Cinta yang Membahagiakan

Jurnalis : Mei Hui (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara)
 
 

fotoLulu Shijie menceritakan berbagai pengalamannya selama menangani pasien penanganan khusus di Tzu Chi dalam acara Bedah Buku di Jing Si Books and Cafe Pluit, Jakarta Utara.

 “Hendaknya setiap orang bisa menyadari berkah yang dimilikinya, serta bisa menghargai dan menciptakan kembali berkah tersebut.
(Master Cheng Yen)

Kamis malam tanggal 21 April 2011, para peserta bedah buku mulai berdatangan ke Jing Si Books & Café Pluit, Jakarta Utara. Seperti biasa para peserta saling bercengkarama akrab sambil mempersiapkan meja dan kursi untuk acara bedah buku yang dimulai pukul tujuh malam setiap hari Kamis. 

 

Di awal acara, Po San, relawan Tzu Chi mengajak para peserta berdiri dan memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen, kemudian membuka perkenalan kepada Lulu shijie.  Lulu Jong adalah relawan komite yang aktif dalam misi amal sosial di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, dan malam itu akan memberikan sharing dengan judul Membuka Pintu Kebahagiaan dengan Welas Asih”.

Lulu memulai sharing dengan mengajak peserta untuk refleksi melalui pertanyaan: “Apakah Anda Bahagia?” Kadang-kadang kita berpikir, uang bisa membuat kita merasa bahagia. Kita bersekolah kemudian kerja, mendapatkan promosi dalam pekerjaan, mengumpulkan uang untuk berusaha sendiri, seperti itulah definisi kebahagiaan yang umum. Sesungguhnya, kebahagiaan berada di mana? Kunci menuju kebahagiaan begitu banyak. Lulu menayangkan kisah keluarga yang memiliki dua orang anak yang keduanya autis, sehingga orang tua harus senantiasa menemani kedua anak tersebut. Juga satu keluarga di Biak yang memiliki tiga orang anak yang ketiganya menderita katarak pada matanya. Kepada keluarga-keluarga ini relawan Tzu Chi datang membantu, memberikan penghiburan dan berbagi kebahagiaan.

Kesetaraan di antara Semua Makhluk Hidup
Peserta bedah buku tertegun memandang dan mendengarkan foto kisah seekor burung jantan yang menunggui pasangannya yang sedang terkulai sakit. Si jantan kemudian pergi mencarikan makanan untuk si betina, namun saat ia kembali, mendapati si betina telah mati.Si burung jantan pun menangis lirih di hadapan jasad si burung betina dengan kicauan yang memilukan hati. Kisah ini mengingatkan kembali bahwa hewan juga memiliki cinta kasih tanpa batas, yang setara dengan manusia. Bervegetarian adalah salah satu perwujudan dari kesadaran terhadap prinsip kesetaraan antara manusia dengan semua makhluk hidup.

foto  foto

Keterangan :

  • Sharing pada hari kamis itu menarik para peserta untuk berdiskusi mengenai arti kebahagiaan. (kiri)
  • Untuk menambah kebahagiaan, Lulu Shijie menutup sharingnya malam itu dengan pemutaran lagu “Xing Fu De Lian” (Wajah yang Berbahagia) diikuti isyarat tangan yang diperagakan bersama oleh Lulu, Noni, Susanty, dan Hokki. (kanan)

Tindakan nyata yang tumbuh dari cinta kasih kepada sesama makhluk hidup dapat berupa dana, dan Djohan shixiong memaparkan ada beberapa jenis dana, antara lain dana materi (pemberian berupa makanan, uang, dan lain-lain), Dhamma dana (pemberian berupa pengetahuan kebenaran), Abhaya dana (pemberian berupa pembebasan pada makhluk hidup dari bahaya atau kecemasan). Vegetarian dan pelepasan makhluk hidup secara bijaksana adalah praktek dari Abhaya dana.

Yayasan Buddha Tzu Chi menebar cinta kasih universal yang lintas agama, ras, etnis, dan negara. Misi pertamanya adalah Misi Amal Sosial yang merupakan akar dari semua kegiatan Tzu Chi, dimana selama menjalankan misi ini akan memperoleh manfaat: belajar mengamalkan ajaran Sang Buddha, belajar melihat ketidakkekalan, dan belajar menyadari karma.

Acara berlanjut dengan Po San yang menyampaikan inti (kesimpulan isi) materi malam itu. Kesetaraan semua makhluk hidup berarti menyadari bahwa semua makhluk hidup ingin dikasihi, dan sama-sama ingin dicintai. Cinta keluarga, cinta kekasih, cinta suami-istri, semua ini adalah cinta kecil, ada risaunya. Cinta yang tidak risau adalah cinta besar, seperti cinta terhadap alam semesta dan seluruh makhluk hidup.

Di Tzu Chi, dengan melakukan berarti mengubah cinta kecil menjadi cinta besar. Untuk menambah kebahagiaan, Lulu Shijie menutup sharingnya malam itu dengan pemutaran lagu “Xing Fu De Lian” (Wajah yang Berbahagia) diikuti isyarat tangan yang diperagakan bersama oleh Lulu, Noni, Susanty, dan Hokki. Isyarat tangan merupakan salah satu dari misi budaya kemanusiaan Tzu Chi dan merupakan bahasa cinta kasih universal. Para peserta bedah buku pun bangkit dari kursi dan bergembira bersama mengikuti isyarat tangan dengan lagu yang ceria. Setelah memahami kunci membuka pintu kebahagiaan ada pada cinta kasih, welas asih, rasa bersyukur, mari kita melakukan praktik nyata dengan menjunjung tinggi prinsip kesetaraan antara semua makhluk hidup.

  
 

Artikel Terkait

Turut Menjadi Pewaris Masa Depan Bumi

Turut Menjadi Pewaris Masa Depan Bumi

19 Juni 2019
Para mahasiswa yang tergabung dalam Bina Nusantara Mandarin Club (BNMC) memberikan donasi botol plastik  yang mereka kumpulkan ke Depo Pendidikan Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Tzu Chi Center PIK, Selasa, 18 Juni 2019. Para mahasiswa ini juga juga langsung belajar memilah botol-botol tersebut.
Gan En Hu yang Menginspirasi

Gan En Hu yang Menginspirasi

27 Agustus 2012 Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun pada tanggal 5 Agustus 2012 mengadakan acara Gan En Hu Hui Niang Jia (penerima bantuan kembali ke rumah). Kali ini, relawan Tzu Chi bukan mengadakan kunjungan kasih, melainkan mengundang relawan dan penerima bantuan untuk kembali ke kantor yayasan. 
Mempraktikkan Jalan Kebajikan dengan Tulus

Mempraktikkan Jalan Kebajikan dengan Tulus

24 Februari 2015 Dalam ceramahnya setiap hari, Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi selalu mengimbau relawan untuk selalu mendengarkan dharma dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -