Bulan Berbakti dan Bervegetaris
Jurnalis : Augustina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Augustina (Tzu Chi Medan)Xiao Pu Sa pembawa Pelita, Bunga dan Buah melangkah menuju meja persembahan.
Bulan Tujuh yang biasa dianggap oleh orang awam sebagai bulan hantu sebenarnya merupakan bulan penuh berkah. Pada bulan tersebut ada beberapa peristiwa yang terjadi, yang pertama, para siswa Buddha menyelami Dharma dan mencapai pencerahan sehingga Buddha bersukacita atas pencapaian siswanya maka disebut sebagai bulan penuh sukacita. Peristiwa yang kedua, Maha Maudgalyayana yang ingin menolong ibunya dan juga makhluk lain yang digantung terbalik karena itu disebut bulan penuh syukur dan berbakti.
Melakukan ritual di Bulan Tujuh Penuh Berkah bagi kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan (Tzu You Ban) merupakan hal baru. Kegiatan perdana ini dilakukan pada Minggu 2 September 2018 pukul 09.00 sampai 12.00 WIB. Ini diikuti oleh 66 Bodhisatwa cilik (Xiao Pu Sa) dan 20 relawan Da Ai Mama (pendamping Bodhisatwa cilik).
Gatha Pendupaan (Lu Xiang Zan) dilafalkan dengan penuh khidmat dan lantang oleh Xiao Pu Sa. Sebanyak 12 Xiau Pu Sa dipilih untuk membawa pelita, buah, dan bunga berjalan menuju meja persembahan dengan diiringi Gatra Pembuka Sutra.
Barisan Persembahan dengan tulus memberikan persembahan di depan Buddha Rupang.
Bodhisatwa cilik dengan tulus berikrar di depan Buddha Rupang.
Master Cheng Yen berpesan dalam ceramahnya, “kita harus memiliki keyakinan benar, jangan percaya dengan takhayul karena akan membuat kita mudah berbuat keliru. Demi melakukan ulambana, banyak nyawa yang dikorbankan untuk persembahan. Ulambana yang sebenarnya adalah membebaskan semua makhluk dari penderitaan dengan cara melindungi semua makhluk, mengasihi mereka dan tidak tega membunuh mereka. Untuk itu kita hendaknya harus bervegetaris”.
Fyna Desyna Indayang dan Richvien Junelson merupakan Xiao Pu Sa yang inspiratif. Mereka sudah bergabung dengan kelas Budi Pekerti sekitar 4 tahun. Fyna telah bervegetaris selama 6 tahun. Berawal dari meminjam gelang Fo Zhu (gelang pemberian dari Master Cheng Yen kepada ayahnya Shu Tjeng yang telah dilantik menjadi komite) untuk dipakai semalaman, keesokan paginya dia mengatakan kepada ayahnya bahwa dia harus bervegetaris karena telah memakai gelang Fo Zhu dari Shi Gong Shang Ren (sebutan dari Bodhisatwa cilik untuk Master Cheng Yen).
“Saya tidak mau perut saya menjadi kuburan dan saya juga ingin makhluk hidup tidak sengsara karena aku,” kata Fyna saat ditanya kenapa dia bervegetaris.
Berbeda dengan Fyna, Richvien Junelson mulai bervegetaris karena bergabung dengan tim Zhong Gu. Richvien bertekad untuk terus bervegetarian selamanya dan dia telah menjalaninya selama satu setengah bulan.
“Saya sangat bahagia karena tidak makan daging karena itu sama dengan membunuh”, sahut Richvien ketika ditanya. Sejak mengikuti kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi, Richvien sekarang sudah tidak lagi melawan orang tua.
“Dengan bervegetarian, selain bertujuan untuk badannya sehat juga dapat
melindungi bumi,” tutur Pao Lian selaku koordinator kegiatan hari ini.
MC Erlina Khe mewawancarai Bodhisatwa cilik, Fyna Desyna Indayang mengapa ia bervegetaris.
Master Cheng Yen sedang menggalakkan gerakan 1,3,5. 1 artinya membuka kran air sebesar 1 batang sumpit untuk menghemat air, 3 artinya tiga makna vegetarian (melindungi bumi, menjaga kesehatan dan menghargai kehidupan), 5 artinya selalu membawa 5 mustika (mangkok makan, gelas, sumpit, sapu tangan dan tas ramah lingkungan).
“Tugas kita adalah melakukan kebiasaan itu di mana kita berada, di rumah kita wajib ajak Papa, Mama, Kakak, Adik untuk ikut serta bervegetaris dan melindungi Bumi,” pesan MC, Erlina Khe kepada Xiao Pu Sa.
Mengutip Kata perenungan Master Cheng Yen, ”Membersihkan jiwa raga dengan bervegetaris, Mawas diri dalam mengikuti aturan, Menghargai diri kita sendiri, Terlebih lagi menghormati jiwa semua makhluk lain.”
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait

Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana
23 Agustus 2015 Isyarat tangan "A Pa Khan Cui Gu" (Ayah menuntun kerbau) yang membuka drama dalam rangkaian acara Bulan Tujuh Penuh Berkah, Minggu 23 Agustus 2015 di Aula Jing Si Lantai 3, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Lagu bernada ceria dan membangkitkan semangat ini dipilih karena sesuai dengan alur drama yaitu seorang petani (kakek) yang menuntun kerbaunya melewati perkebunan yang penuh dengan sawi putih segar serta perkebunan tebu manis yang mengundang liur..jpg)
Membuang Mitos Bulan Hantu
22 September 2014 Mitos bahwa bulan tujuh penanggalan Imlek adalah bulan hantu sudah lama dipercayai oleh masyarakat etnis Tionghoa. Hal ini yang mendasari Kantor Penghubung Tzu Chi di Kota Tebing Tinggi untuk menggelar acara doa bersama pada tanggal 7 September 2014 di Sekolah Djuanda..jpg)
Berbagai Kebaikan dari Vegetarian
24 Agustus 2017Minggu, 13 Agustus 2017, bertempat di kantor sekertariat relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur, 64 relawan menggelar acara Bulan Tujuh Penuh Berkah yang dikemas dalam bentuk talkshow, tanya jawab, membagi-bagikan go green card, serta mengajak 84 tamu undangan untuk berikar dan bervegetarian bersama.