Berjanji untuk Berbakti kepada Orang Tua

Jurnalis : Mettayani (Tzu Chi Pekanbaru) , Fotografer : Kho Ki Ho, Lim TJiap Bu (Tzu Chi Pekanbaru)

Tim pendidikan Tzu Chi Pekanbaru mengawali materi dengan membagikan Kata Perenungan “Berbakti berarti membuat orangtua merasa tenang”.

Hampir tujuh tahun Tzu Chi Pekanbaru membuka kegiatan Kelas Budi pekerti. Kelas ini bertujuan agar seorang anak tak hanya mampu secara intelektual, namun juga memiliki karakter dan kepribadian yang baik. Kegiatan ini sendiri direspon sangat baik oleh orang tua maupun sekolah-sekolah yang ada di Pekanbaru. Permintaan dari beberapa sekolah agar Tzu Chi Pekanbaru dapat memberikan materi budi pekerti di sekolah mereka pun cukup banyak. Salah satunya dari SMP Dharma Loka Pekanbaru.

Malam itu 8 Juni 2016, suasana di SMP Dharma Loka Pekanbaru ramai. Rupanya sekolah mengadakan Kamp Pembinaan Diri. Sedikitnya 80 murid sekolah mengikuti kegiatan ini. Pada kesempatan ini akhirnya tim pendidikan Tzu Chi Pekanbaru menjadi salah satu pengisi materi. Sebelumnya sekolah dan Tzu Chi Pekanbaru telah menjalin silaturahmi yang baik. Murid-murid sekolah Dharma Loka sendiri sudah beberapa kali mengikuti pementasan yang diadakan oleh Tzu Chi.

Melani, anggota tim pendidikan Tzu Chi Pekanbaru memulai materi dengan menyampaikan Kata Perenungan Master Cheng Yen “Berbakti berarti membuat orangtua merasa tenang”. Tema yang dibawakan kali ini tentang Berbakti.  Para peserta  disuguhkan tayangan tentang 10 Budi Luhur yang mengingatkan setiap orang betapa besar jasa dan budi orang tua. Selain video tentang 10 Budi Luhur, Tishe juga menayangkan video inspiratif tentang pengorbanan seorang ibu yang menderita kanker namun rela menahan sakit dan menolak kemoterapi demi menyelamatkan bayinya.

Para peserta menyimak video dan dengan begitu khidmat. Mereka makin sadar bahwa kasih sayang orangtua terutama ibu kepada anak amatlah besar dan mulia. Karena itu seorang anak berkewajiban membahagiakan orang tua, membuat mereka merasa tenang dan merasa bangga.

Peserta Kamp membungkus telur supaya tak pecah saat dilempar.

Relawan menenangkan seorang anak yang menangis karena menyesali kesalahannya selama ini kepada orang tua.

Untuk menghidupkan suasana, tim pendidikan dari Tzu Chi juga mengajak para murid bermain Games. Para murid ditantang bagaimana melindungi sebutir telur agar tidak pecah saat dilempar ke dalam ember dari jarak tertentu. Para murid pun mencari berbagai cara, ada yang membungkus dengan koran, plastik dan kain.  

“Game ini menggambarkan bagaimana orangtua melindungi dan membekali seorang anak dengan berbagai ilmu dan pengetahuan. Sehingga saat masuk di dalam kehidupan bermasyarakat, sang anak sudah punya prinsip dan pondasi yang kuat, “ jelas Tishe dari tim pendidikan Tzu Chi.

Ia menambahkan, Game  tersebut juga menggambarkan kekhawatiran orang tua terhadap anaknya. Orangtua berusia 100 tahun masih akan tetap mengkhawatirkan anaknya yang berusia 80 tahun.  Dengan demikian, cinta dan kasih sayang orang tua begitu tulus sepanjang masa.

Sebagai penutup, tim pendidikan dari Tzu Chi, Melanie membacakan sebuah puisi tentang ibu. Para  peserta larut dalam suasana haru dan sebagian menangis tersedu-sedu. Murid-murid kemudian diminta menulis sepucuk surat buat ibu mereka. Sebagian dari mereka berlinang air mata saat menulis surat.

Salah seorang murid tak mampu berhenti menangis. Lina dari tim pendidikan Tzu Chi kemudian memeluknya.  Murid ini mengungkapkan perasaannya sambil menangis. “Saya kasihan sama mama yang merindukan koko. Saat papa dan mama berpisah, koko bilang mau ikut mama, tapi ternyata koko memilih ikut papa”. Mama sangat merindukan koko tapi koko tidak pernah mau ketemu mama”, ujarnya.

Para pengajar dari Tzu Chi Pekanbaru kemudian meyakinkan murid ini bahwa harapan sang mama untuk dapat bertemu dengan koko pasti bisa terwujud suatu hari nanti.

Murid-murid SMP Dharma Loka Pekanbaru kini makin memahami betapa besar jasa orangtua. Karena itu sebagai seorang anak selayaknya berbakti dalam tindakan nyata. Tiada kata terlambat untuk satu pertobatan dan penyesalan.


Artikel Terkait

Belajar Mencintai Lingkungan

Belajar Mencintai Lingkungan

05 Oktober 2017
Sebanyak 44 anak Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke, Jakarta Utara hadir di aula rusun untuk mengikuti kelas Budi Pekerti yang rutin diadakan tiap bulan oleh relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1.
Belajar Budi Pekerti Melalui Seni

Belajar Budi Pekerti Melalui Seni

07 Maret 2017
Minggu, 5 Maret 2017, sebanyak 36 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 berkumpul di aula Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke untuk berpartisipasi dalam kelas budi pekerti. 
Asyiknya Bekerja Sama

Asyiknya Bekerja Sama

15 Desember 2016
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Kelas Budi Pekerti yang berbeda dari biasanya. Apabila kegiatan biasa dilakukan di dalam ruangan, kali itu kegiatan dilakukan di pantai, yaitu Pantai Pongkar.
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -