Bukan Sekadar Packing

Jurnalis : Erich Kusuma, Fotografer : Hadi Pranoto
 
 

foto Berita-berita dari Tzu Chi yang membawa kedamaian hati di dalam setiap paragrafnya, membuat Buletin Tzu Chi dan Majalah Dunia Tzu Chi digemari banyak pembacanya.

“Pagi Shixiong, Pagi Shijie.” Maya Shijie menyapa staf 3 in 1 di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Mangga Dua Jakarta hari Jumat, 5 November 2010. “Wah, Gan En ya Shijie sudah mau datang membantu kita di sini,” ucap Himawan salah satu staf 3 in 1 Yayasan Buddha Tzu Chi menyambut Maya Shijie dan relawan–relawan Tzu Chi lainnya yang datang bersamanya dengan ramah.

Merekapun diantar ke sebuah ruangan berukuran sedang yang berisi lengkap dengan meja memanjang serta beberapa kursi di sekilingnya. Di atas meja tampak beberapa tumpukan amplop berwarna coklat cerah dalam berbagai ukuran yang tertata rapi.

Mata Rantai Cinta kasih
Kegiatan mengemas (packing) Buletin Tzu Chi mungkin tidak terlalu mencolok seperti kegiatan–kegiatan Tzu Chi lainnya, akan tetapi kegiatan packing buletin tetap memiliki sebuah arti dan peranan penting di dalam Tzu Chi. Berkat adanya kegiatan dan relawan Tzu Chi yang membantu kegiatan packing inilah berita dan informasi tentang kegiatan Tzu Chi yang Benar, Bajik, dan Indah dapat tersebar ke seluruh Indonesia. Berkat adanya Buletin Tzu Chi di tangan orang-orang yang membutuhkan bantuan, mereka menjadi tahu bagaimana menghubungi  dan mengajukan permohonan bantuan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi. Demikian pula dengan para Bodhisatwa yang hendak berbagi kepedulian kepada sesama. Mereka bisa mendapatkan informasi yang lengkap mengenai Tzu Chi dan tidak lagi merasa ragu untuk bergabung dalam barisan cinta kasih Tzu Chi.

Sama-sama Belajar
Maya Shijie bersama dengan Ik Lan Shijie, Li Pin Shijie, dan Hua Eng Shijie memulai kegiatan dengan melipat-lipat Buletin Tzu Chi menjadi dua bagian. Ik Lan Shijie, pemilik sebuah toko tas di ITC Mangga Dua ini sudah menjadi relawan Tzu Chi sejak 2 tahun yang lalu. Satu bulan lalu, ia berangkat mengikuti pelatihan Tzu Chi di Hualien, Taiwan. Setelah kembali dari sana, keinginannya untuk bersumbangsih dalam Tzu Chi semakin besar. Namun, karena kesibukannya di toko yang banyak menyita waktu membuatnya tidak dapat mengikuti kegiatan-kegiatan Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Saat packing Buletin Tzu Chi semua relawan begitu serius, akan tetapi di sela-sela keseriusan itu selalu ada saja canda tawa dan sharing cerita dari masing-masing relawan. (kiri)
  • Ik Lan Shijie (kanan) tampak sedang merapikan selotip di sebuah amplop yang berisi Buletin Tzu Chi. Di sela-sela waktu mengurus usaha yang begitu padat, ia memanfaatkan waktu dengan bersumbangsih kepada Tzu Chi. (kanan)

Hingga akhirnya, Ik Lan Shijie bertemu dengan Filan Shijie yang mengajaknya membantu kegiatan packing Buletin Tzu Chi di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Bak Pucuk dicinta, Ulam tiba, tempat kegiatan packing ini berada di lokasi yang sama dengan tokonya. Ik Lan Shijie akhirnya mencoba meluangkan sedikit waktu dan memercayakan toko kepada para karyawannya agar ia dapat bersumbangsih untuk Tzu Chi.

Berbeda dengan cerita Ik Lan Shijie, Hua Eng Shijie sudah menjadi relawan Tzu Chi sejak 4 tahun yang lalu dan sudah pula mengikuti berbagai kegiatan Tzu Chi. Akan tetapi, dari sekian banyak kegiatan yang diikuti, ia merasa kegiatan packing Buletin Tzu Chi adalah yang paling menyenangkan dan cocok baginya. Betapa tidak, karena baginya di sini (kegiatan packing-red) terdapat canda tawa antar relawan yang hangat, gurauan-gurauan yang menyegarkan suasana kegiatan, bahkan sharing antar relawan tentang pengalaman mereka saat mengikuti berbagai kegiatan Tzu Chi.

Di dalam kegiatan itu, tersampaikan juga cerita suka dan cerita duka yang menjadi warna-warni baru sharing. Warna-warni baru bagi mereka untuk bersama-sama memperbaiki kualitas diri. Mereka bersuka ria saat dapat membahagiakan orang lain yang membutuhkan, akan tetapi mereka juga sedih apabila ada bencana seperti yang sedang menimpa saudara-saudara kita di Wasior, Mentawai, dan Merapi. Dari kegiatan packing ini, mata rantai cinta kasih pun tersebar luas.

  
 

Artikel Terkait

Bencana Tahunan Masyarakat Riau

Bencana Tahunan Masyarakat Riau

22 September 2015 Riau merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah pulau Sumatera. Riau juga merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia, dengan  sumber alam, terutama minyak bumi, gas alam, karet, kelapa sawit dan perkebunan serat. Tetapi penebangan hutan secara ilegal dan pembakaran lahan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab telah mengurangi luas hutan secara signifikan.
Segenap Hati Membantu Korban Topan Morakot

Segenap Hati Membantu Korban Topan Morakot

26 Agustus 2009 (Saya) sebenernya tidak tahu bencana ini seberapa parah, namun dari video yang ditayangkan (saya) bisa melihat ternyata separah itu,” ujar Sharon Tanamas
Pemberkahan Akhir Tahun : Semangat dalam Keterbatasan

Pemberkahan Akhir Tahun : Semangat dalam Keterbatasan

03 Februari 2015

Pada saat menjalani pengobatan di Taiwan, ia juga berkesempatan untuk bertemu dengan Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi dan beliau berpesan kepada Sofyan bahwa “Walaupun mata Sofyan gelap, namun hati Sofyan harus tetap terang”.

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -