Camp Humanis Karyawan DAAI TV: Menyatukan Hati, Menyebarkan Inspirasi

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Timur), Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Timur)

Siswanto Wijaya Lauwensi (tengah), Wakil Board of Director DAAI TV, menilai bahwa di era digital ini DAAI TV mampu mengikuti perkembangan teknologi. Para karyawannya pun tetap bersemangat belajar dan beradaptasi.

DAAI TV hadir dengan siaran yang berfokus pada kisah nyata dengan prinsip kemanusiaan, cinta kasih, dan nilai-nilai inspiratif. Melalui programnya, DAAI TV mengajak masyarakat berbuat baik dan menjadi aliran jernih yang bermanfaat bagi keluarga serta lingkungan.

Pada tahun ini, DAAI TV berulang tahun ke-18 yang kemudian menjadi momentum untuk menghadirkan nilai-nilai tersebut secara lebih nyata, tidak hanya lewat layar kaca tetapi juga melalui aksi langsung di tengah masyarakat. Karena itu, pada 12–13 September 2025 DAAI TV menyelenggarakan Camp Humanis Karyawan DAAI TV bertema “Satu Aksi, Ribuan Inspirasi” yang selaras dengan tema perayaan ulang tahunnya.

Dalam Camp Humanis Karyawan DAAI TV ini, karyawan DAAI TV diajak untuk mendalami budaya humanis Tzu Chi, memahami misi dan visi DAAI TV, serta menanamkan filosofi gan en (bersyukur), zhung zong (menghormati), ai (cinta kasih), dan tata karma Tzu Chi dalam berbudaya humanis. Selain itu, melalui camp humanis pun ingin mewujudkan keakraban dan kehangatan untuk mempererat tali persaudaraan di keluarga besar DAAI TV.

Lily Brahma, PIC Camp Humanis Karyawan DAAI TV menekankan bahwa camp humanis tahun ini disuguhkan dengan cara yang berbeda dan lebih fun, agar semua divisi bisa saling bekerja sama, lebih kompak, serta bersungguh hati dalam mengenal visi, misi, dan tata karma DAAI TV.

Camp Humanis Karyawan DAAI TV tahun ini dikemas lebih fun agar seluruh divisi bisa saling bekerja sama, semakin kompak, serta memahami visi, misi, motto, dan tata karma DAAI TV.

Pada camp humanis ini, Elisa Tsai, CEO DAAI TV Indonesia membagikan semangat kepada 142 karyawan DAAI TV tentang segala hal yang dikerjakan dengan kesungguhan hati akan memiliki nilai yang sangat berharga. Kala tantangan dan rintangan datang, Elisa menceritakan bahwa ia banyak belajar dari DAAI TV Taiwan tentang bagaimana menyelesaikan tantangan yang dihadapinya. Misalnya ketika membentuk suatu departemen, Elisa menjelaskan bahwa ia tidak bisa menggunakan modul media Indonesia, karena media DAAI TV agak unik dibandingkan media Indonesia pada umumnya. Maka, cerminnya adalah Da Ai TV Taiwan.

“Setiap ada masalah, saya selalu tanya kepada mereka (tim Da Ai TV Taiwan) bagaimana penyelesaiannya, dan mereka mengajari saya sangat banyak sekali. Saya selalu ingat kata Master Cheng Yen: ‘atasi kesulitan, jangan ketakutan karena kesulitan’. Maka itu menjadi pondasi saya untuk terus semangat belajar,” ujar Elisa, yang juga seorang relawan komite Tzu Chi Indonesia.

Media Menghadirkan Inspirasi Penting di Era Digital
Media televisi menjadi sarana efektif untuk menyebarkan kebaikan, apalagi dengan dukungan teknologi yang terus berkembang. Hadirnya DAAI TV membawa misi menyebarkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan lewat setiap program yang diproduksi.

“Yang kita sebarkan itu semuanya adalah benar dan bajik. Segala sesuatu yang kita sebarkan bisa memotivasi dan menginspirasi masyarakat, sehingga tumbuh harapan dan optimisme dalam kehidupan ini. Karenanya, kita bisa membuat sebuah masyarakat yang damai, aman, dan sentosa,” jelas Elisa tentang perbedaan DAAI TV dengan media televisi lainnya di Indonesia.

Para peserta ditantang untuk bekerja sama menyelesaikan berbagai misi yang diberikan panitia.

Selama 18 tahun mengudara, DAAI TV konsisten menghadirkan program dan konten yang berdampak nyata bagi masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan konsen Master Cheng Yen, yang menekankan bahwa tujuan berdirinya DAAI TV bukanlah mengejar rating, melainkan menghadirkan nilai dan manfaat bagi sesama.

“Hari ini kita bisa melihat Instagram kita, TikTok kita, banyak ditiru oleh pemerintah. Ketika kita meng-upload suatu konten, pemerintah dengan cepat merespons sehingga masyarakat dapat terbantu. Itulah manfaat atau keberhasilan dari DAAI TV,” imbuh Elisa. Ia sangat berharap agar semua karyawan DAAI TV memiliki kesatuan hati, saling bergotong royong, serta saling menghormati dalam suatu gerakan melalui program-program yang menyebarkan nilai kebenaran, kebajikan, dan keindahan kepada masyarakat.

Setiap kelompok bersemangat mengasah pikiran lewat permainan seputar visi, misi, motto DAAI TV, pemanfaatan barang daur ulang Tzu Chi, serta isyarat tangan.

Senada dengan Elisa, Siswanto Wijaya Lauwensi (70), Wakil Board of Director DAAI TV melihat bahwa di era digital DAAI TV masih mampu mengikuti perkembangan teknologi. Para karyawan DAAI TV juga dinilainya tetap bersemangat belajar dan menyesuaikan diri dengan kondisi.

“Indonesia kita kepulauan, semua informasi harus lebih cepat disampaikan. Dengan zaman digital, semua informasi itu sangat penting sekali. DAAI TV menyebarkan kebaikan dan kebajikan supaya seluruh penjuru penduduk Indonesia tahu apa yang Tzu Chi lakukan dan apa yang DAAI TV lakukan. Sebab DAAI TV bukan media komersial, tetapi menyebarkan cinta kasih kepada sesama,” kata Siswanto, yang telah berkontribusi di DAAI TV sejak tahun 2017 silam.

Dari Layar TV ke Aksi Nyata
Media bukan sekadar menyampaikan informasi, tapi bisa menjadi penggerak perubahan. Itulah yang terjadi ketika DAAI TV, lewat program Mimpi Jadi Nyata, mengangkat kisah masyarakat Sumba Barat Daya yang hidup terisolasi dan minim jembatan penghubung. Tayangan itu menggugah hati banyak orang hingga akhirnya lahir Jembatan Gantung Hasan Hasanuddin di Desa Matakapore, yang diresmikan pada 31 Agustus 2025.

Kisah tentang jalinan cinta kasih dituturkan oleh Febri Wijayanti (kanan) Peneliti Ahli BRIN, Rachmansyah Cong (kedua dari kanan) Penggalang Dana, Dadang Ridwan (kedua dari kiri) Komandan Lapangan VRI, dan DAAI TV yang telah mewujudkan pembangunan Jembatan Gantung Hasan Hasanuddin di Desa Matakapore, Sumba Barat Daya.

Sejak 2015, Febri Wijayanti (43), peneliti BRIN, telah mendampingi masyarakat Sumba Barat Daya. Bersama timnya, ia mengembangkan potensi kopi sebagai jalan keluar dari kemiskinan. Namun, dari riset panjang itu, ia sadar persoalan utama ada pada akses dasar, yakni air bersih dan konektivitas. “Bagaimana bisa meningkatkan penjualan suatu produk kalau tidak ada jalan, kalau tidak ada penghubung jembatan,” ujarnya.

BRIN menyusun proposal pembangunan jembatan di delapan titik, tapi sebagai lembaga riset, mereka tidak punya kewenangan membiayai infrastruktur. Upaya mencari dukungan ke berbagai pihak pun sempat menemui jalan buntu.

Titik balik datang saat BRIN bertemu DAAI TV. Melalui Mimpi Jadi Nyata, kisah masyarakat Matakapore disuarakan, hingga mengetuk hati donatur. “DAAI TV lah yang menyuarakan kegelisahan masyarakat hingga menyentuh hati para donatur,” jelas Febri.

Dari situ, Vertical Rescue Indonesia (VRI) turun tangan secara teknis, sementara para donatur menyokong dana, dan masyarakat bergotong royong membangun. Media menjadi jembatan yang menyambungkan semua pihak.

Bagi VRI, membangun jembatan bukan keahlian akademis, melainkan hasil gotong royong. “Anak-anak sampai orang dewasa ikut membantu. Dengan begitu mereka bisa memperbaiki jembatan jika ada kerusakan kecil,” kata Dadang Ridwan, Komandan Lapangan VRI.

Rudolf Tjandra, CEO & President Director Kalbe Nutritionals, menilai DAAI TV sebagai bagian dari Tzu Chi yang berbudaya humanis, memiliki aksi nyata kemanusiaan, dan misi untuk menyebarkan kebaikan.

Salah satu donatur, Rachmansyah Cong, bahkan menganggap kontribusinya sebagai wujud bakti kepada ayahnya. “Selain mewujudkan mimpi Mariana (anak setempat), ini juga merupakan bakti saya kepada Papa (alm) saya, yang pernah mengajari saya untuk saling berbagi. Sehingga saya meminta agar nama jembatan gantung tersebut menggunakan nama Papa,” ujarnya haru saat.

Bagi DAAI TV sendiri, kisah ini menjadi bukti nyata bahwa tayangan bisa memberi dampak besar. “Setiap sumbangsih dari setiap departemen ternyata begitu bermanfaat untuk masyarakat lewat tayangan kami,” ungkap Anthony Hong, presenter DAAI Mandarin yang sudah 18 tahun berkarya di DAAI TV.

Jeremiah Julian, karyawan baru, juga merasakan hal yang sama. “Ini sangat luar biasa. Kita sebagai bagian dari DAAI TV bisa menyambungkan semua pihak dan berkolaborasi menjadi satu proyek yang berhasil,” katanya penuh semangat.

Kekuatan DAAI TV tidak berhenti pada satu proyek jembatan saja. Di tengah derasnya arus konten dan informasi, DAAI TV konsisten menanamkan nilai kemanusiaan dan cinta kasih. Rudolf Tjandra, CEO & President Director Kalbe Nutritionals, melihatnya sebagai media yang berbeda. “DAAI TV merupakan bagian dari Tzu Chi yang berbudaya humanis, menyebarkan kebaikan, dan mendorong perusahaan-perusahaan lain ikut berpartisipasi,” ujarnya.

Baginya, pengalaman nyata yang ditayangkan DAAI TV adalah cermin bagi masyarakat untuk lebih mengenal diri, lingkungannya, sekaligus apa yang bisa disumbangkan bagi sesama.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Kamp DAAI TV: Membangun Karyawan Humanis

Kamp DAAI TV: Membangun Karyawan Humanis

29 April 2013 DAAI TV merupakan televisi pembawa aliran jernih di tengah masyarakat. Stasiun ini tak hanya menyiarkan program-program keluarga, tapi juga berita kemanusiaan dan budaya humanis yang sangat relevan di tengah zaman yang kiat kisruh.
Kamp Humanis DAAI TV: Mengubah Pesimisme Menjadi Optimisme

Kamp Humanis DAAI TV: Mengubah Pesimisme Menjadi Optimisme

25 Maret 2019

Akhyari Hananto, founder GoodNews From Indonesia kembali menjadi narasumber dalam kegiatan DAAI TV Indonesia. Kali ini, Jumat, 22 Maret 2019, Akhyari menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Kamp Humanis DAAI TV yang diadakan pada 22-23 Maret 2019 di Tzu Chi Center, Lt. 2, PIK, Jakarta Utara. 

Camp Humanis Karyawan DAAI TV: Menyatukan Hati, Menyebarkan Inspirasi

Camp Humanis Karyawan DAAI TV: Menyatukan Hati, Menyebarkan Inspirasi

18 September 2025

DAAI TV menggelar Camp Humanis Karyawan DAAI TV, sebuah kegiatan internal yang menguatkan kebersamaan sekaligus menanamkan kembali nilai-nilai kemanusiaan.

Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -