Dari Gawai Jadi Karya, Relawan Tzu Chi Pelajari Videografi Praktis

Jurnalis : Teddy Lianto (He Qi Barat 1), Fotografer : Rachmat Sudarmanto, Bobby, Gianny (He Qi Barat 1)

Adit staff Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng menjelaskan beberapa materi pengambilan gambar bergerak kepada para peserta yang menghadiri pelatihan Kelas belajar bersama dengan tema “Kelas Video dengan Capcut

Pada Minggu, 13 April 2025, bertempat di ruang Budaya Humanis Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 1 kembali mengadakan kegiatan "Kelas Belajar Bersama." Kali ini, tema yang diangkat adalah “Kelas Video dengan CapCut,” yang dibawakan oleh Adit, relawan dokumentasi sekaligus staf dari Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

Ada 22 orang relawan komunitas hadir dalam kegiatan ini. Mereka berasal dari berbagai wilayah, antara lain Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kota Tangerang, dan Kota Bekasi. Bobby, koordinator kegiatan, merasa senang karena kelas ini mendapat sambutan positif dan jumlah pesertanya yang terus bertambah.

“Kelas edit video dengan CapCut ini masih sebatas pengenalan teknik dasar, seperti cara memasukkan gambar, menambahkan teks, serta animasi dan efek,” jelas Bobby.

Ada 22 orang peserta dari berbagai komunitas He Qi di jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi ) hadir dengan antusias dalam kegiatan kelas belajar bersama. Kelas belajar bersama pembuatan konten menjadi salah satu cara efektif untuk memperkenalkan kegiatan Amal Sosial Yayasan Tzu Chi kepada masyarakat luas dengan menarik dan berbudaya humanis.

Bobby optimis melalui kelas ini, relawan dokumentasi di komunitas dapat membuat konten yang menarik dan berbudaya humanis, sehingga bisa menjadi sarana efektif untuk memperkenalkan kegiatan Yayasan Tzu Chi kepada masyarakat luas. Hasil video para relawan diharapkan bisa menjangkau lebih banyak orang melalui berbagai media sosial dan platform digital seperti Instagram, Facebook, dan lainnya.

“Ketika masyarakat melihat dampak positif dari kegiatan relawan Tzu Chi melalui video yang menarik, mereka bisa terinspirasi dan bahkan terdorong untuk ikut menjadi relawan,” tambah Bobby. Ia juga menyampaikan banyak relawan memberikan masukan positif, karena kelas ini sangat membantu mereka dalam membuat konten dokumentasi kegiatan Tzu Chi di komunitasnya masing-masing.

M. Ridwansyah (berkacamata) mencoba mengoperasikan smart phone nya setelah mendapatkan materi yang diberikan oleh pemateri. Ia berpendapat di kegiatan ini, dirinya bisa belajar secara teori dan praktik secara nyata yang membuat dirinya lebih paham.
Salah satu peserta, Mohammad Ridwansyah dari komunitas He Qi Barat 2, merasa senang mengikuti kelas ini. Di kelas ini, peserta bisa belajar teori dan praktik langsung menggunakan gawai yang mereka miliki.

“Kelas videografi biasanya mahal, apalagi peralatan seperti kamera bisa mencapai puluhan juta rupiah. Tapi di sini kami belajar dengan teori dan praktik langsung menggunakan gawai, jadi sangat membantu kami untuk berkarya dalam kegiatan Tzu Chi,” ujar Ridwan.

Ridwan menambahkan kelas ini sangat berharga, karena dokumentasi kegiatan Tzu Chi di komunitas bisa menjadi bahan pembelajaran bagi relawan, khususnya tim dokumentasi, di masa mendatang.

“Dari kelas ini saya baru memahami bahwa mengambil gambar bergerak itu tidak mudah. Harus ada rasa, sudut pengambilan yang tepat, agar gambar lebih hidup. Hasil karya ini bisa menjadi pembelajaran untuk relawan Tzu Chi di tahun-tahun berikutnya,” jelas Ridwan.

Para peserta paraktik langsung pengambilan gambar di luar ruang kelas setelah mendapatkan materi di dalam kelas. Para peserta mencoba praktik langsung pengambilan gambar dengan smart phone masing-masing didampingin oleh pengisi materi.

Hal serupa juga dirasakan oleh Liana Waty, relawan dari komunitas He Qi Cikarang, wilayah Kota Bekasi. Liana mengaku sangat antusias mengikuti kelas ini, apalagi sebelumnya sudah ada kelas Canva.

“Kalau sebelumnya ada kelas desain grafis dengan Canva, sekarang kelas video dengan CapCut. Ini sangat bagus karena saya bisa menerapkan ilmunya saat bertugas dalam kegiatan Tzu Chi di komunitas. Mengambil gambar dalam kegiatan relawan tidak sama seperti selfie untuk media sosial,” ujar Liana.

Ia berharap akan ada pelatihan-pelatihan yang lain untuk menunjang kegiatan relawan di komunitas kedepannya agar para relawan semakin mahir dan terbiasa membuat video yang berbudaya humanis.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Merekam Jejak Sejarah Dengan Budaya Humanis Tzu Chi

Merekam Jejak Sejarah Dengan Budaya Humanis Tzu Chi

06 September 2023

Sebanyak 20 peserta dan 10 relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Pusat mengikuti Pelatihan Relawan Budaya Humanis untuk meningkatkan kemampuan relawan dalam mendokumentasikan jejak kegiatan misi Tzu Chi dalam bentuk foto, video, dan tulisan.

Relawan Zhen Shan Mei Sebagai Perekam Sejarah

Relawan Zhen Shan Mei Sebagai Perekam Sejarah

11 Juli 2016

Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas menggelar pelatihan relawan Zhen Shan Mei di kebun Batu Ampar, Kalimantan Selatan pada 2 Juni 2016. Sebanyak 17 orang hadir dalam kegiatan ini.

Menyertakan Dharma Dalam Merekam Sejarah

Menyertakan Dharma Dalam Merekam Sejarah

18 Juli 2018
Pada Minggu, 15 Juli 2018, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pelatihan bagi relawan Zhen Shan Mei. Kegiatan ini pun diikuti oleh 30 orang relawan.
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -