Cermin Kasih dan Bakti Seorang Anak

Jurnalis : Nadia (He Qi Barat 1), Fotografer : Nadia, Nur Sugihartati, Bobby (He Qi Barat 1)

Yuni Gunawan selaku PIC kegiatan Xun Fa Xiang He Qi Barat 1 memimpin jalannya sesi dengan penuh perhatian dan keteladanan. Dalam tema ini, para relawan diajak merenungkan makna bakti sejati kepada orang tua dan pentingnya mengasihi tanpa pamrih.

Pagi yang cerah di Minggu, 26 Oktober 2025, menjadi saksi kehangatan kegiatan Xun Fa Xiang yang digelar di Ruang Budaya Humanis Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng. Sejak pukul 06.20, para relawan dari He Qi Barat 1 berkumpul untuk mendengarkan Dharma dan menimba inspirasi dari ajaran Master Cheng Yen. Kegiatan ini menjadi sebuah rutinitas mingguan yang menjadi wadah pelatihan diri dan pembinaan batin bagi para relawan.

Meskipun di hari yang sama ada dua kegiatan lain, semangat relawan untuk hadir di Xun Fa Xiang tak surut. PIC kegiatan, Yuni Gunawan, bahkan sempat menghubungi relawan satu per satu melalui pesan singkat untuk memastikan kegiatan tetap berjalan, hingga pada hari H, ada 34 relawan hadir memenuhi ruangan. Sebagai wujud apresiasi, Yuni pun memberikan bingkisan kecil bagi setiap peserta yang datang, menciptakan suasana hangat penuh sukacita.

Tema Xun Fa Xiang kali ini adalah “Anak yang Mempersembahkan Dagingnya”. Kisah klasik ini mengajarkan nilai bakti seorang anak yang rela berkorban demi kedua orang tuanya. Kisah tersebut menceritakan tentang keadaan yang menyebabkan sebuah keluarga menjalani pelarian panjang. Dengan bekal makanan yang terbatas dan akhirnya habis, sang anak kemudian memotong daging di lengannya sendiri agar orang tuanya bisa bertahan hidup, simbol kasih sejati dan balas budi yang mendalam.

Pasangan relawan Sudrajat dan Evi K. membagikan pengalaman berharga tentang hubungan kasih dengan orang tua. Keduanya berbagi bagaimana nilai bakti, perhatian, dan kasih sayang menjadi dasar keharmonisan dalam keluarga.

Kisah penuh makna ini menjadi bahan perenungan bagi para relawan yang hadir. Momen berbagi pengalaman berlangsung penuh haru. Satu per satu relawan maju untuk bercerita tentang hubungan mereka dengan orang tua. Ada yang menuturkan perjuangan merawat orang tua yang sudah lanjut usia, ada pula yang mengenang kasih orang tua yang kini telah tiada. Cerita-cerita ini mengalir tulus, membuat banyak mata berkaca-kaca.

Di antara relawan yang hadir, sosok Anda Bintoro menjadi inspirasi tersendiri. Di usia 67 tahun dan baru seminggu keluar dari rumah sakit, beliau tetap bersemangat mengikuti kegiatan. Bahkan, kegiatan pertama yang diikutinya setelah masa perawatan adalah donor darah, disusul dengan menghadiri Xun Fa Xiang pagi itu.

Anda Bintaro bangun sejak pukul lima pagi dan bersiap dari rumahnya di kawasan Citra. Meski tubuh belum sepenuhnya pulih, semangat kerelawanan dan rasa syukurnya begitu kuat. “Selama dirawat, banyak relawan datang menjenguk. Saya benar-benar merasakan suasana kekeluargaan,” tuturnya. Ia juga bersyukur karena anak dan menantunya dengan penuh kasih bergantian merawatnya di rumah sakit.

Dari pengalaman itulah, Anda Bintaro semakin merasakan betapa pentingnya kasih dan bakti dalam keluarga. Baginya, nilai-nilai itu harus dijaga dan diteruskan kepada generasi berikutnya.

Anda Bintoro membagikan pengalaman hidupnya yang penuh makna tentang kasih dan bakti anak kepada orang tua. Ia berbagi inspirasi tentang penghormatan dan pengorbanan harus berjalan seiring, agar anak-anak belajar balas budi sejak dini.

Dari berbagai sharing relawan, Xun Fa Xiang kali ternyata tidak hanya mengajak relawan untuk memahami Dharma, tetapi juga untuk merenungkan kembali hubungan mereka dengan orang tua. Melalui kisah dan pengalaman yang dibagikan pula, setiap relawan diajak untuk tidak menunda kebaikan selagi masih ada kesempatan, gunakan waktu untuk berbakti kepada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan dengan penuh kasih.

Kegiatan sederhana di Minggu pagi itu menjadi pengingat bahwa kebajikan berawal dari rumah, dari kasih seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya. Di sanalah cermin sejati dari nilai kemanusiaan dan kebajikan yang diajarkan dalam Dharma.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Menghirup Keharuman Dharma

Menghirup Keharuman Dharma

25 Juli 2014

Bagi Master Cheng Yen, memberikan untaian Dharma merupakan satu cara beliau untuk berterima kasih pada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah berkontribusi dan menyebarkan cinta kasih. Maka dari itu diharapkan seluruh insan Tzu Chi dapat ikut serta mendengarkan ceramah Master.

Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan Ketulusan Hati

Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan Ketulusan Hati

13 Mei 2025

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 mengadakan Xun Fa Xiang di Ruang Budaya Humanis, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng yang diikuti 41 relawan pada Minggu, 4 Mei 2025.

Sebenih Tekad Mampu Menumbuhkan Akar Kebijaksanaan

Sebenih Tekad Mampu Menumbuhkan Akar Kebijaksanaan

13 Februari 2019

Saat dilantik menjadi murid Master Cheng Yen di Taiwan November tahun lalu, Foeng Jie Tju dan Wylen berikrar untuk mengadakan acara Xun Fa Xiang bagi relawan Tzu Chi di komunitas He Qi Pusat. Melalui segala pertimbangan maka acara Xun Fa Xiang untuk daerah He Qi Pusat diadakan di ITC Mangga Dua setiap hari Selasa dan Jumat pukul 07.30 pagi.

Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -