Dari Kantong Kain hingga Alat Makan Sendiri, Misi Hijau Pekan Amal Tzu Chi Batam
Jurnalis : Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Hoslan, Shanti (Tzu Chi Batam)
Pintu Masuk Pekan Amal Tzu Chi tersedia trolley dan stand green packing demi mengurangi ketergantungan terhadap kantong plastik.
Demi kemudahan dan efisiensi biaya, penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari hampir tidak terelakkan. Mindset bahwa plastik adalah necessary evil atau kejahatan yang “diperlukan” seolah sudah mendarah daging. Darah seakan mendidih ketika kasir memberitahukan adanya biaya Rp 200,- untuk kantong plastik. Bayangkan betapa sulitnya reaksi pengunjung bazar kuliner jika mereka diminta membeli kantong daur ulang seharga Rp 10.000,- dan membawa alat makan sendiri. Namun, di Pekan Amal Tzu Chi yang digelar pada 16-17 Agustus 2025 di Aula Jing Si Batam, misi yang tampak mustahil ini berhasil dilaksanakan dengan sukses.
Saat pengunjung menginjak langkah pertama mereka di area stand pekan amal, perhatian pertama mereka akan tertuju pada beberapa relawan rompi kuning yang gencar menawarkan tas tenteng berbahan kain parasut yang tahan air. Selain tas kain, stan tersebut juga menjajakan alat makan bagi peserta yang lupa membawa peralatan makan. Semangat dari Fiona, relawan rompi, di stand tas daur ulang dapat dikatakan sangat membara dan menular. Tidak mudah mensosialisasikan dan menjual tas daur ulang saat bazar karena mayoritas pembeli akan merasa keberatan dipaksa keluar uang membeli kantong yang umumnya akan diberikan secara gratis.

Fiona (tengah) menawarkan tas daur ulang ke setiap pengunjung dan relawan. Koordinator pekan amal sekalipun tidak terlepas dari cengkramannya.

Sukarelawan cilik menerima nampan berisi alat makan, daur ulang dan sampah dari pengunjung untuk kemudian dipilah.
“Banyak yang datang tidak bawa bag (tas/kanong) sehingga kami menawarkan. Kami menawarkan ini (tas daur ulang) biar mereka menggunakan ini. Kami menjelaskan fungsi dari ini apa, terus dampak daur ulangnya bagi bumi itu apa baiknya.” Fiona menjelaskan bagaimana ia mensosialisasikan tas daur ulang.
“Dengan tas daur ulang, sampah-sampah banyak yang berkurang, terus banyak orang yang bakal tertarik untuk menggunakan tas daur ulang dan tidak menggunakan plastik. Kami di luar bisa menggunakan bahan begini biar tidak menggunakan barang plastik, itu mengurangi banyak (sampah).” Terang Fiona.
Tas tenteng kain daur ulang tidak hanya dijual di stand green packing melainkan semua stand pekan amal. Setiap stand diberikan keranjang berisi 20 tas kain. Relawan pelengkapan rutin mengelilingi setiap stand memastikan keranjang tersebut tetap terisi. Terdapat sekitar 2000 tas kain yang terjual selama pekan amal.

Alat makan dan wadah plastik daur ulang dibersihkan oleh puluhan relawan pelestarian lingkungan.
Membawa Alat Makan Pribadi
Di setiap kupon Pekan Amal Tzu Chi telah diberitahukan untuk membawa tas, wadah dan alat makan jika ingin take away atau bawa pulang, namun tidak jarang pengunjung membawa alat makan sendiri untuk makan di tempat. Pintu masuk kantin dan area makan telah tersedia sendok, garpu dan sumpit yang bersih dan tersusun rapi.
Mendampingi titik pengambilan sendok-garpu juga terdapat tempat pengembalian peralatan makan. Pengunjung membawa peralatan makan, sisa makanan dan sampah untuk dipilah oleh para relawan. Karena sudah dipasang gambar petunjuk, para pengunjung juga dapat dengan mudah memilah sendiri sampah menjadi limbah organik, bahan daur ulang dan sampah yang tidak dapat didaur ulang.

Amat (kiri satu), PIC PL Pekan Amal, bersyukur atas dukungan dari segenap Bodhisatwa PL dari berbagai titik pemilahan dan komunitas.
“Selama ini kami sudah sering melakukan PL (Pelestarian Lingkungan) jadi pengunjung yang datang kembali, mereka sudah mengerti karena ada arahan dari shixiong/shijie di titik pengumpulan barang-barang daur ulang ini.” Jelas Amat, Koordinator PL Bazar.
Amat merasa bersyukur akan banyaknya relawan dan sukarelawan yang membantu di bagian PL. Baik mengarahkan pengunjung cara memilah sampah, mengumpulkan sampah, mencuci alat makan dan mendaur ulang sampah, semua terlaksana dengan lancar. Relawan PL dibagikan menjadi 4 shift dan masing-masing shift membutuhkan sekitar 30 orang relawan. Hal ini dilakukan agar relawan tidak kecapean dan setiap insan dapat turut menggarap ladang berkah PL.

Sukacita para relawan pelestarian lingkungan di hari pertama pekan amal.
Vita, ibu dari dua anak, merupakan salah satu pengunjung yang hadir dengan alat makan pribadi. Tentang daur ulang Vita tidak lagi asing karena anak-anaknya ialah murid dari Kelas Budi Pekerti Tzu Chi. Agar pola hidup ramah lingkungan dapat terbentuk, Vita merasa penting bagi setiap orang tua untuk memberi keteladanan.
“Sebuah tantangan juga mencontohkan ke anak. Harus dari orang tua dulu mencontohkan bagaimana kita di luar kalau mau bungkus makanan. Kita harus membawa alat makan sendiri dari rumah.” Jawab Vita.
Berkat dukungan dari segenap insan Tzu Chi dan masyarakat Kota Batam, hanya sekitar 100 pasang sendok-garpu sekali pakai digunakan selama pekan amal. Wadah plastik daur ulang yang digunakan mencapai 10.000, namun mayoritas telah berhasil didaur ulang berkat jerih payah relawan mencuci wadah tersebut sehingga dapat didaur ulang.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Pekan Amal Tzu Chi 2018: Saling Mendukung, Saling Memahami
23 April 2018Jauh dari hiruk pikuk dan keramaian, sumbangsih para relawan di bagian pelayanan ini tak kalah pentingnya. Di dapur, di tempat pemilahan sampah, dan tempat pencucian piring ini ratusan relawan bergerak dalam diam mendukung kelancaran acara Pekan Amal Tzu Chi.

Pekan Amal Tzu Chi : Semangat untuk Mewujudkan Rumah Sakit Tzu Chi
06 November 2015 Semangat para relawan Tzu Chi, baik dari dalam kota maupun dari luar kota yang begitu antusias membuat para pengunjung yang datang juga bersemangat untuk ikut bergabung mendukung pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi.Pekan Amal Tzu Chi 2025
09 Juni 2025Setelah sempat vakum hampir 6 tahun, Pekan Amal Tzu Chi kembali dilaksanakan pada 7-8 Juni 2025 di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan yang diramaikan oleh 212 stan dari Jabodetabek dan luar kota ini menjual berbagai produk dan makanan.