Berbakti Adalah Berkah Termulia

Jurnalis : Meity Susanti (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Meity Susanti (Tzu Chi Palembang)

Semua anak bersujud kepada orang tua mereka sebagai wujud syukur dan bakti atas jasa-jasa orang tua.

“Cahaya mentari sangat terang, Budi orang tua sangat luhur”. Kata Perenungan Master Chen Yen

Di antara kita pasti tahu sebuah pepatah berbunyi: Surga berada di bawah telapak kaki ibu. Sebuah kalimat kiasan itu menuntun kita untuk menaati dan berbakti kepada ibu, mendahulukan kepentingan ibu daripada kepentingan pribadi, hingga diibaratkan letak diri kita bagaikan debu yang ada di bawah telapak kakinya bila kita ingin meraih Surga.

Di zaman sekarang, banyak terjadi pergeseran nilai di mana anak-anak memiliki pandangan, bahwa membesarkan seorang anak sudah merupakan tanggung jawab orang tua. Di sisi lain perkembangan dunia karier juga begitu cepat, sehingga anak-anak lebih dipacu untuk meningkatkan pendidikan akademisnya dari pada pendidikan karakter (budi pekerti). Hal inilah yang membuat nilai-nilai dalam membangun pendidikan karakter semakin berkurang.

Erly, relawna Tzu Chi langsung mengajak mamanya untuk ikut dalam acara Hari Ibu ketika tahu mamanya akan pulang dari Linggau ke Palembang. Selama 10 tahun mereka tinggal di kota yang berbeda.

Pernahkah kita bertanya kepada diri kita tentang apakah kita benar-benar memahami keadaan orang tua kita? Atau seberapa hangat hubungan kita dengan papa mama?

Untuk meningkatkan kehangatan dalam keluarga, Tzu Chi Palembang, Minggu, 9 Desember 2018, mengadakan peringatan Hari Ibu. Kegiatan ini mengajak relawan dan masyarakat umum untuk bersama mencurahkan kasih sayang kepada kedua orang tua sebagai wujud bakti atas pengorbanan yang telah mereka berikan.

Kegiatan ini dinilai cukup spesial bagi pasangan Bapak Siang Mei dan Ibu Leni. “Hari ini saya sangat bahagia dan terharu, bisa ikut kegiatan Hari Ibu bersama Tzu Chi. Di sini saya merasakan bahwa kegiatan ini sangat mendidik anak-anak untuk menyayangi orang tuanya. Sayangnya hanya dua anak saya yang ikut dan tiga lagi belum bisa ikut untuk merasakan bahagianya hari ini,” ungkap Bapak Siang Mei.

Xiao Pu Sa Berhati Tulus

Hari Ibu dilaksanakan di Ruang Bougenville Hotel Royal Asia Jl. Veteran no. 521, Kepandean Baru, Ilir Timur 1 Palembang. Sebanyak 85 peserta ikut hadir dalam acara ini, terdiri 29 orang tua dan 56 anak.

Dalam kegiatan ini relawan mengajak para orang tua dan anaknya untuk bermain game. Relawan menyediakan sebuah kain hitam dan anaknya harus menemukan tangan lembut mamanya yang selama ini merawatnya, sebagai bukti seberapa dekat dan tahu akan mamanya.

Bahagia bagi orang tua ketika anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang sangat menyayangi orangtuanya.

Burhan (berkemeja hitam) mengajak keluarganya untuk ikut dalam acara ini, ia sangat bahagia karena acara ini mengajarkan anak-anak untuk berbakti.

Seperti halnya Enji, seorang anak usia 3 tahun yang dari kecil terlihat sangat menyayangi mamanya. Saat permainan berlangsung ia langsung mencari tangan mamanya di dalam kerumunan. Ketika menemukan tangan mamanya, a berkata, “Ini tangan mama,” sambil senyum bahagia dan memegang tangan mamanya.

Tak dipungkiri terkadang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, orang tua membutuhkan penghasilan agar bisa menunjang kesejahteraan anak. Sehingga mau tak mau mereka harus ekstra kerja keras agar semua kebutuhan terpenuhi. Namun kadang orang tua pun lupa bahwa ada anak yang mungkin tak tahu bahwa orang tuanya bekerja untuk mereka.

Sebagai seorang relawan, Novriko tak lupa mengajak semua anggota keluarga untuk ikut dalam acara ini.

“Hari ini sangat bahagia sudah bisa cuci kaki Mama Papa. Faye ingin nanti kalau kita pulang ke rumah atau hari Minggu, Mama Papa ajak Faye jalan sama-sama. Jangan kerja terus, jadi kita bisa having fun,” kata Faye, seorang siswa Kelas Budi Pekerti kepada orang tuanya.

Tak Perlu Menunda Waktu

Bahagia, haru, senyum tawa dirasakan pada acara ini, dimana anak-anak mendapatkan kesempatan untuk lebih dekat dengan orang tuanya. Mereka bersujud untuk memberi penghormatan sebagai rasa syukur tak terhingga karena orang tua mereka telah membersarkan mereka dengan kehangatan dan pengorbanan. Dilanjutkan dengan membasuh kaki, menyuapi kue, dan menyuguhkan teh dengan harapan agar orang tua merasakan bahwa anak-anaknya sangat menyanyangi dan mengasihi mereka.

Selain mencuci kaki anak-anak juga melayani orang tuanya dengan memijat dan membersihkan tubuh mamanya sebagai wujud bakti.

“Terima kasih kepada semua orang tua yang hadir dalam acara yang mengajarkan anak-anak untuk selalu berbakti dan bersyukur atas kebaikan yang orang tua berikan. Kegiatan ini juga memberikan kesadaran bahwa sudah merupakan suatu tanggung jawab anak untuk menyayangi orang tuanya,” tutur Burhan, salah satu peserta yang hadir. Novriko, relawan Tzu Chi pun setuju dengan pernyataan Burhan. “Usai acara ini kita harus ingat bahwa kita mempunyai tanggung jawab untuk menjaga papa mama,” ucapnya.

Melalui kegiatan ini relawan berharap semoga seluruh peserta bisa mendapat pelajaran bahwa, tak perlu menunda waktu untuk berbakti karena waktu tak mungkin menunggu. Jangan sampai ada penyesalan baru kita mau berbakti itu sama sekali tak ada artinya.


Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Bakti Kepada Orang Tua Tak Kenal Usia

Bakti Kepada Orang Tua Tak Kenal Usia

26 Desember 2018
Tidak mau kalah dengan para murid, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng turut menyelenggarakan Hari Ibu bagi para guru dan stafnya, 21 Desember 2018. Suasana penuh keharuan menyelimuti Aula Gedung C, Sekolah Cinta Kasih.
Keharuan di Hari Ibu yang Tak Pernah Berubah

Keharuan di Hari Ibu yang Tak Pernah Berubah

26 Desember 2018
Di akhir semester ganjil, 21 Desember 2018, giliran murid-murid kelas X SMA Cinta Kasih Tzu Chi yang merayakan Hari Ibu. Ada 89 murid SMA yang membawa ibu mereka dan berkumpul di Aula Gedung B, Sekolah Cinta Kasih.
Kado Spesial untuk Nenek Tersayang

Kado Spesial untuk Nenek Tersayang

23 Januari 2015 Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi komunitas He Qi utara mengadakan perayaan Hari Ibu bersama para gan en hu (para penerima bantuan Tzu Chi) pada 7 Desember 2014 di Jing Si Books and Cafe.
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -