Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah

Jurnalis : Agus (Tzu Chi Batam), Fotografer : Aliman, Santoso (Tzu Chi Batam)

Relawan memperingati Bulan 7 Penuh Berkah dengan Ritual Namaskara.

Bulan tujuh adalah bulan yang penuh berkah di masa Buddha karena di bulan tujuh banyak anggota Sangha yang mencapai tingkat kesucian setelah melewati masa vassa. Bulan yang penuh sukacita ini diperingati oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia. Tidak terkecuali insan Tzu Chi di Kota Batam.

Pukul 06.00 pagi, sebanyak 128 relawan sudah berkumpul di halaman Aula Jing Si Batam untuk mengikuti Ritual Namaskara. Suara lonceng berbunyi pertanda saatnya bernamaskara diiringi pelafalan “Na Mo Ben Shi Shi Jia Mo Ni Fo”. Bernamaskara ini memberikan makna memohon kebijaksanaan. Dengan membuka telapak tangan berarti menerima kebijaksanaan Buddha dan kemudian menutupnya kembali, menyimpan kebijaksanaan tersebut.

Sebanyak 128 insan merendahkan keangkuhan hati menerima kebijaksanaan Buddha.

Namaskara Tim relawan mempersembahkan pelita, buah dan bunga.

Di ruang makan, sarapan sudah tersedia untuk para peserta ritual namaskara yang telah mengelilingi Aula Jing Si Batam. Setelah sarapan, para peserta berkumpul di Ruang Pembabaran Dharma, lantai 5 untuk mengikuti doa bersama bulan tujuh penuh berkah.

Tzu Chi tak berhenti mendorong keyakinan benar terutama pada bulan tujuh Imlek. Mengubah keyakinan bulan tujuh sebagai bulan hantu menjadi bulan penuh berkah, bulan bervegetaris dan bulan berbakti. Acara pun disusun mengikuti tiga topik utama tersebut.

Bulan Tujuh Penuh Berkah
Di bulan tujuh, masyarakat Tiongjoa mempunyai tradisi untuk bersembahyang dan ber-ulambana. Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen menjelaskan bahwa makna dari ulambana adalah kita harus tahu bersyukur, berbuat kebajikan, bersumbangsih dan berbakti. Di saat yang sama juga harus membebaskan penderitaan dari para makhluk. Oleh karena itu, bersembahyanglah kepada leluhur dengan menyembahkan makanan vegetaris agar tidak menambah karma buruk mereka.

Budiningsih (kanan) lewat peragaannya berharap peserta dapat meninggalkan takhayul dan mengurangi pembakaran uang sembahyang.

Pada saat bersembahyang, umumnya masyarakat juga membakar uang kertas. Padahal membakar uang kertas menimbulkan efek tidak baik terhadap lingkungan dan juga membahayakan kesehatan tubuh kita. Pandangan ini diluruskan dengan drama singkat yang dimainkan oleh relawan Tzu Chi Batam dan menimbulkan tawa ria oleh para peserta.

Salah satu pemain drama, Budiningsih yang memperagakan seorang nenek yang memiliki keyakinan yang tidak benar berharap drama ini dapat memberikan pesan buat para peserta. “Kita jangan terlalu percaya takhayul, kita harus memiliki keyakinan benar. Umumnya di bulan tujuh banyak yang membakar uang kertas. Jadi semoga semuanya dapat mengikuti arahan Master Cheng Yen untuk tidak membakar uang kertas karena dapat menimbulkan polusi lingkungan,” ujar Budiningsih.

Bulan Tujuh Bulan Vegetaris
Bulan tujuh tidak hanya merupakan bulan penuh berkah, melainkan juga bulan vegetaris. Yang dimaksud dari bulan vegetaris adalah bulan mengembangkan cinta kasih untuk semua makhluk di dunia ini. Pandemi belum usai, hingga saat ini, pasien yang terdeteksi positif Covid-19 masih terus bertambah. Master Cheng Yen mengimbau kita untuk menjaga nafsu keinginan mulut kita dengan bervegetaris dan berbuat kebajikan, barulah dapat meredakan pandemi ini.

Mulyanto menyatakan perlu tekad untuk mendatangkan perubahan.

Mulyanto yang bergabung di Tzu Chi sejak 2018 membagikan kisahnya di depan para peserta. Dikarenakan ada himbauan vegetarian selama satu minggu menjelang peresmian Aula Jing Si Batam, Mulyanto melanjutkan pola hidup vegetaris hingga saat ini. “Awal mulanya masih berpikir karena tidak mau merepotkan orang lain, jadi kadang kala masih makan apa saja yang disuguhi termasuk daging. Kemudian saya baru menyadari pola pikir tersebut salah. Bukan takut merepotkan orang lain, tetapi mencari alasan untuk makan daging. Mulai saat itulah, saya bertekad lebih kuat untuk tidak makan makanan non-vegetaris lagi,” ujar Mulyanto.

Tekad luhur ini turut mendapat dukungan dari keluarga, “Walaupun keluarga masih belum sepenuhnya vegetaris, tetapi masakan di rumah sudah lebih sering tidak mengandung daging dibanding sebelum saya bertekad untuk bervegetaris,” sambungnya.

Bulan Tujuh Bulan Berbakti

Peserta menerima kartu bervegetaris setelah memberikan penghormatan.

Tayangan Master Cheng Yen Bercerita: Buddha Memanggul Peti memperlihatkan walaupun Buddha telah meninggalkan keduniawian, namun saat mengetahui usia Raja Suddhodana (ayahnya) segera habis. Sang Buddha segera pulang ke Kapilawastu dan membabarkan Dharma untuk Raja Suddhodana sebelum ajal menjemput. Kemudian memanggul peti untuk menginspirasi orang-orang tentang pentingnya berbakti.

Membimbing orang tua agar berkesempatan memahami ajaran Buddha, menciptakan berkah dan menjalin jodoh baik adalah wujud berbakti yang sesungguhnya. Dengan menanam benih baik, maka akan menuai berkah. Di penghujung acara, para peserta berikrar di hadapan Buddha, mengambil kartu vegetaris dan memberikan sebuah centang pada kartu vegetaris jika hari itu sudah bervegetaris. Dengan bervegetaris, kita juga turut mendoakan orang tua kita dan para makhluk hidup.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah

Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah

31 Agustus 2022

Memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah, Tzu Chi Batam mengadakan Ritual Namaskara dan Doa Bersama pada tanggal 7 Agustus 2022. Tercatat ada sebanyak 128 insan yang menghadiri kegiatan tahun ini.

Ritual Namaskara di Bulan Tujuh Penuh Berkah

Ritual Namaskara di Bulan Tujuh Penuh Berkah

11 September 2017
Minggu, 10 September 2017, Tzu Chi Medan memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah dengan Ritual Namaskara. Kegiatan ini dilakukan pada pukul 04.00 WIB dan diikuti oleh 87 relawan Tzu Chi Medan.
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -