Dapur Cinta Kasih
Jurnalis : Hadi Susanto (He Qi Utara), Fotografer : Hadi Susanto (He Qi Utara)|
|
| ||
Pagi ini saya berkesempatan mengunjungi lokasi pembangunan Aula Jing Si di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Di sana saya melihat-lihat kegiatan di dapur umum. Di dapur ini setiap hari sejak dimulainya pembangunan Aula Jing Si, para relawan secara bergiliran mengkreasikan beragam makanan. Para relawan yang mayoritas kaum wanita dibagi dalam beberapa kelompok, dimana mereka bergiliran bertugas menyiapkan makanan untuk lebih dari 300 seniman bangunan. Tanaman yang Bermanfaat
Keterangan :
Selain bunga-bunga yang indah, lahan di sekeliling kantin juga ditumbuhi tumbuhan yang sangat menarik perhatian saya. Pertama-tama yang saya kenali adalah tanaman singkong, lalu saya perhatikan sekitarnya lagi, ada tanaman jagung, ada juga cabe, terong dan puluhan jenis lainnya lagi. Saat saya telusuri ke dalam lahan saya menjumpai seorang pria yang sedang memetik buah tomat. Setelah diberitahu saya akhirnya tahu bahwa semua itu adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk dikonsumsi. Saat itu saya mulai sedikit mengerti tentang prinsip Tzu Chi untuk tidak memboroskan sesuatu, termasuk uang. Mereka memilih untuk memanfaatkan lahan tidur untuk menanam berbagai jenis sayur mayur yang digunakan untuk dikreasikan menjadi santapan lezat dan bergizi, ketimbang membelinya di pasar. Selain menghemat uang, hal itu juga membuat lahan tidur tadi menjadi lahan yang berguna. Cukup puas dengan pemandangan di luar, kini saya menelusuri bangunan kantin. Hampir disetiap sisi tembok terpampang kalimat-kalimat yang mengajak kita berlaku positif, baik pikiran kita, ucapan maupun perbuatan. Delapan lembar spanduk kata perenungan dari master Cheng Yen menghiasi ruang makan kantin. Di samping itu masih banyak kata-kata inspiratif lainnya dengan berbagai bentuk ukuran dan inspirasinya.
Keterangan :
Saat menjelang pukul 12 siang, para relawan sudah siap dengan kreasi-kreasi hidangannya. Lalu saat jam istirahat dimulai berdatanganlah satu persatu, kelompok perkelompok, para seniman bangunan ke kantin. Porsi makanan mereka didapat dengan menyerahkan kupon makanan yang telah dibagikan. Barisan mereka sangat teratur dan rapi, tidak berdesak-desakan apalagi berebutan. Mereka tampak sangat menikmati santapannya. Mungkin hidangan tersebut terasa nikmat karena tidak mengandung rintihan dan erangan dari sebuah makhluk hidup. Disamping itu hidangan tersebut disajikan dengan cinta kasih sehingga siapapun yang menyantapnya akan merasakan kelezatan yang luar biasa. Setelah semua seniman bangunan selesai bersantap, kini giliran para relawan yang menikmati hidangan makan siang. Mereka tidak menghiraukan seberapa banyak makanan yang tersisa untuk mereka, mereka hanya larut dalam keceriaan dalam menyantap berkah yang mereka dapatkan. Setelah selesai, para relawan mulai mengemasi peralatan-peralatan dapur yang masih belum rapi. Mereka juga membersihkan seluruh pealatan dapur yang masih kotor serta menyimpan peralatan makan. Selesai dengan semua itu akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Meskipun lelah tapi wajah para relawan tetap memancarkan raut wajah yang penuh sukacita. | |||
Artikel Terkait
Suara Kasih: menyelaraskan batin manusia
23 Desember 2011 Setiap hari sebelum melakukan pembersihan, insan Tzu Chi akan berbagi kepada semua warga bahwa tujuan kegiatan ini adalah demi masyarakat, negara, dan komunitas supaya setiap orang memahami bahwa sumbangsih ini sangatlah bermakna dalam kehidupan.
Vaksinasi Bagi Para Tokoh Agama di Kota Batam
04 Agustus 2021Pada tanggal 27 Juli 2021, Tzu Chi Batam kembali dipercaya untuk mengadakan kegiatan vaksinasi. Berbeda dengan vaksinasi pada umumnya, vaksinasi kali ini Tzu Chi dapat sekaligus menjalin jodoh dengan 400 Tokoh Agama dan Pengurus Vihara di Kota Batam.









Sitemap