Dalam Masa Penuh Kekacauan diperlukan Pertobatan Besar

Jurnalis : Virny Apriliyanty (He Qi Barat), Fotografer : Dimin (He Qi Barat)
 
 

foto
Tanggal 14 April diadakan kegiatan bedah buku di aula lantai 5 sekolah cinta kasih Tzu Chi.

Sangatlah mudah untuk berpikir tentang kesalahan besar diri sendiri, tetapi sangatlah sulit untuk lepas dari kebiasaan - kebiasaan buruk yang kecil. 
Master Cheng Yen

Pagi yang cerah tanggal 14 April 2013 menyambut para relawan yang datang menggarap ladang berkah di hari itu. Salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu adalah kegiatan bedah buku yang diadakan sebulan sekali di lantai 5 gedung B Sekolah Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Bedah buku yang merupakan kegiatan mingguan Tzu Chi biasanya diadakan di weekdays pada malam hari. Namun bedah buku yang satu ini berbeda karena diadakan di hari Minggu dan juga di pagi hari, jadi bagi relawan yang kesulitan untuk hadir pada kegiatan bedah buku weekdays, bedah buku ini adalah kesempatan yang baik dan tentunya ditunggu-tunggu.

Kegiatan ini dimulai pukul 9.30 WIB dan selesai pukul 11.00 WIB. Total ada 28 relawan yang hadir pada kesempatan kali ini. Bao Bing Shijie sebagai pembicara membawakan sebuah tema yang luar biasa menarik yaitu tentang pertobatan. Bao Bing Shijie terinspirasi untuk membawakan tema ini karena teringat kembali akan kegiatan akbar yang dilakukan Tzu Chi 2 tahun lalu yaitu kegiatan Da Chan Hui yang memiliki makna pertobatan besar.

Sebelumya relawan diajak untuk menyanyikan sebuah lagu dimana liriknya terdiri dari 4 kalimat yang berbunyi demikian :

1. Dalam era sekarang diperlukan pemahaman akan benar dan salah.
Menuru Bao Bing Shijie setiap orang memiliki pemahamannya masing-masing akan pengertian benar dan salah. Bao Bing shijie sendiri percaya bahwa apa yang benar adalah apa yang ia lakukan tidak merugikan dirinya sendiri dan juga tidak merugikan makhluk lain. Di era yang serba canggih seperti sekarang, kita dituntut untuk dapat membedakan mana benar dan mana salah, terutama dari segi informasi. Informasi dapat kita dapat dengan sangat mudah darimana saja, tapi tentu kebenarannya harus kita pertanyakan. Karena itu menjadi penting sekali untuk dapat membedakan kedua hal tersebut, sehingga kita tidak akan terjerumus pada spekulasi dan perbuatan negatif.

2. Dalam masa penuh bencana diperlukan pembinaan welas asih.
Master Cheng Yen berkata “Bersikaplah saling pengertian ketika menghadapai masalah kecil. Bersikaplah saling toleransi ketika menghadapi masalah besar.”
Dalam masa penuh bencana ini, kita tentu sebagai insan Tzu Chi harus selalu berwelas asih. Kita harus merenungkan baik-baik Dharma Master Cheng Yen, bahwa saat menghadapi masalah apapun, kita harus terus berpengertian dan bertoleransi. Karena kalau tidak, maka masalah yang timbul akan menjadi besar dan mendorong semakin lamanya masa penuh bencana terjadi.

3. Dalam era penuh kegelapan batin diperlukan kebijaksanaan agung.
Master Cheng Yen berkata “Janganlah menimbulkan perpecahan ketika ada perselisihan. Kata-kata tidak ada berat ketika ditimbang, namun gegabah sekejap saja, kata-kata sembrono akan menekan hati orang dengan beratnya. Pada saat yang sama, latihlah diri anda untuk tidak cepat tersinggung dengan apa yang diucapkan orang lain.”
Untuk berwelas asih, seseorang butuh kebijaksanaan. Ketika ada kata-kata orang yang menyakiti hati kita, kita harus senantiasa untuk tidak cepat tersinggung dan berusaha untuk tidak menciptakan karma buruk dengan membalas kata-kata orang tersebut. Dalam masa yang penuh dengan kegelapan batin memang bencana dan perselisihan terjadi dimana-mana, karena itu dibutuhkan hati yang bijaksana dan welas asih untuk dapat melenyapkan kegelapan batin.

4. Dalam masa penuh kekacauan diperlukan pertobatan besar.
Master Cheng Yen berkata “Memiliki tubuh yang cacat bukanlah penderitaan sebenarnya. Penderitaan sebenarnya adalah memiliki moral yang cacat. Kebanyakan bencana dan malapetaka di dunia ini disebabkan oleh mereka yang utuh jasmaninya namun cacat moralnya.”
Untuk menyelamatkan dunia dari kekacauan diperlukan sebuah pertobatan besar. Pertobatan besar dapat dimulai dengan berwelas asih dan penuh kebajikan. Sesuai dengan kata Master, kita sebagai insan Tzu Chi harus memiliki sebuah moral yang utuh. Utuh berarti bahwa moral kita harus memiliki aspek-aspek positif dan menghindarkan aspek negatif.

foto   foto

Keterangan :

  • Kegiatan ini dibawakan oleh Bao Bing Shijie membahas mengenai pertobatan besar (kiri).
  • Adapun sharing-sharing yang dibawakan oleh relawan salah stunya Li lie Tio Shijie (kanan).

Dari 4 kalimat tersebut kita dapat melihat bahwa dengan pertobatan kita dapat menghilangkan kegelapan batin serta mengakhiri masa penuh bencana dan kekacauan. Pertobatan yang dilakukan akan dapat menjadikan kita sebagai seorang pribadi yang bergerak menuju arah positif. Pertobatan yang paling utama dapat kita lakukan dalam cara kita berinteraksi dengan orang lain. Kita harus berinstropeksi diri apakah apa yang kita katakan dan lakukan adalah merupakan hal yang benar ? Apakah sikap kita mungkin dapat menyakiti orang lain ? tentu hal tersebut harus sangat kita perhatikan, terutama dalam interaksi sesame relawan. 

Bedah buku kali ini juga semakin menarik karena partisipasi dari para relawan yang memberikan sharing tentang tema kali ini. Salah satunya adalah Andi Shixiong dan Li Lie Thio Shijie.

Li Lie Shijie mengatakan jika Jalan Tzu Chi bukanlah jalan tol, tapi adalah jalan yang berbatu dan berkerikil. Di sini kita berlajar untuk selalu membina diri. Pembinaan diri bisa kita dapat dalam interaksi dengan sesama relawan. Kita sebagai relawan kadang pasti pernah mengalami bentrok dengan relawan lain, baik itu melalui kata-kata, sikap, atau dalam hal tindakan. Saya selalu berpatokan dan berpegang teguh pada Master, bahwa apapun yang terjadi saya akan tetap menggunakan hati  saya dalam berkegiatan dan terus melangkahkan kaki saya di jalan Tzu Chi. Saya selalu percaya bahwa “jika saya makan, maka saya yang kenyang.” Artinya jika saya menanam sebuah benih baik, maka saya jugalah yang nantinya akan memanen berkah dari benih itu dan bukan orang lain.

Andi Shixiong pun mengatakan jika dari buku yang ia baca ada 4 jalan merespon seseorang. Yaitu abuse (makian), compliment (pujian), warning (teguran), dan suggestion (saran). Dari 4 jalan tersebut menurut saya yang paling baik digunakan di Tzu chi adalah suggestion atau saran. Karena dengan cara ini kita tetap dapat membangun sebuah hubungan yang baik dan harmonis antar sesama relawan. Kita dapat mengubah cara kita bicara saat memiliki pemikiran yang berbeda dengan relawan lain. Contohnya saat kita dalam meeting dan kita kurang setuju dengan saran salah seorang relawan kita dapat berkata seperti ini “Saran Shixiong sangat baik, tapi apakah coba bandingkan dengan cara ini (menyebutkan cara) apakah menjadi lebih baik.” Kata-kata yang kita lontarkan dapat memberikan makna lain saat disampaikan dengan cara yang berbeda seperti saat kita tidak setuju dan memakin orang lain, tentu hal itu sangat tidak bijak dan akan berujung dengan rusaknya hubungan harmonis antar relawan.

Bao Bing Shijie memberikan sebuah masukan yang amat baik bagi relawan yang memiliki gesekan dalam kegiatannya di Tzu chi. Karena relawan juga manusia biasa, jadi tentu masih memiliki kesalahan, nafsu dan amarah dalam hati. Ia berkata “Ketika anda mengalami gesekan atau bahkan bantingan di Tzu Chi, ingatlah kembali akan alasan awal anda masuk ke Tzu chi.” Selanjutnya Bao Bing Shijie menambahkan bahwa jika kita masuk ke Tzu chi untuk berbuat kebaikan. Dan karena diri sendiri dan bukan paksaan orang lain, maka kita harus merenungkan hal tersebut. Berbuat kebaikan untuk orang lain dan juga untuk diri sendiri. Jadi ketika gesekan datang, ingatlah bahwa kita bergabung di Tzu chi untuk membantu orang lain, jadi apapun gesekan yang ada, Ia tak pantas untuk membuat diri kita mundur untuk berbuat kebaikan. Justru kita harus berfikiran positif bahwa gesekan tersebut dapat kita jadikan ladang pembinaan diri. Kita harus tetap teguh maju dan melangkan di jalan luar biasa yang telah dibukakan Master untuk kita lalui.

Master Cheng Yen mau agar kita sebagai insan Tzu Chi bukan hanya memupuk berkah melalui kegiatan, tapi juga terus membina diri dan melakukan pertobatan akan kebiasaan dan tabiat buruk kita sehingga muncul sebuah kebijaksaan hidup. Dari hal tersebut kita berharap bahwa Visi Tzu Chi untuk menjernihkan hati manusia bisa terwujud.

  
 

Artikel Terkait

Bentuk Kepedulian Terhadap Sesama

Bentuk Kepedulian Terhadap Sesama

25 April 2019

Para karyawan PT Gistex Textile Division, Bandung, melakukan penuangan celengan dari hasil menyisihkan sebagian uangnya. Apa yang telah ditunjukkan ini bukan hanya semata hasil atau nominal besar kecilnya jumlah yang diberikan, melainkan bentuk sebuah kepedulian antarsesama yang membutuhkan.

Merayakan Imlek, Mentradisikan Kebersamaan

Merayakan Imlek, Mentradisikan Kebersamaan

16 Februari 2022
Berlangsung di tengah pandemi Covid-19 (15/02/2022), puncak acara Imlek Nasional 2022 berupaya membangun tradisi kebersamaan dengan mengusung tema Cinta Kasih Menghapus Bencana.
Menyelami Dharma Melalui Isyarat Tangan

Menyelami Dharma Melalui Isyarat Tangan

11 Oktober 2011 “Selesai melakukan pertunjukan (pertama) isyarat tangan, tidak ada tepuk tangan dari para penonton, situasi tenang dan penonton meneteskan air mata. Itulah Dharma, dapat menyentuh hati manusia,” cerita Yen Chiu Shijie saat pertunjukan isyarat tangan.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -