Berjiwa Pantang Menyerah

Jurnalis : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Karim, Toni (Tzu Chi Pekanbaru)
 

foto
Minggu, 10 November 2013, Bodhisatwa cilik dari kelas Budi Pekerti Er tong Ban berkesempatan mempraktikkan pembelajaran “Kegigihan” melalui pembagian Poster Kata Perenungan Master Cheng Yen, Buletin Tzu Chi dan Celengan.

Alkisah terdapat sebuah rumah tua yang lapuk dan bocor di sana-sini. Di dalamnya tinggal seekor laba-laba yang setiap hari giat dan rajin, membuat sarang untuk tempat tinggalnya. Ketika hujan lebat turun dan angin kencang bertiup, sarang laba-laba yang dibuat dengan susah payah rusak. Dinding dan lantai yang basah karena terpaan hujan, tidak mengurungkan semangat laba-laba untuk terus membuat sarangnya. Sang laba-laba tanpa putus asa, naik, jatuh, naik, jatuh, naik dan jatuh lagi untuk terus membuat sarangnya yang telah hancur diterpa oleh angin dan hujan. Kisah ini diceritakan dengan harapan, para Bodhisatwa cilik dapat mencontoh semangatnya sang laba-laba.

Minggu, 10 November 2013, Bodhisatwa cilik dari kelas Er tong Ban (kelas Budi Pekerti) berkesempatan mempraktikkan pembelajaran  dengan tema “Kegigihan” yang diberikan pada bulan lalu, 13 Oktober 2013 di Perumahan Pondok Mutiara. Acara ini dilaksanakan dalam rangka mensosialisasikan Tzu Chi melalui pembagian Poster Kata Perenungan Master Cheng Yen, Buletin Tzu Chi dan Celengan. Ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan di luar kelas di tahun ajaran ini. Semua Bodhisatwa cilik begitu antusias mengikuti kegiatan ini dengan didampingi oleh papa mama tercinta. Sebelum pukul 07.30 WIB, para Bodhisatwa cilik telah berkumpul di kantor Tzu Chi dan melakukan senam bersama. Belajar di alam terbuka lebih mengasyikkan dibanding duduk berjam-jam di dalam kelas. Sebanyak 68 anak-anak, 4 papa dan 43 mama beserta dui fu Mama (relawan pendamping) siap berangkat ke Perumahan Pondok Mutiara.

Sekitar pukul 09.30 pagi, anak-anak, orang tua, dan juga dui fu Mama berangkat ke Perumahan Pondok Mutiara, Jalan Pemuda, Pekanbaru. Di sana, anak-anak dibagi menjadi beberapa grup kecil sesuai dengan rute blok yang ada di Perumahan Pondok Mutiara karena komplek perumahan ini cukup luas. Dengan berbaris rapi, anak-anak mengunjungi rumah warga satu persatu sambil membagikan poster.

Berbagai reaksi warga Pondok Mutiara yang menyambut kedatangan Bodhisatwa-Bodhisatwa cilik dengan misi mulia ini tidak membuat semangat mereka menurun. Ada yang hanya disambut oleh Pembantu Rumah Tangga, namun Bodhisatwa cilik ini tetap gigih untuk membujuk sang penjaga rumah untuk menerima buletin Tzu Chi dan dapat membacanya di waktu senggang. Bagi warga yang sudah mengenal Tzu Chi, pembagian Kata Perenungan Master Cheng Yen di sambut dengan sangat baik. Bahkan ada yang meminta lebih dari satu kata Perenungan.

Ibu Erma misalnya, begitu disebutkan nama Yayasan Buddha Tzu Chi, ia langsung teringat pada gempa bumi yang melanda Kota Padang beberapa tahun lalu dan bantuan  Yayasan Budha Tzu Chi yang begitu tulus kepada para korban. Tahu akan kiprah Tzu Chi dalam misi kemanusian, Erna dengan suka cita menerima kata perenungan, Buletin Tzu Chi dan celengan bambu.

foto   foto

Keterangan :

  • Sekitar pukul 09.30 pagi, anak-anak, orang tua, dan juga dui fu Mama berangkat ke Perumahan Pondok Mutiara, Jalan Pemuda, Pekanbaru (kiri).
  • Relawan pendamping (dui fu mama) kerap menyemangati dan memberikan arahan dalam melakukan kegiatan (kanan).

Bagi yang belum mengenal Tzu Chi awalnya ragu-ragu menyambut kedatangan rombongan Bodhisatwa ini, namun mereka akhirnya memberikan respon positif begitu mendapat penjelasan dari dui fu tentang Tzu Chi dan menerimanya dengan suka cita. Seorang nenek mantan guru yang sedang berobat ke sinse di Pondok Mutiara sempat menyangka kalau Yayasan Buddha Tzu Chi dikhususkan untuk kalangan Budhis dan setelah dijelaskan bahwa Tzu Chi adalah lintas agama, etnis dan bersifat universal, ia pun  menerima kata perenungan, buletin dan celengan dengan senang hati.

Keberanian yang polos, seruan khas anak kecil, senyuman yang menggemaskan inilah yang mengiringi langkah demi langkah anak-anak untuk membabarkan Dharma. Semangat yang ditunjukkan oleh Bodhisatwa ini sungguh luar biasa, meskipun matahari sudah mulai terik, semangat mereka bak mengalahkan panasnya terik matahari.  Dari satu pintu ke pintu mereka terus berusaha meyakinkan penghuni rumah bahwa apa yang akan mereka berikan adalah Dharma yang sangat bagus. Beberapa Bodhisatwa yang biasanya dalam pembelajaran di kelas begitu pendiam ternyata mempunyai potensi yang luar biasa. Saat berada di outdoor (luar kelas) mereka mampu membujuk penghuni rumah untuk menerima kata perenungan, buletin dan celengan yang mereka bawakan. Kent misalnya, selama ini Ia begitu manja dan pendiam dalam kelas, namun dalam kegiatan ini ia mampu membagikan kata perenungan, buletin dan celengan dengan penuh keyakinan. Tersirat wajah kebahagiaan di kala ia berhasil menyebarkan Dharma Master kepada penghuni rumah yang dikunjungi.

Ada lagi tingkah laku polos yang ditunjukkan oleh Evelin. Dalam briefing awal, telah diingatkan bahwa dalam melakukan kegiatan ini, budaya humanis harus senantiasa ditunjukkan saat berkunjung ke rumah  warga, dan ia selalu mengingatkan teman-teman yang lain untuk selalu bersikap sopan.

Semua Bodhisatwa ini sungguh menunjukkan kegigihan dalam sosialisasi ini dan bahkan ada beberapa grup yang belum mau pulang sebelum kata perenungan, buletin dan celengan  yang mereka bawa habis dibagikan. Ketika mereka berhasil membagi habis, mereka merasakan kepuasan dan kebahagiaan yang luar biasa. Rasa lelah dan wajah merah akibat paparan matahari lunas terbayarkan ketika mereka merasakan kebahagiaan dapat melakukan kebajikan di hari ini. Semoga semangat kegigihan Bodhisatwa ini senantiasa dipupuk dalam kegiatan-kegiatan yang lain.

  
 

Artikel Terkait

Bersama-sama Mendonorkan Darah

Bersama-sama Mendonorkan Darah

23 Mei 2016

Minggu, tanggal 15 Mei 2016, Tzu Chi  Batam bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bersama-sama menyelenggarakan Aksi Sehat Donor Darah di Kepri Mall, Batu Aji, Kota Batam. 

Temu Ramah Imlek Virtual, Saling Sapa dan Memanjatkan Harapan Baik

Temu Ramah Imlek Virtual, Saling Sapa dan Memanjatkan Harapan Baik

25 Februari 2022

Relawan di komunitas Hu Ai Titikuning Medan mengadakan Temu Ramah Imlek Virtual. Mereka kompak mengenakan baju berwarna merah, saling menyapa dan memberikan doa dan harapan.

Semangat Memenuhi Kebutuhan Keluarga

Semangat Memenuhi Kebutuhan Keluarga

03 April 2017

M. Irsyad adalah seorang lelaki berusia 67 tahun yang tak pernah lelah dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Di tengah penghasilannya yang minim Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia datang meringankan kebutuhan ekonomi keluarganya.

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -