuk diri sendiri dan masyarakat di sekitar kita. Dengan pelestarian lingkungan kita bisa saling berinteraksi, juga sebagai lahan pelatihan diri. Selain itu dana yang didapat dipergunakan untuk kemanusiaan.”

Sebagai fungsionaris pelestarian lingkungan, relawan harus saling berbagi tugas untuk menjadikan Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi menjadi lebih baik. Minggu ketiga di setiap bulan adalah hari (jadwal) kegiatan pelestarian lingkungan. Semua (komunitas relawan) He Qi, Hu Ai, dan Xie Li harus terlibat. “Saat ini depo di Medan lumayan banyak dan titik green point juga cukup banyak. Kegiatan pelestarian ini lebih sungguh hati dilakukan. Karena ini bisa menggalang banyak Bodhisatwa. Semoga relawan dan pelestarian lingkungan di Medan terus berkembang,” jelas Johnny Chandrina, relawan Tzu Chi Jakarta yang juga He Xin Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Indonesia.

Misi Amal Tzu Chi, Akar dari Empat Misi Amal Tzu Chi

Misi amal adalah misi utama yang merupakan akar dari Empat Misi Utama Delapan Jejak Langkah Yayasan Buddha Tzu Chi. Tujuan dari misi amal untuk memberi kebahagian dengan hati welas asih dan melepaskan penderitaan yang ada. Berawal dengan mendidik atau mengajak yang mampu untuk membantu yang kurang mampu, membantu yang kurang mampu dan membimbingnya menjadi orang yang mampu sehingga lepas dari penderitaan lalu timbul kebahagian serta menciptakan berkah untuk dirinya sendiri maupun keluarganya. Dengan begitu maka akan terwujud visi Tzu Chi dan harapan Master Cheng Yen, yakni hati manusia tersucikan, masyarakat damai dan harmonis, serta dunia terhindar dari bencana.

Wie Sioeng, He Xin Misi Amal mengharapkan misi amal di Medan dapat berkembang dengan baik.

Di misi amal kita harus menghargai jiwa dan kesetaraan semua makhluk hidup dan bantuan yang diberikan harus cepat, tepat dan langsung dengan berpedoman pada ketulusan, kebenaran, kepercayaan, dan kejujuran.

Bagaimana Master Cheng Yen memikul keranjang besar untuk melepas penderitaan orang lain. Belajar dari ajaran Master, dengan cara yang humanis terjun langsung untuk menolong orang lain. “Dari kegiatan di misi amal, relawan bisa ikut secara langsung kegiatan survei kasus, membuat pencatatan yang baik dan jelas, kemudian mengikuti rapat-rapat kasus.  Keputusan rapat dibantu atau tidaknya pengajuan penerima bantuan, kita (relawan) harus menerimanya dengan bijaksana,” jelas Wie Sioeng, relawan Tzu Chi Jakarta yang juga He Xin Misi Amal Tzu Chi Indonesia.

Tim He Xin Jakarta mendengarkan laporan yang dibawakan oleh relawan Fungsionaris Tzu Chi Medan dan kota-kota lainnya.

“Saya datang ke Medan bersama Liu Su Mei Shijie dengan harapan misi amal di Medan bisa berkembang. Sebelum berkembang (tentu) harus ada kerja sama dan kesatuan hati  pengurus misi amal, relawan komunitas di He Qi, Hu Ai dan Xie Li. Perlu kesatuan tim,” tegas Wie Sioeng, “meningkatkan kunjungan kasih bersama dan bentuk tim sesuai petunjuk He Xin amal di minggu pertama. Melakukan gathering misi amal dengan relawan dan Gan En Hu. Tahu wilayah pemetaan antar komunitas. Semua pengurus kantor penghubung memberikan laporan  sehingga Misi Amal Tzu Chi bisa berjalan dengan baik. Semoga misi amal Medan berkembang lebih baik dan menjadi contoh teladan yang baik untuk kantor penghubung yang lain seperti Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Pematang Siantar, dan Banda Aceh,” terang Wie Sioeng.

Ada juga acara malam keakraban bersama relawan Komite Tzu Chi Medan, Endang Kamal Shixiong (panggilan relawan laki-laki). Endang Kamal merupakan relawan Komite Tzu Chi pertama di Medan, yang dilantik pada tahun 2005.

Endang kamal, relawan Komite Tzu Chi Medan yang pertama, dan dilantik tahun 2005. Beliau sangat mengharapkan relawan Komite Tzu Chi di Medan terus berkembang.

“Pada awalnya saya mengenal Tzu Chi di Pulau Penang, Malaysia. Saat putra bungsu saya di rawat di sana. Kebetulan opname di kamar yang sama ada pasien anak yang dikirim oleh Akok Shixiong. Saat itu di Medan belum ada (kantor) perwakilan Tzu Chi, dan relawan Penang yang memberikan perhatian kepada pasien asal Medan tersebut. Saat mereka memberikan perhatian itulah saya tertarik dengan sifat relawan Tzu Chi yang begitu empati, simpati, penuh welas asih dengan tutur kata yang lembut dan penuh pengertian serta membantu tanpa pamrih, sehingga hati saya terpanggil untuk mengenal Tzu Chi lebih dalam lagi. Saya sangat terkesan dengan pengembangan Tzu Chi saat ini dibandingkan dengan saat dimulainya kegiatan Tzu Chi di Medan pada tahun 2002. Semoga barisan dan Bodhisatwa Tzu Chi semakin berkembang,” kata Endang Kamal mengisahkan awal mula mengenal Tzu Chi, menjadi relawan, dan terus bertahan hingga kini.

Sementara Liu Su Mei, Ketua Tzu Chi Indonesia dalam kesempatan ini juga mengucapkan gan en kepada para relawan Tzu Chi Medan yang terus menjalankan kegiatan Tzu Chi. “Daya tarik di Medan sangat kuat, saya melihat banyak relawan yang baru, masih muda, penuh dengan harapan. Tapi kita berharap  relawan senior harus tetap mendukung mereka. Kita yang di Jakarta ini sangat penuh berkah karena relawan Jakarta itu senantiasa siap mendukung. Sangat gan en kepada mereka yang selalu siap mendukung Kita menggali berkah dan membina berkah," jelasnya.

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei berbagi berkah dan kebijaksanaan dengan relawan (fungsionaris) Tzu Chi Medan

Lebih lanjut Liu Su Mei juga berharap kedepannya ada pencapaian baru dari relawan-relawan Tzu Chi di Medan. "Senior kita yang bersedia datang ke Medan dan berbagi dengan kita di Medan itulah keindahan Tzu Chi. Saya mengharapkan relawan senior di Medan bisa saling berbagi dengan relawan yang baru itu sangat perlu. Saya berharap  untuk kunjungan saya kedepan Medan ada satu pencapaian, gan en." tutup Liu Su Mei. 

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Batin Terhubung Dalam Tekad Walau Jasmani Terpisah Dalam Jarak

Batin Terhubung Dalam Tekad Walau Jasmani Terpisah Dalam Jarak

22 Oktober 2021

Pelatihan Fungsionaris 4 in 1 dilakukan Sabtu dan Minggu, 9 dan 10 Oktober 2021. Diikuti oleh relawan Tzu Chi dari seluruh Indonesia, training ini masih dilakukan secara virtual karena pandemi.

Kamp 4 in 1 2017: Melatih Diri, Menenangkan Batin

Kamp 4 in 1 2017: Melatih Diri, Menenangkan Batin

18 September 2017
Jika sehari-harinya relawan Tzu Chi terus bergerak bersumbangsih membantu orang lain yang membutuhkan, maka ada kalanya mereka memerlukan waktu sejenak untuk recharge batin dengan menyelami Dharma Master Cheng Yen. Pelatihan yang diadakan selama dua hari (16-17 September 2017) ini mengusung tema “Sutra Makna Tanpa Batas.”
Kamp 4 in 1 2019: Bergerak Bersama, Membantu Sesama

Kamp 4 in 1 2019: Bergerak Bersama, Membantu Sesama

29 Juli 2019

Setiap hari, setiap detik kita harus berjuang agar kehidupan bernilai dan bermakna; membuat manusia “sepaham” tentang kebenaran; lebih banyak orang “sepakat” berbuat kebajikan; dan mengajak lebih banyak orang untuk “bertindak bersama”. Inilah pesan penting dari Kamp Pelatihan 4 in 1 Tzu Chi Indonesia tahun 2019 yang diadakan 27-28/7/19.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -